Ada sebuah mitos yang selalu muncul setiap kali The International digelar. Bahwa lebih kaya jutaan USD dengan menjadi juara pertama di event e-Sports paling bergengsi di dunia ini juga bisa berujung menjadi kutukan. Mengapa? Karena selama ini, hampir tidak pernah ada satu pun tim pemenang The International yang berhasil memenangkan gelar ini lagi. Yang terjadi justru sebaliknya, performa mereka biasanya semakin menurun dan kian tidak konsisten setelah event ini berakhir. Benar saja, The International 2015 seolah membuktikan “kutukan” tersebut. Satu tim tidak lolos kualifikasi, sementara tiga di antaranya harus bersaing di Lower Bracket yang beresiko tinggi. Parahnya lagi? Hari pertama event utama sudah memakan korban.
Gamer penggemar DOTA 2 mana yang belum pernah mendengar nama Na’Vi sebelumnya? Pemenang The International pertama ini memang harus berjuang keras untuk bisa bersaing di event tahun ini. Hal yang sama juga terjadi dengan Newbee – tim penuh kejutan yang berhasil menjadi kuda hitam dan menyabet gelar The International 2014.
Berita buruknya? Kisah mereka di The International 2015 ternyata harus berakhir awal. Setelah jatuh ke Lower Bracket, Na’Vi ternyata harus menelan kekalahan melawan VG, sementara Newbee bertekuk lutut di bawah permainan rapi MVP. Phoenix. Keduanya harus puas membawa pulang hadiah “hanya” USD 54.000 saja. Selain kedua tim tersebut, Fnatic dan MVP.Hot6 juga bernasib sama. Invictus Gaming (IG) menjadi satu-satunya mantan juara The International yang masih bertahan hingga saat ini di Lower Bracket.
Event The International 2015 sendiri masih akan terus digelar selama beberapa hari ke depan, memperebutkan prize pool yang kini sudah menyentuh angka USD 18 juta atau sekitar 242 Milyar Rupiah! Bagaimana dengan Anda sendiri? Adakah di antara Anda yang merupakan fans berat Navi atau Fnactic yang bersedih karena hasil ini?