Tidak ada gamer yang secara eksplisit pernah meminta kepada para produsen untuk terus berjuang dan mempertahankan kontroler berbasis gerakan mereka. Bahkan kecenderungannya justru berbalik, ia tidak pernah mendapatkan respon positif karena minimnya game berkualitas yang mampu mengoptimalkan semua fitur yang sempat dijanjikan. Namun sayangnya, para produsen seperti Sony dan Microsoft seolah tidak pernah belajar dan terus berusaha membuat peripheral tersebut “populer” di pasaran. Microsoft membawa hal ini lebih jauh, dengan bersedia mengorbankan harga Xbox One yang lebih mahal hanya untuk memaksakan Kinect di dalamnya. Sebuah “kesalahan” yang akhirnya dikoreksi beberapa waktu yang lalu.
Microsoft akhirnya merilis bundle Xbox One tanpa Kinect yang berhasil dibanderol dengan harga USD 399 – setara dengan Playstation 4. Sebuah kebijakan yang ternyata berjalan sangat efektif. Harga yang lebih bersaing ini langsung mendongkrak total penjualan Xbox One di pasar Amerika Serikat yang memang menjadi fokus utama. Tidak main-main, Microsoft sendiri mengklaim bahwa kenaikan mencapai 100% di bulan Juni 2014 yang lalu atau dua kali lipat. Sayangnya, mereka sendiri tidak memberikan detail angka pasti berapa total unit Xbox One yang berhasil terjual.
Terlepas dari kenaikan yang begitu tinggi ini, Xbox One ternyata masih belum bisa bersaing dengan sang kompetitor utama – Playstation 4. Data NPD terbaru menunjukan bahwa Playstation 4 masih menancapkan dominasinya di negeri Paman Sam selama 6 bulan berturut-turut dan kembali menjadi yang terbaik di periode bulan Juni 2014 kemarin. Sementara dari sisi perangkat lunak, Mario Kart 8 menjadi yang terlaris, dengan total penjualan melebihi 885.000 kopi dalam waktu yang super singkat – fisik maupun digital. Tidak hanya itu saja, game racing super fun ini juga berhasil mendorong peningkatan penjualan Wii U hingga 233 persen dibandingkan Juni 2013 yang lalu.
Akankah Microsoft dan Xbox One mampu mengejar ketertinggalan ini dengan bundle tanpa Kinect mereka? Still a long way to go, Microsoft..