Gamer mana yang tak pernah mendengar nama Dark Souls sebelumnya? Nama game action RPG racikan From Software dan Bandai Namco yang satu ini memang sudah menjadi ikon gaming di generasi saat ini dengan popularitas yang begitu besar. Beberapa mengenalnya sebagai franchise dengan tingkat kesulitan super tinggi, namun bagi mereka yang sempat mencicipinya, ia menawarkan daya tarik lebih dari itu. Adalah kemampuan From Software untuk meramu sebuah sensasi gaming yang penuh tantangan, namun di sisi lain, tak terlihat mustahil untuk diselesaikan. Hasilnya? Anda akan terus merasa penasaran untuk terus mencoba dan mencoba, menghasilkan sebuah adiksi tersendiri. Sebuah adiksi yang membuat Anda tak berkeberatan untuk terus disiksa dan mati dalam frekuensi yang begitu tinggi. Seperti yang bisa diprediksi, sensasi yang sama ditawarkan oleh si seri terbaru – Dark Souls 3.
Kesan Pertama
Dark Souls 3 adalah sebuah tantangan personal bagi saya pribadi. Setelah sempat mencicipi Demon Souls di masa lalu dan sebagian kecil Dark Souls 2 tanpa pernah menyelesaikan keduanya sama sekali, komitmen dan keberhasilan menyelesaikan Bloodborne versi vanilla tahun lalu jadi semacam ekstra motivasi untuk berhadapan dengan seri ketiga ini. Impresi pertama yang ia tawarkan? Luar biasa. Ada kejelasan bahwa From Software memang mengambil beberapa hal positif dari Bloodborne, terutama dari animasi gerak dan tone dunia yang ada untuk diadaptasikan di Dark Souls 3 ini. Maka seperti yang kita semua inginkan, Anda tetap akan disiksa seperti seorang pemula, lagi dan lagi, selama berupaya untuk menyelesaikan setiap boss yang mereka lemparkan ke Anda.
Maka apa yang Anda harapkan dari sebuah seri Dark Souls terpenuhi di seri teranyar ini, yang disempurnakan dengan kualitas visualisasi yang tentu saja lebih baik. Ada kebebasan untuk membangun karakter dan menggunakan ragam senjata yang bisa disesuaikan dengan kenyamanan bermain Anda. Inti permainan juga tetap serupa, berusaha menghabisi beragam varian musuh yang hadir dengan kelebihan, kelemahan, dan tempo serangan mereka sendiri-sendiri. Ini bukanlah game dimana Anda bisa mengayunkan pedang sesuka hati dan berharap untuk menang. Di Dark Souls 3, Anda berperan seperti seorang NPC kelas rendahan dan semua musuh yang Anda temui adalah si “karakter utama”-nya. Overpowered, cerdas, dan siap untuk membuat Anda melihat akhir dunia dalam waktu hitungan detik saja jika Anda salah langkah.
Tentu saja, kami masih jauh dari kata selesai. Dengan waktu gameplay yang sudah mencapai lebih dari 11 jam, kami baru mencapai level 28 dan membunuh tak lebih dari 3-4 buah boss raksasa setelah melewati begitu banyak proses trial dan error. Bahkan ketika preview ini ditulis, kami sudah terjebak dengan boss yang sama setelah belasan kali mati dan memutuskan untuk rehat sejenak untuk memastikan otak tetap mampu mempertahankan kewarasannya. Dark Souls 3 adalah sebuah game yang membuat akan membuat Anda mencicipi rasa penasaran yang begitu kuat dalam penderitaan. Seperti menemukan racun arsenik yang Anda tahu bisa membunuh Anda dalam sekejap, namun Anda tak berhenti meminumnya karena alasan yang sulit untuk dimengerti.
Sembari menunggu waktu yang lebih proporisonal untuk melakukan review, izinkan kami melemparkan segudang screenshot fresh from oven di bawah ini untuk membantu Anda mendapatkan gambaran soal Dark Souls 3 ini. Suffer!