Memang bukan perkara mudah untuk menjual sebuah game dengan daya tarik sensualitas tinggi di pasar Barat, terutama Amerika Serikat. Negara adikuasa ini memang cukup terbuka dengan banyak ide, namun harus diakui, video game tetap tidak diperlakukan selayaknya produk kreatif seperti halnya film dan musik. Game-game dengan karakter wanita seksi biasanya akan mengundang komentar negatif dari kelompok “feminis” yang melihatnya sebagai bentuk eksploitasi, terlepas dari fakta apakah mereka gamer ataupun bukan. Berita buruknya? Industri game, terutama dari Jepang, berakhir menurut seperti yang dilakukan Nintendo dengan Fatal Frame dan Xenoblade Chronicles X. Namun Team Ninja, tak lagi mau dipusingkan dengan hal ini.
Berbeda dengan pernyataan mereka di masa lalu yang akan menyerahkan status Dead or Alive Xtreme 3 versi Barat pada permintaan fans, Team Ninja akhirnya hadir dengan keputusan yang lebih tegas. Mereka memastikan bahwa Dead or Alive Xtreme 3 tak akan dirilis untuk region tersebut dan sementara ini tak ada rencana untuk mengubah keputusan tersebut. Alasannya? Seperti yang bisa diprediksi, karena respon yang mereka dapatkan di masa lalu. Selama dua tahun terakhir ini, Team Ninja selalu dikritik karena “perlakuan” mereka terhadap karakter wanita yang ada, dan berpotensi memburuk dengan game yang satu ini. Oleh karena itu, mereka tak ingin lagi berhadapan dengan respon yang sama.
Untuk gamer di region Barat yang benar-benar ingin memainkan Dead or Alive Xtreme 3, Koei Tecmo menyarankan mereka untuk mengimpor sendiri game tersebut dari versi Asia yang tetap akan meluncur 25 Februari 2016 mendatang. Opsi ini dipandang sebagai yang terbaik karena versi Asia juga memuat bahasa Inggris di dalamnya.
Bagaimana dengan Anda sendiri? Berapa banyak dari Anda yang menantikan kehadiran Dead or Alive Xtreme 3 untuk Playstation 4 dan PS Vita ini?