Berapa banyak dari Anda yang pernah mendengar nama “Bloodrayne” sebelumnya? Game hack and slash klasik yang sempat meluncur di Playstation 2 dan PC di masa lalu ini memang tumbuh menjadi fenomena tersendiri. Salah satu alasannya? Karena ia menjadi ikon karakter wanita dengan kualitas sensualitas yang begitu menarik perhatian di kala itu. Perhatian yang berhasil ia dapatkan bahkan bisa disamaratakan dengan popularitas yang diraih Lara Croft ketika Tomb Raider pertama kali diperkenalkan. Seorang vampire wanita nan seksi yang cukup brutal untuk menghasilkan sungai darah dimanapun ia berada, ada banyak gamer yang merindukan kembalinya aksi si Rayne. Sebuah mimpi yang semakin jauh dari kenyataan.
Setelah berjuang selama 19 tahun sebagai studio developer independen, Terminal Reality - developer yang melahirkan Bloodrayne dan game Ghostbusters di tahun 2009 silam ini akhirnya ditutup. Tidak hanya kedua game klasik ini, developer yang satu ini juga menangani beberapa proyek anyar seperti Kinect Star Wars dan The Walking Dead: Survival Instinct yang memang harus diakui gagal di pasaran. Sayangnya, selain sebuah konfirmasi resmi yang mereka lontarkan, tidak ada alasan pasti mengapa kejadian memilukan yang satu ini terjadi.
Penutupan sebuah studio gaming seperti ini selalu menjadi berita buruk yang tidak ingin didengar oleh gamer manapun, terlepas dari kualitas game yang mereka hasilkan. Oh Bloodrayne, we gonna miss you..