Bayangkan sebuah skenario dimana ibu Anda, misalnya, baru saja membeli semua bahan-bahan masakan kesukaan Anda. Masakan yang tidak pernah bisa dibandingkan dengan masakan manapun, yang cukup untuk membuat Anda bersemangat kembali setelah melewati serangkaian aktivitas yang melelahkan. Ibu terlihat begitu sibuk di dapur dengan bahan yang tertata manis di meja. Ia terlihat memotong, membersihkan, dan meracik semua bumbu yang dibutuhkan, bahkan memperlihatkan kepada Anda sebuah buku resep, yang memvisualisasikan bentuk masakan yang hendak ia buat.
Anda tersenyum, Anda tidak sabar lagi hendak mencicipinya. Apa yang terjadi? 8 jam kemudian semua bahan yang sama masih tertata di meja, dan ibu tidak terlihat sama sekali di dalam rumah. Respon utama yang meluncur tentu saja, “Apa yang terjadi? Dimana masakan yang ditunggu?”. Anda mengerti kekecewaan seperti ini? Selamat, karena Anda baru saja memahami apa yang terjadi di benak sebagian besar gamer yang menunggu eksistensi Final Fantasy XV selama 8 tahun terakhir.
Penantian yang boleh terbilang, sangat melelahkan dan mengesalkan di saat yang sama. Bagaimana tidak? Diperkenalkan dengan konsep yang masih muda, bahkan dengan beberapa trailer gameplay, game yang masih mengusung nama “Final Fantasy Versus XIII” dan ditujukan untuk Playstation 3 tersebut seolah tenggelam begitu saja. Square Enix justru habis-habisan berusaha melemparkan lebih banyak petualangan Lightning yang tidak pernah diminta basis fansnya. Parahnya lagi, rasa penasaran akan eksistensi Versus tidak pernah terjawab dengan pasti. Sikap tutup mulut Square Enix di kala itu memicu rumor pembatalan yang menyebar kuat di dunia maya. Untung saja, harapan penggemar JRPG di seluruh dunia terjawab di event E3 2014 yang lalu.
Lahir kembali sebagai Final Fantasy XV, pergantian kepemimpinan dari Tetsuya Nomura ke Hajime Tabata seolah menjadi angin segar. Apa pasal? Tabata terlihat jauh lebih aktif mengkomunikasikan perkembangan Final Fantasy XV kepada publik, dari mekanik gameplay, karakter, cerita, hingga beragam fitur utama yang hendak disuntikkan. Tabata juga secara aktif merespon beragam pertanyaan dan feedback dari gamer untuk diimplementasikan ke game yang kabarnya, baru rampung 65% ini. Hal ini melahirkan rasa aman, rasa optimis bahwa Square Enix memang menjadikan proyek ambisius ini sebagai prioritas. Berita yang jauh lebih baik? Setelah 8 tahun hanya bisa menatap dan berharap, kesempatan untuk menikmati secuil pengalaman Final Fantasy XV akhirnya ditawarkan. Square Enix melemparkan demo Final Fantasy XV – Ep. Duscae bersama dengan rilis Final Fantasy Type-0 HD untuk Playstation 4 dan Xbox One.
Sebagai salah satu gamer yang begitu mengantisipasi proyek ini sejak 8 tahun yang lalu, ini adalah sebuah mimpi menjadi kenyataan. Bahwa pada akhirnya, kami benar-benar bisa menikmati sedikit petualangan Noctis dkk secara interaktif. Lantas apa saja yang bisa diantisipasi dari Final Fantasy XV versi demo ini? Apa saja yang berubah? Apakah ia memperlihatkan potensi untuk sukses setelah melewati proses pengembangan yang begitu panjang? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
↧