Apakah selalu bisa diandalkan? Belum tentu. Namun memang sulit untuk mengabaikan nama Ubisoft begitu saja ketika kita membicarakan game-game open-world, mengingat begitu banyak franchise racikan mereka yang memang mengusung genre tersebut. Setelah sempat jatuh pada konsep “sistem menara” yang menjadi mekanik utama untuk beberapa franchise raksasa mereka selama beberapa tahun terakhir ini, keputusan Ubisoft untuk tak lagi mengandalkan sistem ini tentu saja jadi sesuatu yang pantas untuk diacungi jempol. Semuanya dimulai dengan Watch Dogs 2, dan sepertinya jadi basis untuk ragam proyek selanjutnya. Salah satu ambisi mereka yang lain? Mulai berfokus pada multiplayer.
Apa jadinya jika kedua ambisi tersebut dilebur ke dalam satu ruang yang sama? Maka Anda akan mendapatkan game-game seperti The Division, misalnya, yang menggabungkan konsep open-world dan multiplayer tersebut dengan proporsional. Walaupun harus diakui, aspek open-world-nya sendiri tak memainkan peran banyak mengingat minimnya aktivitas yang bisa dilakukan di lingkungan tak interaktif yang terhitung cukup kecil tersebut. Ubisoft berusaha memperbaiki hal tersebut dan menjadikannya sebagai fokus yang lebih diutamakan di proyek mereka selanjutnya – Ghost Recon: Wildlands yang akan dilepas bulan depan.
Namun sebelum itu, Ubisoft sempat memberikan kesempatan gamer untuk menjajal game ini secara langsung lewat masa closed-beta. Tak hanya untuk memastikan rilis yang lebih sempurna nanti lewat ragam feedback yang mereka terima, masa seperti ini juga efektif untuk membantu gamer mendapatkan gambaran kira-kira apa yang akan mereka dapatkan nanti sebelum membeli atau bahkan, melakukan proses pre-order.
Lantas, bagaimana impresi kami terhadap Ghost Recon: Wildlands ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah game yang benar-benar butuh teman? Inilah impresi kami.
Dunia yang Sangat Sangat Sangat Luas
Jika ada satu hal yang langsung mencuri perhatian kami sejak menit pertama mencicipi Ghost Recon: Wildlands adalah fakta bahwa tak akan ada pernah rasa keberatan jika Ubisoft berakhir mengklaimnya sebagai game open-world terbesar dan terluas yang pernah mereka hadirkan di industri game. Terbesar dari yang terbesar? Kami sendiri belum mencari informasi lebih dalam untuk klaim itu, namun satu yang pasti, dunia yang ditawarkan memang sesuatu yang tak bisa Anda pandang sebelah mata. Kami sendiri sempat terkejut di awal dan sempat menyimpulkan betapa “rendah hatinya” Ubisoft untuk menawarkan map sebesar yang kami temui di masa closed-beta kemarin. Namun ketika melihat keseluruhan peta yang ada, kami akhirnya disadarkan bahwa yang kami temui benar-benar hanyalah secuil kecil dari apa yang hendak ditawarkan di versi finalnya.
Seberapa besar? Dengan daerah “kecil” yang ditawrkan oleh masa closed-beta ini saja, Anda sudah berhadapan dengan jarak antar misi atau area dengan konten menarik yang bisa Anda singgahi sejauh beberapa km. Jarak yang hampir mustahil ditempuh dengan sekedar berjalan kaki, butuh waktu 5-7 menit setidaknya untuk ditempuh dengan mobil berkecepatan standar, dan hanya beberapa menit lebih cepat dengan menggunakan helikopter yang kontrolnya masih aneh di versi ini. Secuil daerah ini saja sudah menyediakan beberapa konten menarik, dari outpost musuh yang bisa Anda rebut untuk ekstra resource ataupun senjata, hingga beberapa misi sampingan dan pecahan misi utama. Membayangkan bahwa Anda masih punya sekitar 21 region lagi yang seluas atau bahkan lebih luas ini, benar-benar sulit kami bayangkan seperti apa hasilnya di rilis final nantinya.
Berita baiknya? Ubisoft sepertinya mengerti kekhawatiran bahwa luasnya daerah ini justru membuat Anda lebih banyak menunggu dan berjalan, daripada beraksi yang seharusnya jadi esensi game ini. Beberapa mekanik yang berujung positif diperkenalkan, seperti fakta bahwa hampir di seluruh titik tiap daerah akan selalu ada kendaraan yang bisa Anda rebut. Jadi walaupun Anda kehilangan mobil atau helikopter Anda yang rusak, Anda selalu bisa menyusuri jalan utama untuk mencuri mobil milik penduduk yang tengah berkendara atau merebut helikopter yang terparkir di markas musuh terdekat dengan penjagaan yang ketat. Mekanik lain yang ditawarkan adalah kemampuan fast-travel untuk muncul secara instan di dekat teman satu tim Anda.
Namun terlepas dari luasnya daerah yang ditawarkan oleh Ghost Recon: Wildlands ini, kemampuan mereka menawarkan atmosfer yang mumpuni pantas untuk diacungi jempol. Kami tak hanya berbicara soal cuaca dinamis yang terkadang berakhir dengan hujan lebat dan petir yang dramatis saja, tetapi juga perasaan bahwa Anda memang tengah “terperangkap” di Bolivia yang masih penuh hutan belantara dengan kehidupan sosial penduduk yang hanya berjuang untuk sekedar hidup “normal”. Salah satu momen yang memorable adalah ketika kami dan teman satu tim menyusuri lebatnya hutan untuk bergerak ke objektif selanjutnya dan tiba-tiba mendengar bunyi jangkrik yang bersahutan di tengah gelapnya malam. Wow!
Walaupun kami sendiri tak bisa menilai seberapa baik kualitas game ini di PC, namun apa yang Anda dapatkan di versi konsol, setidaknya dari versi Playstation 4 non-pro yang kami cicipi sepertinya tak akan memicu kontroversi downgrade. Tetapi tetap harus diakui, masalah teknis memang masih sering terjadi di sini, dari musuh yang tiba-tiba muncul dan menghilang hingga area berbahaya yang tiba-tiba aman tanpa kejelasan. Sesuatu yang tentu saja, masih bisa diperbaiki Ubisoft dengan waktu rilis yang masih terhitung cukup “panjang”.