Bagi gamer yang cukup mengikuti sepak terjang scene e-Sports di industri game, nama turnamen “The International” seharusnya tak lagi asing terdengar. Turnamen DOTA 2 yang diselenggarkan rutin setiap tahunnya oleh Valve ini tercatat sebagai turnamen dengan jumlah hadiah terbesar, menyentuh angka tak lebih dari puluhan juta USD setiap tahunnya. Valve selalu menyelenggarakan event ini di Seattle, Amerika Serikat dan mendatangkan pemain-pemain terbaik dari seluruh dunia ke sana. Permasalahan visa yang mengancam beberapa tim asing sempat terjadi, namun sebagian besar terselesaikan dengan baik. Namun hal ini tak terlihat menjanjikan di tahun 2017 ini.
Apa pasal? Benar sekali, karena “kegilaan” presiden terbaru Amerika Serikat – Donald Trump yang anti-imigrasi. Kebijakan super ketatnya untuk menyeleksi siapa saja yang boleh masuk ke Amerika Serikat akan jadi tantangan penyelenggaraan The International 2017 ini. Berbicara di Studio Bellevue milik Valve, Gabe Newell menegaskan bahwa ia tak akan ragu untuk memindahkan lokasi event The International 2017 dari Seattle ke luar Amerika Serikat jika memang dibutuhkan. Ia menyebut bahwa apapun yang terjadi, The International tahun ini tetap harus berjalan.
Namun untuk mencapai hal ini, Valve juga harus bersinggungan dengan masalah pelik lainnya. Mengingat struktur perusahaan yang terdiri dari kelompok multi-etnis, termasuk beberapa yang berasal dari negara yang “dicurigai” oleh Trump, Valve tak bisa dengan bebas mengirim karyawan mereka ke luar negeri begitu saja. Karena bisa saja, mereka tak bisa kembalikmasuk ke Amerika Serikat terlepas dari dokumen legal yang sudah mereka miliki.
The International 2017 sendiri rencananya akan diselenggarakan pada awal Agustus 2017 mendatang. God damn it, Trump..
Source: PCGamer