Game eksklusif seringkali menjadi kekuatan yang mendorong penjualan terhadap sebuat platform. Bila game eksklusif dari sebuah platform, misalnya console tertentu, berkualitas bagus dan banyak fansnya, maka penjualan console itu bisa dipastikan akan meningkat. Alasannya sangat jelas, game itu tidak bisa ditemui pada platform lain. Menguntungkan untuk penjualan platform bukan berarti otomatis menguntungkan gamer, karena gamer mau tak mau harus menguras tabungannya untuk membeli platform baru. Valve sebagai pemain besar di bidang gaming ternyata tidak suka melihat kondisi ini dan turun tangan untuk membantu developer VR menghindari jeratan kontrak eksklusif tersebut.
Bantuan yang ditawarkan oleh Valve adalah pendanaan untuk mengembangkan aplikasi VR bagi developer, tanpa adanya ikatan yang mengharuskan mereka membuat hanya untuk satu platform saja. Menurut penuturan Co-Founder Valve, Gabe Newell, perusahaannya akan memberikan pendanaan dalam bentuk “Prepaid Steam Revenue” dan developer tersebut bebas untuk memasukkan gamenya ke platform mana saja, entah itu Rift atau PlayStation VR.
Penjelasan lebih lanjut mengenai Prepaid Steam Revenue sendiri tidak diberikan oleh Gabe Newell, tetapi besar kemungkinan sistem itu adalah pembagian keuntungan setelah gamenya nanti laku dijual. Kebebasan untuk mendistribusikan aplikasi atau game VR yang dibuat developer independen tentunya akan mendorong perkembangan industrinya lebih cepat. Seperti yang sempat dikatakan oleh Chet Faliszek, salah satu penulis utama di Valve ketika berbicara di GDC 2016, ikatan eksklusif seperti yang terjadi pada HTC Vive bukanlah hal yang positif untuk perkembangan industri. Apalagi industri VR masih berada pada tahap awalnya.
Source: VG247