DOTA 2 mungkin game yang sudah eksis selama beberapa tahun terakhir dengan basis fans yang cukup besar, namun konten yang ia tawarkan sendiri masih mengakar pada DOTA pertama – yang notabene sebuah produk mod engine Warcraft 3. Hampir semua update hero baru yang muncul hanyalah adaptasi dari seri pertama tersebut, tentu saja dengan perubahan desain di sana-sini. Berangkat dari fakta inilah, muncul sebuah alasan kuat untuk menantikan hero yang dulunya disebut sebagai Pitlord dan kini menyandang nama baru sebagai Underlord. Diumumkan di ajang The International 2016 kemarin, Underlord akhirnya tiba di DOTA 2!
Apa yang membuat hero ini begitu istimewa? Tak hanya karena barisan skill yang membuka ruang besar untuk strategi permainan yang baru, terutama di level kompetitif, tetapi juga fakta bahwa Underlord adalah hero terakhir yang belum diadaptasikan DOTA 2 dari DOTA pertama. Kehadirannya di DOTA 2 seolah menjadi sebuah pintu gerbang untuk masa depan baru yang selama ini tertutup rapat. Semua update konten ataupun hero baru yang dilemparkan Valve dan IceFrog setelah ini akan mengakar pada sesuatu yang original, sesuatu yang tak lagi mengacu pada apa yang ditawarkan / tidak ditawarkan oleh DOTA generasi pertama.
Bersama dengan update berukuran tak lebih dari 400 MB-an ini, Valve juga menyuntikkan mode statistik baru post-match yang kini akan memberikan insight yang lebih mendetail perihal jalannya pertandingan yang ada, dari jumlah gold hingga progress item yang dibuat oleh tiap anggota tim. Next? Monkey King!