Karakter protagonis tak selamanya segalanya. Karena pada akhirnya, untuk menjamin kualitas sebuah cerita yang memesona, Anda juga membutuhkan satu pihak yang berdiri di pihak yang berseberangan. Untuk sebuah genre yang membutuhkan cerita yang solid, posisi karakter antagonis menjadi sesuatu yang bahkan lebih esensial untuk game-game JRPG yang biasanya butuh waktu puluhan jam untuk diselesaikan. Begitu seorang karakter antagonis berakhir jadi karakter klise yang motivasinya tak menarik, ia tak lebih dari sebuah tantangan yang harus Anda bunuh di akhir. Desain juga memainkan peran yang tak kalah penting untuk membuat Anda jatuh hati, bahkan bisa berakhir, membuat Anda lebih menyukai mereka daripada karakter utamanya itu sendiri. Tak ada sample yang lebih tepat untuk membicarakan konsep karakter antagonis terbaik di JRPG ini selain Final Fantasy.
Cerita sebagian besar Final Fantasy mungkin terhitung klise, karena pada akhirnya, ini selalu sekelompok anak muda yang berusaha untuk menyelamatkan dunia dari kekuatan jahat. Tetapi percaya atau tidak, varian “kekuatan jahat” yang harus mereka lawan tak selalu soal megalomaniac yang berhasil mengumpulkan kekuatan setara Tuhan dan untuk alasan tertentu, ingin menghancurkan dunia atau bahkan, membunuh sosok sekelas Dewa. Selalu ada lapisan kedalaman tersendiri di sana, lengkap dengan desain karakter yang sangat pantas untuk mendapatkan acungan jempol ekstra. Bukan sesuatu yang langka ketika Anda bertemu penggemar Final Fantasy yang tak ragu untuk membicarakan karakter-karakter antagonis yang menurutnya, bahkan lebih menarik untuk diperbincangkan daripada karakter utama itu sendiri.
Lantas, dari semua karakter antagonis Final Fantasy selama eksistensinya, manakah yang menurut kami pantas menyandang predikat paling keren baik sekedar dari sisi desain, motivasi, kepribadian, hingga kombinasi di antara ketiganya? Seperti toplist Final Fantasy sebelumnya, kami juga membatasi bahwa setiap seri HANYA boleh memasukkan setidaknya dua konten mereka ke dalam list ini untuk menghasilkan penilaian yang lebih berimbang, sekaligus berpotensi mengeksplorasi sesuatu yang tak kami ketahui sebelumnya.
Ini dia versi JagatPlay:
-
Ardyn Izunia (Final Fantasy XV)
Anda pernah mendengar frasa “jatuh cinta pada pandangan pertama”? Hal ini mungkin yang kami rasakan ketika berbicara soal Ardyn, dalam konteks non-seksual tentu saja. Ketika ia pertama kali diperkenalkan dengan kostum elegannya, ia mungkin tak terlihat seperti seorang karakter antagonis yang bisa Anda pertimbangkan masuk ke dalam daftar ini, apalagi sejauh ini trailer tak pernah berfokus membicarakan peran atau kepribadiannya. Namun hampir semua gamer yang sudah menonton Kingsglaive: FF XV sepertinya akan setuju ia pantas masuk ke dalam list yang satu ini. Untuk karakter yang bahkan memperlihatkan apakah ia bisa bertarung atau tidak, kepribadian karakter ini benar-benar terasa mengancam. Gaya bahasa halus, konten pembicaraan yang mengancam secara implisit, hingga sekedar eksistensinya saja di tempat yang sama saja sudah cukup untuk membuat Anda seolah kehilangan hak untuk bertindak dan bicara.
-
Edea Kramer (Final Fantasy VIII)
Bagi gamer yang sudah mencicipi Final Fantasy VIII, memang agak sedikit “aneh” untuk menyebut Edea sebagai karakter antagonis, terutama mengingat posisinya dalam cerita yang cukup penting untuk Squall dkk setelah akhir disc 2. Namun walaupun demikian, di satu titik, bahkan di dua disc pertama, tak ada yang lebih berbahaya bagi aksi Anda selain penyihir yang satu ini. Desain pakaian seksi dengan kepribadian dingin, Edea tak segan untuk menghabisi siapa saja yang berusaha menghalangi jalannya. Memunculkan es begitu saja dari udara dan menusuk jantung Anda? Atau membuat patung-patung monster menjadi hidup? Atau mengobarkan perang antar Garden untuk sebuah motivasi yang tak jelas? Wanita manis dengan tubuh yang terlihat begitu kurus ini bukan sesuatu yang bisa Anda pandang dengan sebelah mata.
-
Vayne Carudas Solidor (Final Fantasy XII)
Tidak ada yang musuh yang lebih berbahaya selain mereka yang berusaha mencapai tampuk kekuasaan tertinggi, tidak dengan otot, tetapi lewat otak dan politik. Hal ini lah yang diperlihatkan oleh tokoh antagonis utama dari Final Fantasy XII – Vayne Carudas Solidor. Tak sekedar punya pengaruh besar dengan kualitas kepemimpinan yang diakui oleh banyak pihak, obsesinya akan kekuatan yang lebih besar ia capai dengan begitu banyak manipulasi. Alih-alih membunuh dan menghabisi semua orang menantangnya, Vayne lebih memilih untuk menjadikan mereka sebagai boneka yang bisa ia manfaatkan di kondisi tertentu, membuat jaringan kekuasaannya hampir tak terbatas.
-
Shuyin (Final Fantasy X-2)
Di awal pengenalannya, misteri adalah hal yang membuat Shuyin terlihat menarik. Bagaimana tidak? X-2 memang seharusnya didesain sebagai “perbaikan” untuk ending menyedihkan yang terjadi di seri X, yang tentu saja, meninggalkan sejuta pertanyaan soal bagaimana Tidus. Dan apa yang Anda dapatkan? Sosok pria mirip Tidus yang justru sepertinya terlihat menjadi biang masalah. Shuyin pulalah yang menjadi alasan mengapa Yuna berakhir menjadi seorang Sphere Hunter, terutama karena fisiknya yang begitu mirip dengan pria yang ia cintai. Menjadikan kisah cinta sebagai balas dendam dan motivasi untuk menghancurkan dunia? Seromantis itulah Shuyin!