Preferensi adalah kata “ajaib” yang sepertinya mendefinisikan manusia sebagai makhluk unik yang berakal. Bahwa tak didesain untuk hanya memikirkan bagaimana caranya mencari makan dan bertahan hidup, kita punya standar dan keinginan soal apa yang hendak kita makan, terlepas apakah ia berkontribusi sesignifikan yang dibutuhkan atau tidak. Dari ragam pengalaman, pengetahuan, dan juga standar yang kita tetapkan sendiri, manusia tumbuh menjadi individu-individu dengan gaya, cita rasa, mimpi, hingga masalah mereka sendiri-sendiri. Walaupun tak bisa dihindari, lingkungan sosial juga berakhir punya ekspektasi khusus, terutama terkait gender. Salah satu yang sering jadi objeknya? Tentu saja, wanita.
Bahwa wanita, untuk menjalankan perannya sebagai seorang ibu, haruslah tampil sebagai makhluk yang anggun, feminim, dan menghindari tugas atau pekerjaan yang biasanya melekat pada identitas gender seorang pria. Namun dengan tumbuhnya konten-konten kreatif fiktif seperti cerita, musik, film, hingga video game, wanita tak lagi terperangkap pada konsep seperti ini. Maka yang muncul adalah sesuatu yang kita sembut “Tomboy”, kelompok wanita yang merasa diri lebih nyaman dan punya keberanian untuk melakukan apa yang selama ini identik dengan pria.
Bahwa tak sekedar berpakaian serupa saja, tetapi juga melakukan pekerjaan, tugas, hingga tantangan yang terhitung “mustahil” untuk gender mereka. Mereka bukan putri kerajaan yang menunggu untuk diselamatkan, tetapi putri kerajaan yang siap mengangkat pedang dan menyusul si pangeran yang tengah mencarinya. Kerennya lagi? Video game ternyata punya banyak desain karakter wanita seperti ini. Walaupun terlepas mereka didesain dengan pakaian super terbuka dan seksi sekalipun, karakter-karakter wanita ini terlibat dalam aktivitas dan tantangan yang selama ini identik dengan pria. Ada maskulinitas yang kentara di dalam tubuh mereka, terlepas dari ciri fisik feminim yang begitu kuat.
Lantas, dari semua karakter-karakter wanita tomboi di video game, manakah yang menurut kami paling menarik dari sisi fisik ataupun kepribadian? Inilah list versi JagatPlay:
-
Faith (Mirror’s Edge)
Bukan putri yang bisa Anda selamatkan di tingginya kastil, tapi seorang putri yang justru hidupnya difokuskan untuk mengirimkan pesan rahasia langsung ke tangan Anda di tengah dunia distopia dengan akses informasi yang dikontrol penuh. Faith memperlihatkan maskulinitas tak hanya dari kepribadiannya saja, tetapi juga dari desain pakaian yang tak seperti kebanyakan karakter wanita, jauh lebih tertutup. Sensualitas yang tak jadi nilai jual dengan fokus pekerjaan yang benar-benar menitikberatkan kemampuan fisik untuk bisa berhasil, Faith memperlihatkan sisi maskulin yang bahkan bisa dibilang lebih kentara, dibandingkan sisi feminimnya.
-
Farah Oersted (Tales of Destiny)
Pernahkah Anda memiliki teman seorang wanita yang peringainya bahkan lebih kasar daripada pria, namun di sisi lain, selalu bisa Anda andalkan untuk semua hal tanpa perlu kekhawatiran sama sekali? Ini mungkin kalimat yang tepat untuk menjelaskan sosok seorang Farah Oersted, yang menemani teman masa kecilnya – Stan untuk menjalani sebuah petualangan yang tak pernah ia prediksi sekalipun. Walaupun memperlihatkan sedikit sisi feminim, terutama ketika ia berhadapan dengan Stan, tinju Farah yang cukup kuat untuk menundukkan beruang besar sekalipun sepertinya jadi testimoni jelas, bahwa ini adalah tipikal wanita yang tak hanya bisa menjaga diri sendiri saja, tetapi juga dirinya sendiri.
-
Lightning (Final Fantasy XIII)
Apakah Lightning bisa disebut sebagai seorang karakter wanita yang tomboi? Sebagian dari Anda mungkin tak setuju dengan keputusan ini. Namun fakta bahwa Lightning mengangkat senjata untuk membela apa yang menurutnya butuh dibela, bahkan membangun tim untuk secara aktif menyelamatkan si adik ayng menghilang, justru memperlihatkan kualitas yang bisa Anda asosiasikan dari seorang “Abang” dan bukannya “Kakak”. Tak kenal takut, punya kemampuan tarung tinggi yang memperlihatkan fungsi fisik yang luar biasa, dan menjadi sosok panutan hampir semua karakter yang lain, Lightning terlihat gagah dengan pakaian dan senjata yang terus menemaninya. Tak ada tangis dan keluhan, terlepas dari pekerjaan berat yang harus ia lakukan.
-
Sheik (Legend of Zelda: Ocarina of Time)
Seberapa tomboi seorang Sheik? Anda bisa bertanya kepada semua gamer penikmat Legend of Zelda: Ocarina of Time di masa lalu soal impresi pertama mereka terkait karakter yang satu ini. Maka bisa memprediksi tak akan ada satupun yang akan percaya jika Anda menyebut bahwa di balik topeng tertutupnya, berdiri seorang putri kerajaan yang menyamar sebagai laki-laki. Bisa diandalkan dan terus mendukung Link untuk menyelesaikan petualangannya, Sheik begitu tomboi, hingga tak ada yang bisa memprediksi bahwa ia adalah seorang wanita.