Berapa banyak dari Anda yang pernah membeli sebuah item dengan menggunakan uang nyata dari sebuah video game, terutama dari game-game yang memang menjadikan mikrotransaksi sebagai salah satu fitur utama? Menggunakan uang nyata untuk mendapatkan equipment, power up, atau bahkan menaikkan kemampuan karakter memang menjadi media mudah bagi para publisher untuk mendulang uang, namun bukanlah opsi yang menarik bagi gamer secara umum. Membeli game dengan harga penuh dan menemukan bahwa Anda masih ditawarkan sebuah “item mall” untuk membuka elemen lain tentu mengecewakan. Namun bagi developer Just Cause – Avalanche Studios, ini akan menjadi masa depan untuk platform next-gen!
Dalam akun Twitter resminya – boss besar Avalanche Studios – Christofer Sundberg menyatkan bahwa mode miktrotransaksi, langganan, dan model bisnis yang lain akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari industri game next-gen. Alasannya? Karena biaya produksi setiap game yang kian mahal tidak akan mampu lagi disokong dengan hanya menjualnya di harga standar saat ini. Ia meyakini akan ada banyak developer yang akhirnya berujung menawarkan game mereka sebagai sebuah game free to play di generasi terbaru ini, dan menawarkan item mall sebagai solusi. Ia juga menunjuk Killer Instinct sebagai salah satu contoh arah tren yang mulai terjadi.
Ketakutan Sundberg memang bukannya tanpa alasan. Tiga dari game rilis awal Xbox One – Killer Instinct, Forza 5, dan Ryse: Son of Rome sudah menyuntikkan mekanisme “item mall” untuk membeli segudang item baru dengan menggunakan uang nyata. Tidak hanya Microsoft, Gran Turismo 5 yang akan diluncurkan ke Playstation 3 juga akan mengusung konsep serupa.
Item mall sebagai masa depan industri game? Please NO!