Virtual Reality memang membuka sebuah ruang yang begitu besar untuk sensasi gaming yang lebih imersif dibandingkan dengan pengalaman gaming konvesional pada umumnya. Dengan teknologi yang dimiliki oleh produk komersial saat ini – baik Oculus Rift, HTC Vive, atau Playstation VR sekalipun, semuanya bisa membuat Anda merasa tengah memasuki dunia game yang Anda inginkan.
Satu yang menarik adalah bahwa ia tak sekedar menawarkan sesuatu yang berbeda saja, tetapi juga mendorong banyak developer untuk menjajal begitu banyak genre dan konsep yang sebelumnya, mungkin tak akan terdengar dan terlihat menarik jika dimainkan via layar televisi. Siapa yang pernha menyangka bahwa game seperti Job Simulator misalnya, yang menjual interaktivitas Anda dengan ragam objek misalnya, bisa berujung sebuah produk yang terhitung sukses di VR? Padahal jika konsep sama ditawarkan di platform gaming konvesional, Anda mungkin akan bertemu dengan salah satu game paling membosankan yang pernah ada.
Indonesia, walaupun baru punya beberapa game andalan yang sukses di pasar luar negeri, sebenarnya punya potensi besar untuk mulai masuk ke dalam pasar ini. Walaupun terhitung masih pasar yang terhitung kecil, apalagi dengan harga perangkat yang di luar jangkauan banyak gamer muda Indonesia, tetap jadi sesuatu yang menarik untuk melihat seperti apa konten yang bisa ditawarkan di dalamnya. Apalagi jika masing-masing dari mereka, menawarkan sebuah pengalaman yang unik, berbeda, dan mungkin – hanya bisa Anda temukan di negara tercinta kita yang satu ini. Setelah menjajal beberapa game VR di Playstation VR selama beberapa minggu terakhir ini, imajinasi kami pun muncul.
Apa jadinya jika developer Indonesia mulai mengembangkan game-game VR dengan tema Indonesia yang kuat? Konsep seperti apa yang bisa mereka usung dengan pengalaman imersif dan kontroler berbasis gerak yang ditawarkan? Pertanyaan ini akhirnya membuat kami, JagatPlay, merilis artikel toplist yang satu ini. Di satu sisi untuk sekedar bersenang-senang, namun di sisi lain, memperlihatkan bahwa banyak fenomena sosial di Indonesia sebenarnya bisa dijadikan tema yang menarik. Karena satu-satunya perangkat VR yang kami miliki di kantor adalah Playstation VR, maka kami akan menjadikannya standar untuk gameplay, yang berarti – minim pergerakan.
Jadi, di antara semua konten khas Indonesia yang bisa diambil, mana saja yang jadi mimpi game Virtual Reality kami? Berikut adalah versi JagatPlay:
-
SPG Simulator
Menjadi seorang SPG atau sekedar “mbak-mbak” penjaga toko di Indonesia bukan pekerjaan mudah. Dengan calon konsumen yang berseliweran di depan mata dan toko-toko serupa yang jadi kompetitor di kanan-kiri, ada sedikit rasa kompetisi untuk menarik perhatian lewat visual dan suara. Salah satu teriakan khas mereka? “Boleh bajunya, kak, koh, cik, ncang, ncing”, dan sejenisnya. Lantas bagaimana jika diterapkan sebagai game VR? Anda bisa berperan sebagai SPG yang sama. Dengan fungsi mic dan voice recognition di mic PSVR misalnya, Anda bisa diminta untuk setidaknya berteriak untuk menghasilkan menarik perhatian calon konsumen digital yang terus mondar-mandir di depan Anda. Anda bisa berpindah lewat teleportasi ke kiri dan kanan untuk mencari kumpulan massa. Tujuannya? Mencapai penjualan dengan angka tertentu. Sisa permainan bisa difokuskan dengan tugas sederhana seperti mengambil pakaian dengan warna yang diminta konsumen. Kompleksitas bisa ditingkatkan dengan mengecek ukuran atau motif sederhana yang menyertainya.
-
Layar Tancep VR
Ini mungkin alternatif terbaik yang bisa kami pikirkan ketika membicarakan Cinematic Mode di Playstation VR. Walaupun ia berhasil membuat sensasi seperti menonton dengan layar bioskop muncul lewat gelapnya ruangan dan ukuran layar di depan mata, absennya kosmetik seperti kursi penonton ala bioskop sesungguhnya sedikit mencederai pengalaman tersebut. Sekarang bayangkan jika konsep sama ditawarkan, dimana Anda bisa menikmati film-film terbaru, legal dan ilegal via Media Player, namun sensasinya seperti menonton layar tancap di kampung-kampung. Anda di lapangan luang dengan tukang gorengan yang sibuk berjualan di ujung, anak-anak yang konstan berlari di sana-sini, dan ibu-ibu berdaster yang duduk sembari bergosip di kursi belakang. Anda juga bisa sedikit melakukan teleportasi untuk mencari ukuran layar lebih nyaman.
-
Cintai Budaya
Pelajaran soal budaya Indonesia yang Anda temukan di buku pelajaran dan diajarkan guru di sekolah dengan papan tulis dan catatan yang menggunung mungkin salah satu cara terburuk untuk memperkenalkan intisari Indonesia sebagai bangsa ini. Virtual Reality memberikan ruang lebih besar untuk mengubahnya menjadi sesuatu yang jauh lebih menarik. Dengan perspektif orang pertama, digabungkan dengan konsep seperti Just Dance, Anda bisa belajar menarik beragam tari tradisional – dari Pendet hingga Jaipong misalnya dengan menggunakan kontroler gerak yang ada. Atau mungkin sesuatu yang lebih pasif, seperti mengikuti pola batik dengan menggunakan malam atau mungkin, belajar menenun kain tradisional Indonesia lainnya. Ada ruang di sana.
-
The Parkir Man
Pekerjaan yang satu ini mungkin bisa ditemukan di negara-negara berkembang yang lain, namun di Indonesia, dimana peraturan soal lalu lintas sendiri masih tak terlalu kuat, peran mereka masih begitu esensial. Di “The Parkir Man”, Anda akan berperan sebagai seorang tukang parkir yang menjaga sebuah jalan berisikan empat atau lima tempat makan ramai atau mungkin, tempat hiburan. Dengan menggunakan kontroler gerak, Anda harus memastikan mobil yang hendak masuk mendapatkan ruang yang dibutuhkan. Terkadang, bahkan mengharuskan Anda mendorong mobil di sana-sini untuk parkir paralel lebih baik. Sisanya? Berperan sebagai petugas keamanan. Anda harus mawas dan menjaga tiap mobil yang dipercayakan agar terhindar dari kejadian kriminal dan sejenisnya, dari pencurian hingga sekedar tangan iseng yang menggoresnya. Uang yang didapatkan di akhir hari bisa digunakan untuk elemen progress tertentu.