Bukan hal yang mudah bagi sebuah developer yang baru hendak masuk ke industri game, untuk meraih popularitas tinggi, bahkan jauh sebelum game yang mereka racik keluar di pasaran. Ada banyak cara sebenarnya untuk menempuh hal ini. Antara mempersiapkan sebuah game yang benar-benar fantastis di sisi kualitas, bahkan mengalahkan game-game racikan developer raksasa, atau menawarkan sebuah tema unik yang tidak berani disentuh oleh jalur mainstream karena ketakutan tidak sukses di pasaran. Dari jalur indie, game-game seperti Gone Home atau This War of Mine tumbuh menjadi judul yang terus diperbincangkan karena perpaduan keduanya. Namun selalu ada kasus dimana kontroversi menjadi senjata yang lebih efektif. Hal inilah yang terjadi dengan developer asal Polandia – Destructive Creations.
Hanya dalam waktu singkat, game racikan mereka – Hatred langsung mendapatkan perhatian dari gamer di seluruh dunia, termasuk dari media-media raksasa gaming. Bukan karena kualitas, tetapi karena pendekatan gameplay dan tema yang menuai kontroversi. Berperan sebagai seorang psikopat yang terlibat dalam aksi pembunuhan orang-orang yang tidak bersalah, Hatred disebut sebagai “standar terendah” industri gaming. Ada ketakutan bahwa ia justru menjadi justifikasi yang selama ini dinantikan orang awam soal bagaimana video game bisa memicu tindak kekerasan dan kriminal. Destructive Creations tidak bergeming, tetap merilis Hatred lewat jalur distribusi digital, dan menjadikannya sebagai game Adult Only (Hanya untuk Dewasa) kedua yang mendapatkan rating tersebut hanya dari konten kekerasan – tanpa ketelanjangan.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Hatred ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang sekedar menjual kontroversi? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
↧