Sempat menyandang predikat sebagai perusahaan terburuk di Amerika Serikat selama dua tahun berturut-turut, kutukan yang satu ini akhirnya berhasil dihindari EA di tahun 2014 ini. Dukungan franchise terbaru yang berhasil mencapai popularitas tinggi seperti Mirror’s Edge 2, Star Wars: Battlefront dan Dragon Age: Inquisition menjadi salah satu motor pendorong keluarnya EA dari mimpi buruk tersebut. Rilis lancar dari Titanfall dan PvZ: Garden Warfare juga memberikan kontribusi yang tidak kalah besarnya. Dengan semua senjata berat yang mereka miliki, EA masih seringkali berhadapan dengan tudingan sebagai salah satu publisher paling mata duitan di industri game. Sesuatu yang ingin diubah oleh sang CEO baru – Andrew Wilson.
Berkuasa selama 9 bulan terakhir, Andrew Wilson menegaskan bahwa ia sangat memahami bahwa citra EA di masa lalu memang tidak selalu baik. Hal inilah yang ingin ia ubah selama masa kepemimpinannya, menawarkan EA yang lebih menjadikan gamer sebagai fokus utama. Tidak hanya sekedar kebijakan, ia juga ingin menjadikannya sebagai mentalitas baru di dalam tim pengembang EA sendiri. Wilson menyebutkan fakta bahwa mereka rela untuk tidak merilis game NFS dik tahun 2014 ini sebagai salah satu bukti yang paling nyata akan pergeseran fokus ini. Mereka tidak ingin lagi merilis sebuah game yang tidak mampu menghadirkan kualitas yang benar-benar baik. Mereka bahkan rela untuk memberikan sebanyak mungkin waktu yang dibtuuhkan.
Dalam wawancara yang sama, Wilson juga mengungkapkan strategi EA yang kini tidak lagi berfokus untuk mengeluarkan game yang bisa diselesaikan satu kali, dalam waktu singkat. Mereka kini mengejar game yang bisa dimainkan selama berbulan-bulan setelah rilis, membuat EA berperan tak ubahnya perusahaan game yang menawarkan jasa sebagai nilai jual utama. Hal ini jugalah yang ingin mereka capai di Star Wars: Battlefront mendatang.
Bagaimana menurut Anda sendiri? Berapa banyak dari Anda yang setuju bahwa EA sudah mulai berubah?