Apa yang membedakan sebagian besar dari kita – gamer biasa dengan gamer professional? Pertama, tentu saja berangkat dari fakta bahwa gamer pro menjadikan video game sebagai mata pencaharian dan memang menghasilkan. Alasan kedua yang tidak bisa dibantah? Skill. Untuk mampu berkompetisi melawan mereka yang terbaik dari seluruh dunia, gamer professional dituntut untuk menguasai sebuah game secara maksimal. Tidak hanya sekedar memperlihatkan gerak respon cepat, tetapi juga strategi yang mumpuni. Namun sayangnya, tidak semua gamer professional memiliki tingkat sportivitas seperti yang kita impikan. Dua gamer professional dunia game FPS andalan Valve – Counter Strike: Global Offensive disinyalir menggunakan cheat.
Dua pemain tersebut adalah SF dari Epsilon dan KQLY dari Titan yang tertangkap oleh sistem VAC (Valve Anti-Cheat) dan mendapatkan hukuman ban langsung dengan mengunci akun mereka. Parahnya lagi? Cheat ini ternyata begitu canggih hingga bisa digunakan di turnamen LAN sekalipun. Terintegrasi dengan Steam Workshop, cheat ini akan otomatis diunduh oleh pemilik akun Steam setelah melakukan login, memungkinkan proses ini dilakukan dimanapun. Akibat dari kasus ini, Epsilon terancam ditendang dari turnamen DreamHack Winter. Belum jelas nasib yang akan menyelimuti keduanya.
Dengan sistem seperti ini, muncul keraguan akan prestasi yang berhasil diraih oleh Epsilon dan Titan selama ini, apakah memang ditempuh dengan cara jujur atau memang menggunakan cheat yang tidak terdeteksi ini. Tidak hanya scene eSports yang tercederai, kasus seperti ini juga tentu akan mencederai kepercayaan para sponsor yang sudah mendukung tim-tim ini. Semoga saja Valve berhasil membasmi cheater-cheater “kelas kakap” ini.
↧