Call of Duty: Infinite Warfare memang berhasil mencatatkan diri sebagai game terlaris untuk pasar Amerika Serikat di tahun 2016, terlepas dari semua kritik yang sempat mengikuti pengumuman perdananya. Namun ia tak jadi indikasi bahwa franchise rilis tahunan ini memang tak dirundung masalah.
Karena tidak seperti seri yang dirilis 4-5 tahun yang lalu, terlepas dari semua prestasi yang ia raih, Activision tak pernah lagi secara terbuka mengumumkan angka penjualan dan berapa besar keuntungan yang diraih setiap seri terbaru sejak era Advanced Warfare. Konsep futuristik yang mereka paksakan memang mulai berakhir jadi bumerang. Sesuatu yang hendak mereka perbaiki di tahun 2017 ini, setidaknya dari pernyataan sang COO – Thomas Tippl.
Dalam wawancara terbarunya, Tippl menegaskan bahwa Activision akan membawa Call of Duty kembali ke akar yang membesarkan namanya di tahun 2017 ini. Ia secara terbuka mengaku sadar bahwa konsep futuristik di beberapa seri terakhir ternyata tak terlalu efektif. Konsep ini jelas tak disukai oleh porsi besar fans Call of Duty. Ia juga mendengar jelas keinginan gamer untuk kembali ke cita rasa yang lebih klasik. Tippl menyebut bahwa tahun 2017 akan membawa Call of Duty ke konsep pertempuran tradisional ini, walaupun tak berbagi detail lebih lanjut.
Dengan tanggung jawab pengembangan seri tahun ini di tangan Sledgehammer Games untuk siklus tiga tahunan Call of Duty, maka sinyal bahwa franchise ini akan kembali ke cita rasa perang klasik sepertinya kian mendekati kenyataan. Apalagi Sledgehammer sempat disebut-sebut pernah berniat mengembangkan game Call of Duty bertema perang Vietnam di masa lalu, namun berakhir dibatalkan. It’s about time, Activision!
Source: GameSpot