Musou, mendengar nama genre yang satu ini sepertinya sudah cukup untuk memberikan sedikit gambaran jelas soal gaya gameplay seperti apa yang akan Anda dapatkan. Mengakar pertama kali dari franchise racikan Omega Force dan Koei Tecmo – Dynasty Warriors, genre ini kemudian tumbuh untuk mengadaptasikan beberapa franchise, baik dari video game ataupun media anime / manga yang tak pernah Anda prediksikan sebelumnya. Pertempuran melawan banyak musuh dengan satu karakter overpowered seperti ini sepertinya punya daya tarik dan basis fans fanatiknya sendiri, membuat beberapa pemilik franchise tertarik untuk mengeksplorasi potensinya dengan produk-produk mereka. Cukup untuk membuat game sekelas Legend of Zelda pun melepas versi musou mereka – Hyrule Warriors di konsol eksklusif Nintendo.
Namun terlepas dari potensi rasa bosan yang mungkin muncul karena cita rasa game action yang tak bisa dibilang “variatif”, sulit untuk tidak mengakui bahwa ada beberapa franchise di luar sana yang memang bisa tampil fantastis dengannya. Apalagi jika di versi film / anime / manga yang jadi sumbernya, sang karakter utama memang dikenal berbagi kemampuan bertarung yang sama. Bahwa dengan senjata mereka, tak sulit untuk membuat ratusan hingga ribuan prajurit meregang nyawa, bahkan monster berukuran raksasa sekalipun untuk bertekuk lutut. Hal inilah yang berusaha ditawarkan Omega Force dan Koei Tecmo dengan manga / anime dengan tema yang gelap dan dewasa karangan Kentaro Muira – Berserk.
Berbeda dengan adaptasi mereka yang lain, Omega Force tentu saja punya pekerjaan “berat” untuk memastikan proyek ini tetap bertahan dengan daya tarik sumber materi utama – dalam hal ini, manga Berserk dengan basis fans yang terhitung cukup fanatik. Untuk menjawab tantangan tersebut, mereka menjawabnya dengan menciptakan salah satu seri game Musou paling berdarah yang pernah ada. Pertanyaannya kini tentu saja satu. Apakah sekedar cipratan darah musuh saja akan cukup untuk membuat game ini berakhir jadi sesuatu yang fantastis? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot
Satu yang menarik ketika mencicipi Berserk & The Band of the Hawk sebagai seorang gamer yang terhitung “awam” dengan franchise yang satu ini, adalah betapa kami cukup terserap ke dalam cerita yang dipresentasikan sangat baik di sini. Mengikuti cerita manga yang kini tentu saja, melebihi seri anime, bahkan untuk versi terbaru dengan elemen CGI-nya sekalipun di tahun 2016 kemarin, Berserk & The Band of the Hawk menawarkan satu pengalaman cerita yang penuh dan lengkap. Mode Story-nya sendiri akan berkisah dari sepak terjang awal Guts – si karakter utama dari arc “Golden Age” hingga cerita manga saat ini – “Hawk of the Millennium Empire Arc”.
Untuk Anda yang tak terlalu familiar dengan franchise ini, Berserk merupakan cerita fantasi yang dikisahkan lewat kacamata seorang prajurit luar biasa kuat yang mampu membunh 100 pasukan dengan pedang besarnya – Guts. Bersama dengan Hawk – sekelompok prajurit bayaran yang berada di bawah pimpinan seorang prajurit karismatik bernama Griffith, Guts dan teman-temannya berhasil mencapai beragam tugas yang mustahil. Bahkan cukup untuk membuat mereka diangkat menjadi bangsawan, selangkah lebih dekat bagi Griffith untuk memenuhi mimpi besarnya – membangun kerajaannya sendiri.
Namun ambisinya untuk mendekati putri kerajaan membuat Griffith ditahan dan disiksa, sementara di saat yang sama, Guts memutuskanuntuk keluar dari Hawk dan mencari arti hidupnya sendiri. Di tengah kondisi seperti inilah, “dunia” untuk Guts dan teman-temannya seolah berbalik arah. Misi mereka menyelamatkan Griffith yang tinggal tulang dengan luka memar di seluruh tubuh menjadi awal dari bangkitnya neraka di atas dunia. Berbekal dengan sebuah item mistis bernama “Egg of the Kings” yang sudah ia miliki sejak kecil, Griffith ternyata bukan seorang pemimpin yang sempurna. Di sebuah event katastropik yang begitu menyeramkan, ia lahir kembali sebagai seorang iblis bernama Femto. Semuanya dicapai dengan mengorbankan sebagian besar pasukan Hawk.
Guts yang berhasil selamat pun harus mengemban sebuah logo bernama “Brand of Sacrifice”, yang membuatnya akan terus diburu monster ketika malam tiba, setiap hari, sampai ia mati. Namun Guts tak menyerah. Dengan pedang luar biasa bernama Dragon Slayer, ia berusaha melawan takdir.
Lantas, bagaimana kisah antara Guts dan Griffith ini akan terus berlanjut? Tantangan seperti apa saja yang harus dihadapi oleh Guts? Anda harus memainkan Berserk ini untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.