Anda masih ingat dimana di masa lalu, atau bahkan saat ini, dimana Anda merasa sangat ingin bolos sekolah hanya untuk menyelesaikan game keren yang baru saja Anda beli atau tengah Anda mainkan? Hampir sebagian besar dari kita tentu sempat mengalami fase yang satu ini, apalagi ketika karakter-karakter RPG Anda mulai “memanggil” Anda dari balik layar televisi untuk terus memperkuat mereka lewat grinding dan lebih banyak sidequest. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, bahkan sekolah pun mulai harus beradaptasi dengan video game itu sendiri. Salah satu sekolah di Norwegia bahkan sudah mulai menjajal opsi untuk membuka kelas khusus untuk E-Sports, cabang olahraga elektronik berbasiskan video game.
Popularitas game-game kompetitif dengan turnamen raksasa berhadiah jutaan USD memang tak bisa lagi dikesampingkan begitu saja. Ia mulai terlihat sebagai sebuah jalur karir potensial untuk dijajal, apalagi jika tren ini terus berlangsung di masa depan seiring dengan tampilnya video game sebagai indsutri hiburan mainstream. Sebuah SMA di Norwegia – Garnes Vidaregaande Skule tampaknya sangat mengerti akan potensi tersebut. Lewat sebuah video resmi, mereka mengumumkan akan membuka kelas alternatif untuk mendalami E-Sports di tahun 2016 ini. Sebuah kelas yang memungkinkan siswa untuk menjajal, memainkan, dan mengembangkan skill kompetitif untuknya.
Akan dimulai di bulan Agustus 2016, Petter Grahl Johnstad – Manager Science Department sekolah ini mengungkapkan bahwa kelas ini tidak akan memuat buku pelajaran sama sekali. Lebih berfokus pada praktik, mereka akan memastikan siswa-siswa ini mendapatkan pengetahuan mendalam soal game yang mereka pilih. Fokusnya tidak untuk kesenangan personal, tetapi membangun identitas sebagai sebuah tim, menciptakan kerjasama yang solid, serta mengukuhkan motivasi di baliknya. Ia ingin sesama siswa dalam kelas bisa mengandalkan satu sama lain.
SMA ini sendiri sudah akan menyediakan lebih dari 15 PC high-end untuk memfasilitasi hal ini. Kerennya lagi? Ruangan gaming ini akan tersedia untuk digunakan oleh siswa di siang dan sore hari setiap hari belajar-mengajar. Walaupun saat ini kesempatannya sangat kecil, namun besar harapan bagi kita, gamer Indonesia, bahwa hal yang sama juga bisa diimplementasikan di sekolah di Indonesia yang masih punya pemikiran sangat sempit soal video game itu sendiri. Yang bisa dilakukan siswa di Indonesia saat ini? Iri. Seiri mungkin.
Source: Gamespot