Mungkin ada banyak gamer yang sudah “trauma” dengan nama Ubisoft karena rangkaian kontroversi yang mengitari namanya di masa lalu. Dari kebijakan DLC dan DRM yang tak populer, hingga isu downgrade yang sempat terjadi di beberapa judul dengan hype besar yang sudah terbangun sebelumnya. Namun agak sedikit tidak adil jika terus membahas developer dan publisher asal Perancis ini tanpa membicarakan sisi positif mereka sama sekali. Di antara semua publisher yang ada, Ubisoft bisa dibilang sebagai yang paling “berani” untuk menempuh resiko dengan melemparkan judul game baru yang kemudian berusaha mereka dorong menjadi sebuah franchise dengan masa hidup yang panjang. Satu lagi hal terbaik dari mereka? Belajar dari kesalahan.
Untuk urusan yang terakhir ini, Ubisoft memang butuh waktu jika memang menyangkut kebijakan. Namun untuk urusan game itu sendiri? Mereka melakukannya dengan cukup efektif. Salah satu contoh terbaik adalah apa yang terjadi antara seri Assassin’s Creed pertama dengan Assassin’s Creed 2. Terlepas dari konsep solid dan menarik, seri pertama Assassin’s Creed bukanlah sebuah game action open-world yang bisa Anda sebut sebagai yang “terbaik”. Feedback didapatkan, Ubisoft belajar, dan BAM! mereka menyempurnakan hampir semua hal dari seri pertama untuk menghasilkan seri kedua dengan kualitas gameplay, visualisasi, hingga desain karakter yang jauh lebih baik. Percaya atau tidak, hal inilah yang juga terjadi dengan game open-world terbaru mereka – Watch Dogs 2.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Watch Dogs 2 ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah game denganpenyempurnaan hampir di segala sisi? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot
Tak lagi mati-matian untuk muncul sebagai sebuah game dengan tema serius seperti yang ditawarkan oleh si seri pertama, ini mungkin kesan pertama yang akan muncul di benak Anda ketika mencicipi Watch Dogs 2 untuk pertama kalinya. Ketika Aiden Pearce bergerak karena motif balas dendam melawan beragam tindak kriminal serius dari pertempuran gang hingga perdagangan manusia, Watch Dogs 2 berusaha menghadirkan konsep yang lebih relevan terkait fitur utama game ini sendiri – hacking. Kebebasan informasi, privasi, hingga konspirasi antara perusahaan-perusahaan di Silicon Valley jadi tema utama.
Fokus utama cerita di Watch Dogs 2 masih berpusat pada sistem operasi yang kini sudah banyak diadopsi di San Fransisco – ctOS 2.0. Anda berperan sebagai Marcus Holloway aka Retr0, seorang hacker cerdas yang sempat dihukum untuk kejahatan yang tak ia lakukan karena sistem operasi yang satu ini. Bekerja sama dengan kelompok hacker yang juga terdiri dari anak mudah yang lain – Wrench, Sitara, Horation, dan Josh yang masing-masing punya peran dan kelebihan mereka masing-masing ini, Marcus memperluas misi hidupnya. Dari awal yang sekedar hendak menghapus catatan kriminalnya dari server ctOS 2.0 itu sendiri menjadi menundukkan dan merobohkan Blume, perusahaan yang berada di balik sistem operasi tersebut.
Sebuah langkah revolusioner yang mereka anggap memang dibutuhkan. Mengapa? Karena sang Chief Technology Officer untuk Blume di daerah San Fransisco ini sepertinya menggunakan jaringan informasi yang terhimpun tersebut untuk beragam aktivitas kriminal dan tak etis. Memanipuiasi informasi, korupsi, kolusi, bahkan mempengaruhi ragam kekuatan ekonomi yang ada jadi salah satu skema pengaruh yang bisa dilakukan oleh Dusan ini. Selain mulai membongkar beragam operasi ilegal ini satu per satu, Marcus dan DedSec pun berusaha menggaet lebih banyak follower dengan ragam aksi simpatik. Hal ini dilihat esensial untuk membangun kekuatan processing secara kumulatif untuk menghancurkan ctOS 2.0 dan menendang Blume keluar dari San Fransisco, sekaligus mengumpulkan lebih banyak informasi.
Lantas, apakah misi Marcus dan DedSec ini akan berhasil? Tantangan seperti apa saja yang harus mereka hadapi? Sejahat apa pula Dusan sebagai tokoh antagonis di sini? Jawaban dari pertanyaan tersebut tentu bisa Anda dapatkan dengan memainkan Watch Dogs 2 ini.