Perkembangan teknologi di bidang gaming biasanya selalu diarahkan kepada sesuatu yang mudah terlihat, yaitu peningkatan tampilan grafis yang luar biasa. Bahkan, tidak bisa dipungkiri pula bahwa saat ini ada kalangan gamer yang menimbang bagus atau tidaknya game dari tampilannya belaka. Bila ia tidak memiliki kualitas grafis realistik, maka mereka langsung menjatuhkan palu bahwa game itu jelek. Namun, sebenarnya hal terpenting dari game bukanlah sesuatu yang superficial dan langsung terlihat saja, melainkan gameplay, sesuatu yang mampu membuat gamer hardcore rela menginvestasikan begitu banyak waktunya yang berharga untuk memainkan game tersebut.
Dragon’s Dogma Dark Arisen adalah salah satu contoh dari game tersebut. Bila Anda ingin membandingkannya dengan game terbaru dengan tampilan grafis super tinggi belakangan ini, maka game ini berada di bawah. Namun, lain lagi bila Anda mempertimbangkan gameplay dari game ini. Bukan hanya game ini mampu membawa Anda ke dalam petualangan yang begitu menarik, bahkan pada satu titik mampu membuat pemainnya lupa makan, tetapi game ini juga mampu memperlihatkan dunia yang begitu luas.
Game ini juga bukan untuk gamer yang berharap untuk dimanjakan. Hampir setiap daerah di dalam game ini akan berusaha untuk menjadikan karakter Anda sebagai makan malamnya. Meskipun belum sampai tahap hardcore susah pada tingkat kesulitan normalnya seperti Dark Souls, tetapi game ini cukup untuk membuat Anda mati berulang kali. Bahkan, bisa sampai tahap Anda akan terus berulang kali melakukan save game setelah mengalahkan satu kawanan musuh.
Rahasia dari serunya game ini berasal dari mekanik pertarungan yang sangat menarik. Bukan hanya Anda perlu mengatur kelompok atau party yang dibawa ketika bertarung dengan tepat, Anda juga pada satu titik perlu mulai mempelajari kekuatan dan kekurangan setiap musuh. Sebab, game ini memiliki begitu banyak variasi musuh dan semuanya memerlukan taktik secara real time untuk dapat dikalahkan tanpa banyak melukai party yang Anda bawa.
Saat Naga Mencuri Jantung
Dragon’s Dogma Dark Arisen adalah adaptasi dari game console Xbox360 dan PS3 yang dirilis pada 2012 lalu. Pada versi ini, game tersebut telah ditambahkan dengan DLC Dark Arisen yang memperdalam permainan dengan dungeon baru. Namun, pada dasarnya game ini masih memiliki alur cerita yang sama dengan core gamenya. Jadi, Anda tidak perlu khawatir akan melewatkan porsi penting dari ceritanya pada versi yang telah ditambahkan ini.
Cerita dari game ini dimulai pada masa ketika monster dan Naga adalah fakta, bukan dongeng yang diceritakan untuk teman tidur di masa kecil. Ancaman dari mereka begitu besar sehingga melangkah keluar dari perlindungan dinding desa saja dapat menjadi akhir dari hidup Anda! Namun, lain lagi masalahnya bila masalah yang datang ke melewati dinding perlindungan yang tebal tersebut! Ya, itulah yang terjadi saat makhluk omnipotent berupa Naga datang mengunjungi desa Anda!
Bila dibandingkan dengan monster apapun di dunia, Naga adalah makhluk yang ada di puncak rantai makanan. Oleh karena itu, melawan Naga membutuhkan pasukan besar bahkan untuk menahan lajunya saja, belum membunuhnya. Mengetahui hal tersebut, tetap saja Anda harus mempertahankan desa yang dicintai dari serangan Naga tersebut, meskipun tanpa bantuan pasukan besar. Hasilnya tentu saja sudah pasti, tetapi melihat kegigihan seekor semut, yaitu Anda sendiri, melawan Naga tersebut dengan sekuat tenaga ternyata menimbulkan reaksi yang berbeda dari sang Naga.
Akhirnya, pada hari itu Anda dipilih oleh Naga tersebut sebagai orang yang harus mengalahkannya. Caranya, dengan mencuri jantung Anda dan merubah Anda menjadi Arisen! Ingin jantung Anda kembali? Lawan dulu Naga itu! Alur cerita tersebut membawa Anda ke dalam pergulatan menarik untuk meningkatkan kekuatan dan di saat bersamaan faksi politik di kerajaan juga ingin mengambil keuntungan dari kehadiran Anda!
Alur cerita dalam game ini sendiri sebenarnya sangat menarik untuk diikuti. Sayangnya, kekurangan terbesarnya justru berada pada dialog dan pengisi suara. Seringkali Anda akan bertemu dengan dialog yang kurang mengena dan lebih parahnya semua itu disuarakan dengan canggung. Seakan percakapannya terhenti pada satu dialog dan diteruskan secara tidak alami di dialog berikutnya.
Review ini menggunakan testbed dari:
Dikerjakan Dengan ROCCAT Isku FX, ROCCAT Kone Pure,ROCCAT Hiro, dan ROCCAT Kave XTD Digital