BEM FTI UNTAR mengadakan acara Informatic Celebration 2015 yang bertema Digital Ethnic yaitu suatu acara yang perpaduan antara unsur-unsur kebudayaan dengan teknologi beberapa hari yang silam.
Adapun kompetisi DOTA2, kompetisi Cosplay dan pentas seni (FTI Festival) diselenggarkanuntuk memeriahkan acara ini. Tujuan utamanya jelas, hendak membuktikan bagaimana perkembangan teknologi tidak selalu identik dengan hilangnya nilai kebudayaan dalam masyaraka, sekaligus memperkenalkan Univ. Tarumanagara pada lingkup masyarakat yang lebih luas. Sementara itu, turnamen DOTA 2 dipilih sebagai sarana untuk menghilangkan kepenatan setelah proses belajar mengajar, sekaligus menjadi media efektif untuk mempromosikan semangat sportivitas, kekompakan, dan lingkungan kampus yang positif. Bersama dengan banyak sponsor lain dan media partner, termasuk JagatPlay, acara ini berjalan “panas”.
Panas, dalam pengertian yang positif tentu saja. Dari lantai Turnamen DOTA 2, dengan hadiah jutaan Rupiah yang bisa diperebutkan, dua tim terbaik dalam kompetisi Digital Ethnic ini akhirnya membawa pertempuran antara Team Revenge dan Team RRQ sebagai pertarungan epik penutup. Pertandingan yang mencurahkan segala bentuk skill dan kerjasama yang solid ini akhirnya berujung manis bagi RRQ. Mereka berhasil mencatatkan diri sebagai pemenang dari turnamen ini, dan berhak membawa pulang hadiah sebesar 4 Juta Rupiah. Sementara juara 2 dan 3 masing-masing berhak membawa pulang 3 Juta Rupiah dan 2 Juta Rupiah.
Atmosfer keseriusan yang sama juga terlihat jelas dari lantai turnamen Cosplay yang dilombakan di hari yang sama. Jangan dianggap remeh, peserta datang dengan konsep dan build kostum yang secara instan, berhasil memukau kami. Dua peserta menawarkan desain kostum hero yang tentu tidak asing lagi dengan para penggemar DOTA 2. Benar sekali, Anda bisa melihat Faceless Void dan Doom tengah berjuang bersama di lane Universitas Tarumanagara. Namun yang berhasil membuat banyak penonton jatuh hati? Combo cosplay yang mempertemukan sosok Atom dari Reel Steal dan sang pengendalinya. Gerakan yang terkombinasi manis dengan musik memperkuat kostum yang mereka bawakan. Anda bisa merasakan aura kompetitif sekaligus menyenangkan, mengalir dari turnamen yang satu ini.
Secara garis besar, event Digital Ethnic yang diselenggarakan Universitas Tarumanagara ini berjalan dengan manis, memenuhi misi utama untuk menanamkan nilai-nilai positif dan klasik dalam situasi yang jauh lebih modern. Bravo, Universitas Tarumanagara!
Bagaimana dengan Universitas Anda sendiri? Tertarik untuk menyelenggarakan turnamen dengan konsep yang sama?
↧