Salah satu game fighting yang paling diantisipasi tahun ini, tak ada kata yang lebih tepat lagi untuk memosisikan Street Fighter V di mata gamer untuk tahun 2016 ini. Sebuah reaksi yang super normal karena bukan hanya mengingat statusnya sebagai salah satu franchise game fighting paling populer dan sekaligus legendaris, tetapi juga fakta bahwa 2 atau 3 tahun yang lalu, kita hampir tak akan melihat lagi seri baru untuknya. Lewat mulut Yoshinori Ono di kala itu, Capcom dikabarkan tak lagi tertarik untuk merilis seri terbaru Street Fighter dan masuk ke platform generasi ini karena mereka tak punya biaya sama sekali untuk mengembangkannya. Untungnya, entah via deal apa dengan Sony, Capcom akhirnya mengumumkan Street Fighter V yang dikembangkan untuk Playstation 4 dan PC untuk dirilis bersamaan. Sebuah keberlangsungan yang tentu saja, kita sambut dengan tangan terbuka.
Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya tampaknya sudah punya gambaran yang lebih jelas soal game yang satu ini. Sebagai salah satu fans yang sudah mencicipi seri ini sejak eksistensi awalnya dan mengikuti perkembangannya, walaupun tak sampai menguasainya luar dalam, eksistensi seri kelima ini membangkitkan ekspektasi tersendiri. Pendekatan visual baru dengan Unreal Engine 4, kehadiran sistem gameplay baru yang menelurkan impresi pertama kuat bahwa ia terasa lebih mudah, hadirnya karakter original, serta beragam implementasi fitur lain untuk memang berhasil, membuatnya terasa unik. Walaupun demikian, terlepas dari fakta bahwa kami menyukai hampir sebagian besar apa yang ia tawarkan, Street Fighter V terasa seperti sebuah game setengah jadi dengan konten yang masih tertutup dan baru diakses nantinya.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Street Fighter V ini? Mengapa kami menyarankan Anda untuk lebih baik bersabar ketika menghadapinya? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot
Anda yang cukup mengikuti beragam informasi Street Fighter V selama beberapa bulan terakhir sebelum rilis tentu sempat mendengar bagaimana Capcom di kala itu terus menyebut bahwa seri terbaru ini akan belajar banyak dari apa yang dilakukan Netherrealm Studios dengan seri Mortal Kombat X, terutama dari caranya menyampaikan garis cerita yang ia usung. Tak lagi seperti game fighting klasik yang hanya memperlihatkan sekelibat gambar atau video CGI kualitas rendah untuk menarik kesimpulan dari kisah para petarungnya, Capcom menginginkan sebuah pendekatan lebih sinematik yang akan merangkai semua kisah dalam satu kesinambungan yang sama. Sayangnya, Anda tak akan mendapatkan hal tersebut di rilis awal kali ini.
Untuk sementara ini, satu-satunya cara untuk menikmati kisah Street Fighter V adalah dengan menikmati Story Mode yang dibagi berdasarkan karakter yang tersedia. Ia sendiri berusaha menjadi jembatan cerita antara seri Street Fighter III dan Street Fighter IV, dimana M. Bison dan organisasi jahatnya – Shadaloo kembali memainkan peran super penting di dalamnya dan berusaha menguasai dunia. Nash bangkit untuk mencegah hal tersebut dan Ryu bertemu dengan petarung yang aneh – Necalli. Tiap karakter akan bergerak untuk memosisikan diri mereka di konflik raksasa yang satu ini.
Formula seperti ini memang sudah sering kita temukan di game fighting pada umumnya, namun tak ada yang mengira, bahwa Capcom akan membungkusnya dalam format yang begitu singkat. Bagi para pecinta genre fighting, Story Mode seperti ini tak bisa dipisahkan dari mode Arcade, dimana Anda biasanya akan diminta untuk bertarung dengan banyak karakter sebelum sampai akhir cerita, dengan usaha untuk membuat mereka berkaitan satu sama lain. Sementara di Story Mode Street Fighter V, satu karakter hanya perlu menundukkan 3-4 pertarung sebelum mencapai akhir kisah. Hasilnya? Untuk 16 karakter yang ada, Anda hanya butuh waktu sekitar 1-2 jam untuk menyelesaikan semuanya. Terlalu singkat.
Pertanyaannya, apakah Anda akan mendapatkan gambaran jelas apa yang sebenanrya tengah terjadi di semesta Street Fighter ketika Anda menyelesaikan Story Mode ke-16 karakter ini dan menikmati semua gambar tak bergerak yang ia tawarkan sebagai sumber cerita? Bagi kami, tidak. Beberapa karakter bahkan menjalani perjalanan lebih personal yang membuatnya tak “masuk” ke dalam konflik besar yang seharusnya berkaitan dengan M.Bison. Ada sedikit kebingungan dengan apa yang hendak dicapai di Capcom di sini, namun terlalu awal untuk memutuskan untuk menilai. Mengapa? Karena Capcom berjanji untuk melemparkan Story Mode “sesungguhnya” dalam bentuk yang mereka janjikan di Juni 2016 mendatang. Sejujurnya, inilah yang akan Anda temukan sering di seri terbaru ini, penantian untuk sebuah pemenuhan janji di hampir semua elemen yang ada.