Mengejutkan dan tidak bisa dipercaya, dua reaksi ini yang mungkin keluar dari para penggemar game MOBA andalan dari Valve – DOTA 2 ketika berhadapan dengan berita yang menyebar akhir minggu lalu. Bagaimana tidak? Bongkar pasang anggota tim bukanlah sesuatu yang asing lagi terjadi di scene profesional game ini, apalagi selepas turnamen berhadiah belasan juta USD – The International selesai digelar. Kegagalan dan performa yang buruk membuat banyak pemain berusaha mencari “rumah” baru, sukarela maupun dipaksa. Namun ada satu kejutan yang tidak pernah diprediksi sebelumnya. Sang pemenang The International 2015 – Evil Geniuses (EG) justru menendang salah satu anggota mereka – Aui_2000 begitu saja. Gelombang negatif pun mengarah pada sosok PPD sebagai kapten EG yang dianggap bertanggung jawab atas keputusan ini.
Setelah mendapatkan reaksi negatif yang cukup intens selama beberapa hari terakhir ini, apalagi dengan kepastian kembalinya Arteezy dari Tim Secret ke EG untuk bermain sebagai Carry, PPD sebagai kapten akhirnya buka mulut untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Dalam post blog resminya, PPD menjelaskan bahwa keputusan untuk menendang Aui_2000 keluar dari tim adalah sesuatu yang sudah ia pikirkan panjang, dengan menilai baik dan buruknya keputusan tersebut. PPD berterima kasih pada kerja keras semua anggota tim sehingga membuat EG menang di DAC dan The International 2015. Namun ia mengaku, bahwa ia tidak lagi tahan dengan hadirnya Aui_2000 di tim mereka.
PPD menyebut bahwa Aui_2000 sebenarnya adalah seorang pekerja keras, penuh dedikasi, punya talenta besar, bisa dipercaya, dan mudah diarahkan. Walaupun demikian, ia punya 3 faktor kekurangan yang menurut PPD akan fatal bagi EG di masa depan: bukan komunikator yang efektif, mudah membuat kesalahan ketika tertekan, dan menciptakan lingkungan yang penuh dengan stress bagi EG. PPD menyebut bahwa Aui_2000 adalah orang yang berbicara banyak namun seringkali tidak memiliki esensi percakapan sama sekali, membuat posisinya sebagai kapten menjadi lebih sulit. Ia juga mengaku bahwa lebih banyak permainan berakhir menjadi 4 anggota tim yang lain berjuang untuk menemukan farm bagi Aui_2000 untuk memastikan karakter yang ia gunakan tetap relevan. Sementara, PPD sendiri berakhir menjadi karakter dengan level terendah.
Namun yang terburuk bagi PPD adalah ketidakmampuan Aui_2000 untuk mengatasi rasa tertekannya sendiri. Begitu ia tertekan dan merasa tidak nyaman, Aui akan berakhir dengan gaya permainan yang sangat buruk. Ini membuat EG hanya bisa mengembangkan gaya permainan yang terbatas karena harus memastikan fokus mereka pada Aui itu sendiri. Apalagi ia juga menyebut bahwa Aui seringkali berakhir mengeluh setiap kali kalah, bahkan di turnamen besar sekalipun dan membuat kondisi tim semakin stress. Oleh karena itu, PPD secara terbuka menyebut bahwa ia tidak ingin lagi berada di tim yang sama dengan Aui.
PPD juga menegaskan bahwa hal ini tidak terjadi secara tiba-tiba karena ia sudah memperingatkan Aui terlebih dahulu. Ia mengaku bahwa dirinya memang sombong, namun ia selalu melakukan hal dengan kondisi EG secara keseluruhan sebagai prioritas.
Bagaimana menurtu Anda sendiri, terutama para penggemar DOTA 2? Apakah penjelasan ini cukup untuk membuat Anda memahami posisi PPD dan EG? Atau tetap ada perasaan tidak adil untuk sosok Aui_2000 itu sendiri?
Source: Peter Pandam