Terlepas dari beragam perubahan kebijakan yang berusaha mereka suntikkan untuk mengembalikan kembali posisi Xbox One di kancah persaingan next-gen, Microsoft justru terkesan menggali lubang lebih dalam. Setelah menarik kebijakan DRM yang sempat mereka dengungkan sebagai “kunci masa depan” dan kembali ke format awal yang serupa dengan Playstation 4, Microsoft juga menarik ucapan mereka yang sempat menjadikan Kinect sebagai syarat yang tidak bisa diganggu gugat. Setelah mengumumkan bahwa Xbox One dapat dijalankan tanpa Kinect, Microsoft hadir dengan ekstra berita buruk lainnya. Mereka memutuskan untuk menarik rilis perdana Xbox One dari 8 negara awal yang direncanakan.
Anda yang gencar mengikuti berita Xbox One tentu mengetahui rencana Microsoft untuk menjadikan 21 negara di seluruh dunia sebagai konsumen pertama yang beruntung mencicipi konsol next-gen ini. Ke-21 negara ini akan dapat menikmati Xbox One sejak awal November 2013 ini. Namun siapa yang menyangka, rencana ini ternyata juga dirombak ulang kembali oleh Microsoft. Mereka memutuskan untuk menarik 8 negara rilis perdana ini dan “melempar” mereka ke waktu rilis 2014. Kedelapan negara ini adalah: Belgia, Denmark, Finlandia, Norwegia, Russia, Swedia, dan Swiss. Sementara 13 negara yang tetap mendapatkan Xbox One 1 November 2013 mendatang: Australia, Austria, Brazil, Canada, France, Germany, Ireland, Italia, Mexico, Spain, Inggris, Amerika Serikat, dan Selandia Baru.
Lantas apa yang membuat kedelapan negara ini dicabut statusnya sebagai negara rilis perdana? Microsoft menyebut rencana penetrasi pasar di 21 negara sebagai sebuah tujuan yang terlalu agresif dan ambisius. Menimbang proses lokalisasi dashboard Xbox one dalam ke dalam beragam bahasa, termasuk penambahan suara dan dukungan aplikasi lokal membuat proses ini tidak mudah. Bagi gamer 8 negara ini yang sudah melakukan proses pre-order untuk dapat menikmati konsol ini secepat mungkin, Microsoft minta maaf dan menjanjikan kompensasi berbentuk game original di peluncuran resmi mendatang.
Dengan begitu banyak perubahan yang mereka lakukan, kondisi Xbox One tentu terlihat sangat tidak stabil untuk dilirik. Gamer yang sudah tidak sabar untuk mencicipinya dan melakukan proses pre-order masih harus berhadapan dengan kebijakan yang terus berubah dan tidak pernah tetap. Seriously Microsoft, you gotta stop this behaviour!