Beberapa melihatnya sebagai sebuah keputusan yang absurd, tetapi tak sedikit pula yang melihatnya sebagai strategi bisnis yang cukup menguntungkan bagi Square Enix dan gamer di saat yang sama. Merilis Hitman sebagai sebuah game episodik membuka kesempatan untuk “masuk” ke dunia baru yang dikembangkan IO Interactive dan Square Enix dengan harga yang cukup terjangkau, sembari membangun penilaian tersendiri apakah ia pantas untuk diikuti di seri-seri selanjutnya atau tidak. Sementara bagi Square Enix, harga murah ini seolah jadi sumber uang yang efektif. Tak sedikit gamer yang setidaknya akan tetap membeli episode pertama game ini terlepas dari apakah mereka tertarik atau tidak. Sebuah solusi yang menguntungkan, setidaknya dari sisi bisnis. Namun lantas bagaimana dari sisi gamenya sendiri? Itu yang jadi pertanyaan besar.
Anda yang sempat membaca impresi preview kami sebelumnya, tampaknya sudah punya sedikit gambaran soal daya tarik seperti apa yang ditawarkan oleh seri terbaru yang satu ini. Dari segi teknis, ia menjadi salah satu game pertama yang mengadopsi teknologi DirectX 12 untuk performa yang lebih bersahabat. Anda yang sudah mengenal lama JagatPlay tentu saja mengerti bahwa kita tak akan berbicara banyak soal hal itu dan lebih tepat untuk menyerahkannya ke JagatReview nantinya. Lantas, bagaimana dengan struktur gameplay-nya sendiri? Ia menawarkan sesuatu yang lebih menuntut Anda untuk kreatif dan menentukan metode Anda sendiri, sebuah pendekatan yang pantas untuk diacungi jempol. Sayangnya, dari sisi konten ia tak terasa seberapa menggoda.
Lantas, apa yang ditawarkan oleh Hitman ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang menawarkan Anda 1001 cara untuk menghabisi nyawa? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda!
Plot
Cerita bisa dibilang menjadi salah satu kelemahan terbesar dari sebuah game yang memutuskan diri untuk didistribusikan dalam format episodik. Karena berbeda dengan proyek konvesional yang biasanya akan membawa Anda dari awal hingga akhir perjalanan dengan konflik yang jelas, game episodik biasanya akan berakhir dengan cerita yang menggantung dan penjelasan soal detail plot yang bisa jadi tak ada sama sekali di sana. Yang Anda temukan hanyalah sebuah dasar misteri untuk sesuatu yang mungkin akan baru terungkap beberapa bulan setelahnya.
Hal ini jugalah yang terjadi di episode pertama Hitman ini. Setelah Anda menyelesaikan bagian pertama ini, Anda tak akan punya banyak gambaran kira-kira seperti apa cerita yang ia usung. Plotnya akan berisi banyak misteri tanpa jawaban sama sekali. Seperti seri Hitman sebelumnya, Anda kembali akan berperan sebagai sang pembunuh super efektif berkepala plontos – Agent 47. Episode pertama ini sendiri dibagi ke dalam dua bagian besar – kisah pelatihan 47 di awal karirnya dan aksi terbarunya di Paris.
Paris tentu jadi dasar dari cerita yang jadi tema utama dari cerita yang hendak ditawarkan oleh seri teranyar Hitman ini. Anda akan ditugaskan untuk membunuh dua target utama, sepasang suami istri – Viktor Novikov dan Dalia Margolis. Keduanya diketahui merupakan pemimpin sebuah organisasi mata-mata rahasia yang tak tunduk di bawah negara manapun, IAGO. Mereka jadi ancaman karena keduanya punya informasi yang jelas siapa siapa saja yang saat ini bergabung dengan sebagai agen rahasia untuk badan intelijen milik Inggris, MI6. Menyelesaikan misi ini akan membuat sedikit cut-scene yang memperlihatkan sosok karakter pria baru misterius yang tak punya detail ekstra apapun.
Maka seperti yang bisa diprediksi, format seperti ini akan “menyiksa” Anda yang mudah merasa penasaran dengan cerita yang menggantung. Akan ada setidaknya beberapa episode lagi yang akan dirilis dalam jangka waktu bulanan bagi Anda untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Masalah lainnya? Membuat otak Anda tetap ingat apa yang terjadi sebelumnya dan insting gamer Anda untuk terus tertarik.
Review ini menggunakan: