Pendekatan yang menarik dan menggoda di saat yang sama, membuatnya tampil sebagai salah satu game yang cukup diantisipasi tahun ini, Nintendo sepertinya berhasil membawa franchise andalannya – Legend of Zelda selangkah lebih dekat ke konsep yang lebih terasa modern. Sebuah dunia terbuka yang menunggu untuk dieksplorasi, lengkap dengan puzzle berbasis physics dan pendekatan visual yang menarik. Tentu saja, menciptakan Zelda yang mengusung nama “Breath of the Wild” ini tentu bukan hal yang mudah. Nintendo bahkan meminta bantuan Monolith Soft – dev. Xenoblade Chronicles X untuk meracik konsep open-worldnya. Sang penanggung jawab – Eiji Aounuma juga mengaku mengambil inspirasi dari banyak game barat.
Hal ini ia ungkapkan dalam wawancaranya dengan situs gaming ternama – GameInformer. Aounuma menyebut bahwa dalam proses mengembangkan Breath of the Wild, ia memutuskan untuk mulai menjajal banyak game dari luar Jepang. Hasilnya, ia mencicipi game-game seperti Far Cry, The Witcher, Elder Scrolls V: Skyrim, dan tentu saja GTA yang ia sebut terlalu kejam untuk dirinya. Dari game-game tersebut, Aounuma menemukan banyak ide yang tak langsung ia implementasikan ke Zelda, tetapi menjadi pondasi untuk apa yang hendak ia kerjakan di Breath of the Wild itu sendiri.
Lantas, dari game-game yang ia mainkan di tahun 2016 kemarin, mana yang menjad favoritnya? Dengann kesibukan untuk menyelesaikan Zelda itu sendiri, Aounuma mengaku hampir tak punya waktu untuk memainkan game baru apapun. Namun karena tali pertemanan dengan Ueda, ia menyempatkan waktu untuk satu judul game – The Last Guardian. Ia mengaku tak bisa menolak daya tariknya dan menyebutnya sebagai sebuah game yang benar-benar bagus.
Game karya Aounuma – Legend of Zelda: Breath of the Wild sendiri rencananya akan dirilis pada tanggal 3 Maret 2017 mendatang, untuk Nintendo Wii U dan Nintendo Switch. Can’t wait!
Source: GameInformer