Bulan Desember 2013 memang menjadi bulan yang terhitung “pahit” untuk semua gamer di seluruh dunia. Bagaimana tidak? Setelah berhadapan dengan segudang game-game super keren dan bahkan peluncuran konsol generasi terbaru selama beberapa bulan terakhir, Desember justru menjadi bulan yang begitu kering. Sebagian besar publisher tampaknya lebih memilih untuk menahan diri dan merilis game-game andalan mereka di kuartal pertama tahun 2014 mendatang. Tidak ingin patah semangat dan justru membuat bulan tampil membosankan, momen seperti ini menjadi waktu terbaik untuk menjajal game-game super keren yang sempat terlewati oleh JagatPlay. Salah satunya? Game indie yang sempat menarik perhatian dunia – Papers, Please.
Mengikuti jejak game indie pada umumnya, Anda tentu tidak bisa berharap bertemu dengan sebuah game dengan kualitas visual memesona sekelas game-game di kelas mainstream. Pesona utamanya terletak pada keberanian sang developer – Lucas Pope untuk mengeksploitasi sebuah tema dan gameplay yang belum pernah diterapkan di industri game sebelumnya. Keunikan ini kemudian dipadukan dengan gaya cerita dan beragam konten penuh kejutan, menghasilkan salah satu game indie terbaik di pasaran – Papers, Please. Pesona seperti apa yang ia tawarkan? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah game indie yang akan memeras otak dan emosi Anda? Kita akan membahasnya lebih dalam di review kali ini.
Plot
Sebagian besar game yang dirilis ke pasaran selama satu dekade terakhir selalu memosisikan Anda sebagai seorang karakter utama dengan kemampuan yang luar biasa. Anda sudah berperan sebagai seorang pasukan militer elite, demon hunter, knight, bajak laut, robot dari masa depan, bandit, koboi, penyihir, hingga tokoh kriminal yang tampaknya menjadikan kekerasan sebagai media solusi dari semua masalah yang ada. Mencabut nyawa demi nyawa, menumpahkan lebih banyak darah, dan akhirnya keluar menjadi pemenang. Namun di Papers, Please, Anda dibawa menjalani sebagai seorang petugas perbatasan biasa, yang berusaha bertahan hidup.
Anda akan berperan sebagai petugas imigrasi sebuah negara fiktif yang terinspirasi dari Eropa Timur – Artotzka yang ditempatkan di wilayah perbatasan. Setelah bertempur selama 6 tahun dengan negara tetangga Kolechia, Artotzka akhirnya berhak menguasai sebuah kota perbatasan bernama Grestin. Tugas Anda sederhana. Seperti judul yang diusung game ini, Anda hanya perlu memeriksa setiap imigran yang berusaha masuk ke dalam Artotzka, mengecek dokumen yang mereka berikan dan memutuskan apakah mereka berhak masuk ke dalam negara tercinta ataupun tidak.
Namun tidak hanya sekedar memberikan stempel persetujuan dan penolakan, karena setiap invididu yang berusaha masuk ke dalam Artotzka selalu memiliki agendannya sendiri. Agenda yang akan mengancam tidak hanya negara Anda, tetapi juga satu-satunya pekerjaan yang Anda miliki untuk menopang kehidupan keluarga Anda sendiri. Sebuah simulasi kehidupan di dunia nyata pun dimulai. Sebuah representasi dimana “kebahagiaan” adalah sebuah konsep kompleks yang tidak akan mudah dicapai begitu saja.