Uang tidak tumbuh dari pohon. Ucapan tersebut mungkin berlaku untuk sebagian besar manusia, tetapi tampaknya tidak berlaku untuk Steam, layanan penjualan game melalui media online dari Valve. Demi mendapatkan uang yang berlimpah, Steam menumbuhkan sendiri pohon uangnya di 2015 lalu dalam bentuk menampilkan penjualan judul terbanyak dalam sejarahnya, yaitu sampai lebih dari 3000 judul game! Hasilnya, panen uang Steam pada 2015 berhasil memecahkan rekor dan mendapatkan keuntungan sampai US$3,5 Milyar, atau sekitar 48,2 Triliun Rupiah; artinya mencapai 2,7 persen penghasilan Indonesia pada 2015!
Penghasilan kasar yang didapatkan Steam tersebut disimpulkan dari data yang berhasil didapatkan oleh Steam Spy, tool web buatan Sergey Galyonkin yang merupakan implementasi Steam Web API untuk mengumpulkan informasi publik dari Valve. Meskipun tidak 100 persen akurat, tetapi data yang dihasilkan dapat dipercaya dan mampu memperlihatkan keuntungan yang didapatkan Steam berdasarkan penjualan dan kepemilikan game dalam waktu tunda 3 hari. Melalui data tersebut, terlihat jelas bahwa 2015 merupakan tahun terbaik penjualan game melalui Steam. Setidaknya Steam berhasil menggenggam sekitar 15 persen dari semua penjualan game PC di dunia.
Besarnya penjualan judul game baru di Steam, yaitu sebanyak lebih dari 3000 titel game, dibandingkan 1900 judul pada 2014, sempat menimbulkan kekhawatiran pengembang game Indie. Benar saja, pada laporan keuntungan Steam yang dikumpulkan oleh Steam Spy, tidak banyak game Indie yang berhasil mencapai 10 besar penjualan game di Steam. Rocket League, game Indie dengan tema pertandingan bola dengan menggunakan mobil sebagai pengganti pemain manusia berhasil menempati posisi keempat dengan total revenue US$30 juta atau sekitar 414 Milyar Rupiah. Posisi pertama ditempati oleh Grand Theft Auto V dengan revenue US$161,2 juta (Rp2,2 Triliun), diikuti dengan Fallout 4 di posisi kedua dengan keuntungan US$ 122,5 (Rp1,6 Triliun) dan ARK: Survival Evolved pada posisi ketiga.
Membludaknya keuntungan Steam pada 2015 lalu tidak dapat dipungkiri berkat pemilihan waktu Steam Sale yang begitu cerdik. Bukan hanya potongan harga yang diberikan pada Sale tersebut begitu menggiurkan, waktu terjadinya seakan begitu diperhitungkan ketika Anda sedang memiliki uang. Secara keseluruhan, menurut Sergey waktu paling menguntungkan untuk membeli game di Steam Sale adalah ketika Summer dan Winter Sales, yaitu pada April dan Desember. Fakta tersebut terungkap dari grafik penjualan terkait Steam Sale itu sendiri.
Harus diakui, belanja game secara digital melalui layanan Steam memang semakin menguntungkan, terutama berkat potongan harga luar biasa yang diberikan pada Summer dan Winter Sale. Namun, apakah tren ini akan semakin memberatkan penjualan game Indie seperti yang terlihat pada 2015 lalu? Lalu, akankah Steam akan terus mempertahankan tren potongan harga tidak masuk akal ini di 2016? Let’s wait and see!
Source: Medium