Android, terlepas dari dominasinya di pasar mobile dan potensi yang ia tawarkan sebagai sebuah sistem operasi terbuka, tidak pernah terlihat menjanjikan sebagai masa depan industri game itu sendiri. Kemampuan performa yang jauh lebih mumpuni memang menjadi pondasi untuk game-game serius dengan kualitas visual yang lebih memanjakan mata. Sayangnya, fakta bahwa sebagian besar device ini harus digunakan menggunakan layar sentuh menjadi kelemahan tersendiri. Sebuah alternatif solusi ditawarkan lewat konsep konsol-mikro di ruang tamu, yang tidak hanya memungkinkan akses terhadap beragam game mobile yang memesona, tetapi juga konten multimedia sederhana. Konsep yang seringkali berujung di pasaran.
Kegagalan dan repson negatif yang diterima oleh sang pencetus – Ouya ternyata tidak menghalangi beberapa produsen besar untuk mengambil langkah yang sama. Salah satunya hadir dari nama yang tidak asing lagi di industri peripheral gaming – Razer. Di kesempatan yang sama dengan Google I/O keynote kemarin, Razer secara resmi mengumumkan produk konsol mikro gaming terbaru mereka, dengan Android sebagai basis sistem operasi. Konsol ini akan mampu memainkan konten multimedia seperti musik dan film, tetap tetap menjadikan gaming sebagai fokus utama, memfasilitasi kebutuhan tidak hanya casual tetapi juga hardcore gamer. Tidak hanya itu saja, ia juga kabarnya akan menyuntikkan fungsi navigasi suara.
Konsol mikro ini sendiri akan dikembangkan oleh tim Razer sama yang sempat memperkenalkan konsep PC modular masa depan –Project Christine beberapa waktu yang lalu. Sayangnya, terlepas dari klaim bahwa ia akan ditawarkan sebagai sebuah produk yang terjangkau, Razer sendiri belum berbagi lebih ekstra detail terkait spesifikasi atau harga yang akan diusung. Satu yang pasti, Razer menargetkan peluncuran di musim gugur tahun 2014 ini.
So another Android-based console? Anyone interested?