Jika Anda bertanya-tanya mengapa banyak developer dan publisher yang bersikeras menyuntikkan microtransactions di game mereka terlepas dari statusnya sebagai sebuah game berbayar, maka kenyataan yang terjadi di lapangan tampaknya cukup untuk menjelaskan motivasi di baliknya. Uang berbicara lebih keras daripada sekedar keluhan beberapa gamer di dunia maya, setidaknya dari kasus yang dilaporkan oleh beberapa publisher raksasa. Mengikuti keuntungan yang berhasil diraih EA via FIFA, Take Two ternyata juga mendulang keuntungan yang sama dari game open-world terbaik saat ini – GTA V.
Informasi ini meluncur dari gugatan hukum yang dilayangkan oleh mantan presiden Rockstar North – Leslie Benzies kepada Take Two dengan nilai tuntutan sekitar USD 150 juta. Di dalamnya tertulis klaim bahwa Take Two berhasil mendapatkan tak lebih dari USD 500 juta atau sekitar 6,5 Triliun Rupiah dari sistem microtransactions GTA Online! GTA Online juga disebut sebagai produk yang berpotensi meraih keunntungan terbesar di sepanjang sejarah franchise GTA selama ini, apalagi mengingat profit margin yang ia hasilkan bisa mencapai 100%. Sebagai perbandingan, microtransactions di game shooter eksklusif Xbox One – Halo 5 baru berhasil mendulang sekitar USD 1,5 juta saat berita ini ditulis. Angka yang tentu saja berbeda jauh.
Apakah keuntungan begitu besar dari GTA Online menjadi alasan mengapa Rockstar tak kunjung mengembangkan DLC single player untuk GTA V dan lebih berfokus di sisi online? Sebuah kemungkinan yang bisa saja terjadi. Dan Anda bertanya mengapa microtransactions begitu populer..
Source: GameSpot