Berapa banyak dari Anda yang merindukan bagimana cara publisher game di masa lalu memasarkan produk mereka? Tidak bertele-tele seperti saat ini, hampir semua game yang dirilis ke pasaran memang sudah dipastikan rampung dan menyediakan semua konten yang memang diinginkan oleh developer itu sendiri. Sementara saat ini, publisher lebih tertarik untuk menyempurnakan game setelah rilis via patch atau menawarkan konten ekstra yang harus dibeli lagi dengan menggunakan uang dalam jumlah tertentu, atau yang sering disebut sebagai DLC. Terlepas dari reaksi negatif yang sering mengemuka untuknya, Ubisoft – salah satu publisher terbesar di industri game saat ini, selalu mengandalkan model bisnis seperti ini. Mereka bahkan berani mengklaim bahwa generasi gaming saat ini mulai terbuka terhadap DLC.
Ubisoft memang merupakan sedikit dari publisher yang selalu menyediakan DLC, bahkan dari hari pertama game andalannya dirilis. Terlepas dari reaksi negatif yang mengemuka, Ubisoft menyebut bahwa gamer kini bisa lebih menerima DLC. Sang VP Digital Publishing – Chris Early, dalam wawancaranya dengan situs GamesIndustry International menyatakan bahwa gamer tidak lagi menolak dan mengeluarkan komplain terkait DLC seperti di masa lalu. “Tidak ada perlawanan. Mungkin ada sekitar 12 orang yang berteriak di suatu tempat, tapi terserahlah. Secara keseluruhan, tidak ada masalah”, ungkap Early.
Ia juga menyebut bahwa reaksi lebih positif ini terjadi karena Ubisoft kini berkomunikasi lebih baik dengan gamer sebagai komunitas. Tidak hanya itu saja, ia juga mengklaim bahwa setiap DLC yang menyertai game-game Ubisoft memang konten lengkap yang didesain untuk menawarkan pengalaman gaming yang lebih baik, tidak hanya sekedar meminta gamer untuk membeli sesuatu yang seharusnya sudah disertakan Ubisoft sejak awal rilis.
Bagaimana dengan Anda sendiri? Apakah Anda termasuk gamer yang sudah mulai menerima kehadiran DLC atau tetap anti terhadap tambahan konten berbayar ini?