Lebih banyak kontroversi, lebih banyak celaan, dengan begitu banyak kebijakan yang tidak populer di mata gamer, bukan hal yang aneh tampaknya jika salah satu publisher terbesar di industri game – Electronic Arts terus mendulang predikat sebagai salah satu perusahaan terburuk di Amerika Serikat. Terlepas dari klaim bahwa mereka akan berusaha untuk memperbaiki citra tersebut, EA terus melakukan blunder. Peluncuran Battlefield 4 yang penuh masalah, pemecatan dan penutupan banyak studio yang bernaung di bawah mereka, kebijakan menyogok Youtuber untuk mempromosikan game mereka, dan yang terakhir bahkan terdengar lebih menyeramkan – berusaha memanipulasi sistem rating game di Google Play. Fenomena inilah yang terjadi dengan judul game terbaru mereka – Dungeon Keeper.
Dungeon Keeper ini sendiri merupakan game remake dari salah satu seri lawas yang cukup populer di masa lalu. Ditawarkan sebagai game free to play, Dungeon Keeper ini memang menjadi mimpi buruk tersendiri. Hampir semua review dari media maupun user menyebutnya sebagai salah satu model game free to play terpayah yang pernah ada. EA sengaja menyematkan berbagai requirements “tidak masuk akal” untuk menghambat progress permainan Anda, yang pada akhirnya, hanya bisa diselesaikan dengan mengakses microtransactions dan membeli item yang Anda butuhkan dengan menggunakan uang nyata. Banyak yang melihatnya sebagai pengkhianatan untuk sebuah franchise yang begitu dicintai di masa lalu. Namun ini hanya akar dari masalah yang sebenarnya.
Tidak hanya sekedar mengembangkan mekanik microtransactions yang mengecewakan, EA juga berusaha memanipulasi sistem rating Dungeon Keeper dengan cara yang cukup picik. Setiap gamer yang berusaha memberikan rating bintang 1-4 di game ini, EA akan secara otomatis memunculkan sebuah lembar feedback, dan menihilkan rating yang Anda pilih. Namun jika Anda memberikan rating bintang 5, yang juga dibumbui dengan iming-iming update gratis, EA akan secara otomatis mengintegrasikan nilai tersebut dengan rating Google Play Dungeon Keeper ini. Hasilnya? Terlepas dari kritik pedas yang ada, game ini memiliki rating yang terhitung cukup tinggi di Google Play. Wow!
Microtransactions memang menjadi mekanisme yang terhitung sangat normal diterapkan di sebuah game free to play, apalagi memang didesain dengan sangat baik. Game-game sekelas World of Tanks, DOTA 2, Team Fortress, atau Planetside 2 sekalipun sudah menjadi bukti yang valid bagaimana keduanya dapat bersinergi dan mengundang feedback positif dari para gamer. Sementara yang dilakukan oleh EA di Dungeon Defender dan yang sempat dilakukan Bandai Namco di Tales of Phantasia iOS menjadi mimpi buruk yang tidak ingin pernah ingin dilihat gamer di masa depan. Please EA, this is not what we want… we can assure you that..