Kami tentu saja hendak mengucapkan Selamat Imlek dulu untuk semua gamer yang merayakan hari raya tersebut. Walaupun Anda tak merayakannya, sepertinya hampir mustahil untuk “mengelak” dari beragam informasi terkait hari besar suku Tionghua ini dari dunia maya ataupun berita-berita budaya yang menghampiri layar kaca televisi Anda. Salah satu informasi yang sudah pasti Anda dengar? Bahwa tahun 2017 ini akan menjadi tahun “Ayam Api”, dari sistem Shio yang sepertinya melekat pada sistem kultural suku Tionghua itu sendiri. Secara sederhana, anak-anak yang lahir di tahun Ayam akan mendapatkan shio Ayam yang kemudian diasosiasikan dengan takdir peruntungan, jodoh, pekerjaan, hingga kepribadian itu sendiri. Tak masuk akal di telinga Anda? Sangat bisa dimengerti mengingat ini adalah salah satu sistem kepercayaan yang sudah mengakar selama lebih dari ribuan tahun. Lantas, apa hubungannya dengan video game?
Anda tahu apa yang menarik dari sistem Shio orang Tionghua? Bahwa ia adalah sebuah siklus yang akan berulang setiap 12 tahun untuk bertemu dengan binatang Shio yang sama di masa depan. Jika tahun 2017 merupakan tahun ayam, maka baru di tahun 2029 mendatang kita baru akan bertemu dengan tahun ayam kembali, namun dengan elemen berbeda yang mengikutinya. Hal yang sama juga terjadi secara retrospektif. Kerennya lagi? Dengannya, Anda juga bisa memprediksi usia mereka yang ber-shio Ayam dengan mudah tahun ini karena kelipatan serupa bisa diaplikasikan. Jika seseorang menyebut mereka memiliki shio Ayam di tahun 2017 ini, maka mereka bisa saja berumur 12, 24, 36, 48, atau 60 tahun. Neato, right?
Berangkat dari pengetahuan ini pula lah, kami merangkum game-game apa saja yang jika mengikuti standar Shio suku Tionghua, sebenarnya memiliki “Shio Ayam”. Mengingat industri game baru mulai memasuki pasar industri hiburan mainstream via arcade di awal tahun 1980-an, maka kita harus menghitung mundur game-game yang berdiri antara 1980-an dengan tahun 2017, yang notabene merupakan game-game yang lahir dalam siklus 12 tahun-an. Maka kita bertemu dengan game-game “Shio Ayam” yang dirilis di tahun 1981, 1993, dan terakhir – 2005. Tahun-tahun berbeda generasi dengan produk andalan mereka sendiri-sendiri.
Lantas, dari game-game yang memiliki “Shio Ayam” tersebut, manakah yang menurut kami paling keren? Ini dia, versi JagatPlay:
-
Frogger (1981)
Tentu, jangan pernah melihat kacamata game klasik dengan kacamata gamer modern saat ini yang sudah penuh dengan kompleksitas. Di tengah usaha industri game untuk masuk ke dalam kancah industri hiburan mainstream, dimana arcade masih jadi tumpuan, beberapa game dengan konsep sederhana berusaha menawarkan pengalaman interaktif yang menyenangkan. Berperan sebagai seekor kodok yang berusaha menyeberang ke sisi lain dengan begitu banyak tantangan, konsep ini tak hanya menawarkan tantangan, tetapi juga menguji kesabran dan keuletan tersendiri untuk bisa diselesaikan. Ditemani musik 8 bit yang riang kali itu, perjalanan kodok ini berakhir menjadi inspirasi untuk banyak game modern yang lahir setelahnya.
-
Virtua Fighter (1993)
Ketika industri game baru mulai berdiri dan video game selalu berkutat pada visualisasi bit dua dimensi yang diperkuat dengan lebih banyak piksel untuk detail, SEGA muncul dengan satu lompatan besar yang walaupun tak sempurna, membangun dasar untuk kelahiran game-game fighting berbasis model tiga dimensi setelahnya. Virtua Fighter mungkin tak terasa seperti sebuah game fighting mulus yang menarik untuk sebuah scene kompetitif, dan lebih ke sebuah uji coba konsep revolusioner yang siap untuk membuat kepala gamer-gamer di masa itu meledak. Di kala itu ia terlihat begitu modern, terlepas dari model karakter yang begitu persegi.
-
The Matrix: Path of Neo (2005)
Popularitas film Matrix di kala itu memang membuat banyak gamer yang haus akan sebuah pengalaman serupa dengan apa yang mereka lihat di layar lebar. Sebuah game yang memungkinkan mereka untuk mencicipi bagaimana rasanya menjadi seorang Neo yang sesungguhnya, lengkap dengan kemampuan bela diri dan rangkaian aksi sinematik berbasis bullet time, tentu saja. Ada game sebelumnya yang berusaha melakukannya – “Enter the Matrix”, namun sayangnya, tak berhubungan sama sekali dengan sosok Neo itu sendiri. Begitu Path of Neo dirilis, inilah pengalaman The Matrix yang kita inginkan. Dengan pendekatan yang sama dengan versi filmnya, bahkan pertarungan final dalam skala yang lebih epik dan kolosal, ini adalah mimpi yang jadi kenyataan.
-
Daytona USA (1993)
Hampir mustahil bagi gamer Indonesia, setidaknya Anda yang sempat berkunjung ke mall dan mampir di game centre, untuk tak pernah mendengar dan melihat Daytona USA dari SEGA sebelumnya.Usia-nya yang tua tak lantas membuat game arcade yang sudah berusia puluhan tahun mati dan tenggelam begitu saja, membuatnya terus diingat sebagai salah satu game racing kompetitif yang seru dan menegangkan. Track sederhana yang sekedar meminta Anda memutar ini tetap cukup untuk membuat Anda terlempar jauh ke belakang jika Anda tak mampu mempertahankan kecepatan dan konsentrasi Anda sendiri. Sempat di-port ke konsol, termasuk SEGA Saturn di masa lalu, Daytona berakhir menjadi sebuah seri klasik yang fantastis. ROLLING STARTTTT!!!