Jika berbicara soal satu genre yang sepertinya menemukan momentumnya di tahun 2016 ini, maka genre Team-Based Shooter bisa dibilang sebagai yang paling naik daun. Konsep game shooter berbasis multiplayer dengan kelas karakter yang punya varian skill yang berbeda satu sama lain memang bukan sesuatu yang baru. Beberapa game shooter dengan tema lebih “ringan” seperti Team Fortress 2 atau PvZ: Garden Warfare menawarkan cita rasa serupa, termasuk game lebih serius seperti Battlefield ataupun Call of Duty yang kini juga bertumpu pada sistem kelas karakter seperti ini. Namun di tahun 2016 ini, setidaknya tiga buah judul mengemuka – Battleborn, Overwatch , dan Paladins.
Walaupun menjadikan shooter sebagai basis, mereka juga meracik sedikit sensasi MOBA di atasnya. Tiap darinya hadir dengan varian karakter yang cukup banyak, dengan masing-masing darinya memiliki tiga sampai empat buah varian skill yang bisa digunakan dalam pertempuran. Tak hanya itu saja, pembagian peran juga jelas. Ada karakter yang diposisikan sebagai damager, tanker, hingga support yang lebih efektif di garis belakang. Game racikan Blizzard – Overwatch saat ini bisa dibilang sebagai seri yang paling mendominasi dengan jumlah pemain tinggi dan komunitas super aktif. Namun sayangnya, harga yang dijual sekelas dengan game AAA mungkin membuat banyak gamer berpikir dua kali sebelum membelinya.
Anda termasuk salah satu gamer yang satu ini? Percaya atau tidak, sebuah game yang bisa dijadikan sebagai subsitusi tiba-tiba mengemuka di Steam. Benar sekali, kita membicarakan Paladins. Pantas atau tidak untuk dilirik? Impresi beta ini akan memberikan gambaran lebih dalam untuk Anda.
Jadi, Apa itu Paladins?
Paladins adalah sebuah game multiplayer team-based shooter dengan sedikit elemen RPG di dalamnya, atau mungkin Anda bisa sebut sebagai MOBA. Secara sederhana, ia menawarkan gameplay yang hampir serupa dengan apa yang ditawarkan Blizzard di Overwatch dengan hampir semua elemen yang akan terasa familiar bagi Anda. Beragam karakter dengan ragam kemampuan yang bisa digunakan untuk beragam peran harus dikombinasikan dalam permainan berbasis tim. Di atas permukaan, ia memang terlihat seperti sebuah klon “murahan” yang sekedar hendak meminjam popularitas saja, namun bagi mereka yang sudah mencicipinya, ia ternyata punya daya tarik uniknya sendiri.
Bagi Anda yang masih ragu, Paladins sendiri dikembangkan oleh Hi-Rez Studios yang kualitas kinerjanya sebenarnya sudah terbukti dengan game MOBA dari kacamata orang ketiga – SMITE. Di tengah persaingan yang didominasi oleh League of Legends dan DOTA 2, pesona unik yang ditawarkan Smite dengan kebijakan microtransactions yang sangat bisa ditoleransi menyelamatkannya dari nasib sebagian besar game MOBA lain yang “tewas” di usia muda.
Seperti halnya Overwatch juga, Paladins juga menitikberatkkan gameplay lebih pada sisi aksi daripada sisi MOBA-nya itu sendiri. Skill dibangun dengan deksripsi yang sederhana dan eksekusi yang tak butuh banyak pertimbangan selain waktu cooldown saja sebagai limitasi. Sebagian senjata juga didesain untuk melemparkan peluru ataupun jenis serangan tanpa memerhatikan recoil, sehingga flow pertempuran bergerak super cepat. Peran kelas memang terbagi menjadi Front Liner (Tanker), Flank (Ganker), Damager (Carry), dan Support (Healer), walaupun tak membuatnya terasa berbeda signifikan satu sama lain. Karakter support seperti sang tupai dengan senjata meriam besar – Pip misalnya, punya damage senjata yang besar dan efek serangan yang mematikan terlepas dari perannya yang tertulis sebagai “Support”. Peran seperti ini sepertinya ditetapkan semata-mata karena Pip punya satu skill ekstra untuk healing.
Lantas, bagaimana dengan mode permainannya sendiri? Untuk urusan yang satu ini, Paladins terhitung unik. Alih-alih memisahkannya ke dalam dua mode yang terpisah, mereka memutuskan untuk melebur dua mode terpisah – Assault dan Escort ke dalam satu mode permainan yang sama seperti halnya mode “Hybrid” dari Overwatch. Dimulai dengan Assault yang meminta Anda untuk menguasai satu area tertentu, tim yang menang akan memunculkan mobil yang harus dilindungi hingga ke tempat tujuan. Yang unik adalah sistem penilaiannya. Setiap ronde akan bernilai dua poin dengan masing-masing objektif ini bernilai 1. Jika Anda berhasil memenangkan fase Assault dan Escort, tim Anda otomatis akan mendapatkan dua poin. Namun jika Anda hanya menyelesaikan satu dan satunya lagi berakhir gagal, maka skor akan berakhir 1-1. Tim yang pertama kali mendapatkan angka 4 terlebih dahulu akan keluar sebagai pemenang.