Dua platform dengan pangsa pasar yang sama besarnya, memang sedikit membingungkan untuk melihat bagaimana Microsoft berusaha menjadikan PC dan Xbox One sebagai kekuatan platform yang setara dan sama menariknya. Satu yang menarik, perusahaan asal Amerika Serikat ini seolah tidak pernah tertarik untuk mengintegrasikan keduanya ke dalam satu ekosistem yang sama, setidaknya untuk menjamin pengalaman bermain yang maksimal. Sebagai contoh? Game andalan Microsoft saat ini – Titanfall yang diluncurkan untuk Xbox One dan PC di saat yang bersamaan. Terlepas dari perusahaan induk yang sama, Titanfall memiliki server gameplay yang khusus untuk di masing-masing platform tersebut. Apa yang sebenarnya terjadi?
Sedikit titik perang dari situasi ini datang dari developer game free to play bertema pesawat tempur masa lampau – War Thunder. Dalam wawancara terbarunya dengan situs gaming – Gamespot, Gaijin menyebutkan bahwa kebijakan tersebut memang lahir dari pihak Microsoft sendiri. Microsoft tidak mengizinkan developer untuk menyuntikkan server yang memungkinkan gamer dari Xbox One dan PC bermain di ruang yang sama. Microsoft sendiri beralasan bahwa kebijakan ini ditempuh utuk menawarkan pengalaman bermain yang lebih stabil. Karena alasan ini jugalah, Gaijin tidak meluncurkan War Thunder untuk Xbox One.
Ada beberapa alasan yang membuat keputusan tersebut diambil. Pertama, karena basis fans Xbox One sendiri tidak cukup besar untuk menarik War Thunder masuk ke dalam pasar tersebut. Dengan absennya gamer PC, game ini tidak akan tampil maksimal. Gaijin juga menyoroti sikap Microsoft yang sangat menghindari resiko untuk mengadaptasikan game-game indie baru yang belum terbukti performa penjualannya di pasaran. Kebijakan yang bertolak belakang dengan Sony yang memberikan dukungan penuh.
War Thunder sendiri rencananya akan meluncur untuk Playstation 4 di masa yang akan datang, dan akan mengusung fitur cross play dengan versi PC-nya.