Anda yang membaca judul preview kami di atas mungkin bingung dengan alasan pemilihan sub-judul “ternyata menarik” yang membuat kami terdengar seolah sempat ragu dengan DOOM itu sendiri. Percaya atau tidak, memang demikian adanya. Walaupun proyek FPS Bethesda sebelumnya – Wolfenstein: The New Order dan The Old Blood berakhir jadi salah satu game FPS terbaik yang pernah kami cicipi selama beberapa tahun terakhir ini, ada sedikit kekhawatiran soal usaha untuk membangkitkan kembali nama “DOOM” ini. Mengapa? Karena dari rangkaian screenshot, demo gameplay hingga trailer yang ada, ia terlihat sebagai shooter yang terkesan begitu biasa dan cenderung membosankan. Membunuh musuh demi musuh dan bergerak ke area selanjutnya, DOOM terlihat mudah terasa repetitif. Menjajalnya secara langsung? Judul di atas tampaknya cukup untuk memberikan sedikit gambaran soal impresi awal kami.
Kesan Pertama
Bethesda memang tak punya banyak pilihan di tangan mereka, karena DOOM harus diakui bukanlah sebuah franchise yang “mudah” untuk dihidupkan kembali. Jika ia terlalu terasa modern dan mirip dengan game-game FPS saat ini, maka hanya tinggal tunggu waktu sebelum fans berat dari seri masa lalunya datang dengan kritik super pedas. Namun jika ia terlalu bertahan di masa lalu, DOOM bisa berakhir jadi proyek yang tak menarik di mata mereka yang tak familiar dengan daya pikat seri-seri lawasnya yang fenomenal. Impresi pertama kami? Kami bisa menyebut bahwa Id Software dan Bethesda menemukan sebuah jalan tengah yang akan memuaskan kedua pihak tersebut. DOOM adalah sebuah shooter dengan cita rasa klasik yang dibalut dengan pendekatan modern. Ia berakhir jadi sebuah game FPS yang cukup mengejutkan, setidaknya dari mode single player yang kami jajal.
Ia adalah sebuah game shooter yang lugas. Anda bergerak dari satu titik ke titik lainnya dengan desain dunia yang cukup terbuka dengan begitu banyak rahasia di sana-sini, membunuh semua iblis yang Anda temui, sembari berusaha bertahan hidup. Sang karakter utama – si Doom Guy – sendiri dibekali dengan begitu banyak senjata dengan efek dan feel yang berbeda satu sama lain. Yang menarik? Ada sense of progress untuk senjata dan karakter di sini, sebuah elemen modern yang tentu saja memperkaya pengalaman yang ada via sistem upgrade yang disuntikkan. Sisanya? Pertempuran super cepat melawan iblis-iblis dengan varian ukuran dan senjata yang dalam situasi yang cukup chaotic. Satu yang pasti, ia tak akan gagal membuat adrenalin Anda terpompa sekencang mungkin.
Namun kami sendiri belum bisa berbicara banyak. Mode single-playernya memang menawarkan sesuatu yang bertolakbelakang dengan ketakutan kami soal DOOM. Pendekatan pertempuran yang cepat, apalagi dengan 60fps di versi Playstation 4, membuatnya terasa seperti sebuah game shooter klasik dalam balutan kulit yang modern. Kualitas visualnya sendiri terhitung memesona untuk ukuran game generasi saat ini, apalagi dengan efek depth of field dan desain lingkungannya yang cadas. Musik metal yang mengalun ketika Anda beraksi kian memperkuat atmosfer tersebut, membuat pertarungan melawan para iblis di Mars ini terasa begitu epik di beberapa titik.
Sembari menunggu waktu yang lebih proporsional untuk melakukan review, izinkan kami melemparkan segudang screenshot fresh from oven di bawah ini untuk membantu Anda mendapatkan sedikit gambaran soal DOOM. Kami sendiri masih belum menjajal mode multiplayer sama sekali hingga tak tersedia di mode preview ini, namun kami akan membicarakannya di artikel review minggu depan. Kami juga menyertakan sedikit sesi live streaming kami malam sebelumnya bersama dengan beberapa pembaca JagatPlay dalam proses pengerjaan preview ini untuk gambaran yang lebih jelas soal apa itu DOOM. Suprisingly good!