Kesalahan yang kemungkinan berujung menjadi sebuah blunder, kesalahan yang disematkan oleh Microsoft pada konsol teranyarnya – Xbox One memang terus menuai kecaman. Fungsi DRM, kebijakan game bekas yang tidak populer, kebutuhan koneksi internet secara konsisten hanyalah sedikit dari berbagai masalah yang menghampiri ujung tombak Microsoft untuk bersaing di pasar next-gen ini. Hal ini kian diperparah dengan strategi marketing Sony yang terus mengeksploitasi kelemahan ini. Namun alih-alih bangkit dan memperbaiki diri, Xbox One justru jatuh semakin dalam. Penyebabnya? Percaya atau tidak, dari pernyataan ekskekutif Microsoft sendiri.
Ada dua kesalahan terbaru Microsoft yang membuat popularitas Xbox One kian jatuh, bahkan terancam hancur sebelum dirilis. Kesalahan pertama meluncur dari mulut Don Mattrick – Chief of Interactive Entertainment Microsoft yang mengeluarkan pernyataan kontroversial di sela-sela wawancaranya terkait Xbox One. Ditanya mengenai solusi alternatif yang dimiliki Microsoft untuk gamer tanpa koneksi internet reliable yang tertarik untuk menikmati Xbox One, Mattrick menjawabnya dengan satu jawaban yang terkesan gegabah dan justru kian menjatuhkan posisi Microsoft. Ia meyatakan bahwa gamer yang tidak memiliki koneksi internet untuk memainkan Xbox One masih memiliki satu alternatif: bertahan dengan Xbox 360! Sebuah pernyataan yang sama sekali tidak memberikan solusi apapun, dan justru terkesan tidak ambil pusing dengan kenginan dan kebutuhan gamer yang tertarik untuk memiliki Xbox One namun berkendala di koneksi internet.
Kesalahan kedua meluncur dari kebijakan terbaru yang baru saja dibuka oleh Microsoft. Menyambut pengumuman resmi yang mengkonfirmasikan bahwa Xbox One akan dirilis pada bulan November 2013 hanya untuk 21 negara, Microsoft jsutru mengungkap tabir kelemahan Xbox One yang lain. Ketika ditanya apakah gamer yang berada di luar negara rilis bisa membeli Xbox One dan memainkannya, Microsoft mengkonfirmasikan hal ini tidak dimungkinkan. Dengan ketergantungan yang tinggi pada server yang disediakan Microsoft, Xbox One hanya dapat dimainkan ketika Microsoft sudah mempersiapkan server tersebut untuk negara yang dituju. Jadi gamer Indonesia yang mengimpor Xbox One di bulan November dari Amerika Serikat, tidak akan dapat memainkan konsol ini karena Microsoft sendiri belum membuka server Xbox One resmi untuk region Indonesia. Ketika Sony mengumumkan bahwa Playstation 4 bersifat region-free, Microsoft justru kian mengetatkan hal tersebut.
Dengan dua informasi ekstra yang meluncur di permukaan ini, sebagian besar gamer di dunia maya pun melemparkan reaksi sangat keras, bahkan terkesan menyudutkan konsol andalan Microsoft yang mulai kehilangan popularitas ini. Mampukah Microsoft mempebaiki pendekatan mereka? Atau kita akan melihat lebih banyak blunder seperti ini di masa depan? Oh Microsoft, what have you done..??!