Melimpahkan tugas berat untuk menangani sebuah franchise raksasa ke developer berbeda tentu bukan tugas mudah bagi EA, apalagi mengingat ia merupakan salah satu sumber uang yang begitu menghasilkan. Namun langkah “gila” inilah yang dilakukan EA dengan franchise Battlefield mereka. Di bawah bendera Visceral Games – yang sebelumnya terkenal lewat proyek Dead Space mereka yang fenomenal, Battlefield Hardline hadir dengan pendekatan yang berbeda. Tidak lagi seperti seri utama dengan perang militer dengan plot yang selalu berhubungan dengan ancaman padaAmerika Serikat sebagai negara superpower dunia, Hardline menawarkan tema polisi – kriminal sebagai daya tarik utama. Nilai jual yang sudah mereka dengungkan sejak tahun lalu.
Kesan Pertama
Pertanyaannya, berhasil kah? Untuk mode multiplayer yang sudah menjalani dua kali masa beta di masa lalu, Hardline memang seolah tidak bisa lepas dari akar Battlefield 4-nya. Engine yang sama dengan modifikasi yang tidak signifikan, gun-handling yang serupa, bahkan variasi senjata yang berbeda tidak banyak membantu. Lantas, bagaimana dengan single player-nya sendiri? Kesempatan tersebut untuk mencicipi sisi cerita yang sempat digembar-gemborkan Visceral akan terasa berbeda dibandingkan game-game FPS lain akhirnya tiba! Battlefield Hardline akhirnya meluncur ke publik untuk Playstation 4, Xbox One, dan PC. Untuk menjawab rasa penasaran yang ada, mode single player pula lah yang menjadi fokus artikel preview kali ini.
Untuk mode single player, Visceral Games memang harus diakui berhasil menawarkan pendekatan yang jauh berbeda dibandingkan seri Battlefield yang selama ini Anda kenal, dari sisi cerita maupun gameplay. Pertama, Anda tidak akan berhadapan dengan pertempuran epik yang seolah dibangun untuk menentukan nasib dunia. Tidak ada pesawat jet yang meledak di angkasa, tidak ada kapal induk yang tenggelam ke dasar laut, ataupun gedung pencakar langit yang harus rubuh (setidaknya dari yang kami cicipi sejauh ini). Ia hadir lebih personal dengan kekuatan karakter lebih ditonjolkan. Gameplay juga ikut berubah. Alih-alih perang terbuka dengan segudang senjata baru, inovasi baru disuntikkan – dengan medan pertempuran yang lebih terbuka dan kesempatan untuk melakukan aksi stealth yang lebih ditonjolkan. Kemampuan untuk melakukan takedown non-lethal juga jadi fitur.
Walaupun demikian, ada beberapa catatan kecil yang sudah kami temui dari beberapa jam awal gameplay. Salah satu yang cukup mengkhawatirkan adalah tingkah laku AI yang bahkan tidak lebih baik daripada game-game FPS pada umumnya. Beberapa dari mereka terlihat tidak cukup tanggap walaupun Anda menyerang teman mereka dalam jarak yang dekat. Beberapa musuh juga terlihat tidak tewas secara instan, terlepas dari fakta bahwa Anda melemparkan peluru tepat di kepala mereka. Apakah hal-hal kecil ini akan diperbaiki dalam waktu dekat, setidaknya sebelum review Battlefield Hardline dari kami meluncur? Semoga saja.
Sembari menunggu waktu yang lebih proporsional untuk melakukan review, dan menyelami mode multiplayer lebih dalam, izinkan kami memberikan segudang screenshot di bawah ini untuk membantu Anda mendapatkan gambaran soal kualitas visual seperti apa yang ditawarkan oleh Battlefield Hardline ini.
PS: Klik Gambar untuk Memperbesar