JRPG – Japan Role Playing Game, sebagian besar gamer yang belum terlalu memahami genre yang satu ini mungkin langsung mengasosiasikannya dengan identitas yang sekedar mengakar pada perbedaan region pengembangan. Bahwa JRPG adalah kategori untuk semua game RPG yang dikembangkan di Jepang, dan tidak lebih. Namun kombinasi empat huruf ini melambangkan sebuah genre role playing yang unik, dengan ciri-ciri khusus yang membuatnya tampil berbeda dengan game-game RPG racikan Bioware, Bethesda, atau CD Projekt misalnya. Mekanik gameplay, desain karakter, dan gaya penyampaian plot mungkin menjadi elemen definitif paling dominan untuk mengkategorikan game RPG yang dirilis ke pasaran. Seperti yang terjadi dengan proyek terbaru dari Ubisoft – Child of Light.
Terkenal sebagai publisher – developer yang cukup berani untuk mengeksplorasi judul game baru dengan kualitas yang pantas untuk diantisipasi, Ubisoft melakukan gebrakan cukup ekstrim dengan memperkenalkan Child of Light. Dibangun sebagai monumen kecintaan sekaligus reaksi dari langkanya game-game bergenre serupa di pasaran, Child of Light memang diposisikan sebagai sebuah game RPG “Jepang”, terlepas dari fakta bahwa ia dikembangkan oleh perusahaan game asal Perancis. Beberapa elemen klasik yang sempat melambung di masa lalu diperkenalkan kembali, mengakar pada identitas utama yang sempat membuat genre ini mendominasi. Turn-based, ATB, hingga gaya penceritaan linear menghiasi Child of Light yang diperkuat dengan engine mumpuni Rayman Legends – UbiArt Framework.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Child of Light ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai game RPG “Jepang” yang berbeda?
Plot
Seperti layaknya sebuah cerita dongeng klasik yang pernah kita dengar sejak zaman kanak-kanak, Child of Light memang seolah dilahirkan dari halaman-halaman penuh keajaiban tersebut. Kesan tersebut sudah mengalir kuat sejak pertama kali Anda melihatnya. Implementasi UbiArt Framework harus diakui berhasil menciptakan gaya visualisasi artwork yang kentara, menggabungkan kekuatan desain dan visualisasi warna dalam porsi proporsional. Mempersiapkan Anda untuk sebuah cerita masa kecil tentang petualangan, kerajaan, dan seorang putri manis.
Anda akan berperan sebagai Aurora – seorang putri bangsawan asal Austria di tahun 1895. Terserang penyakit mematikan, Aurora yang tidak sadarkan diri menemukan dirinya terbangun di sebuah dunia ajaib yang juga tengah berada dalam masalah besar – Lemuria. Bertemu dengan seekor kunang-kunang bernama Igniculus, Aurora diyakini merupakan sang penyelamat utama yang sudah diramalkan sejak lama – sang Child of Light yang akan membebaskan Lemuria dari cengkeraman Queen Umbra.
Lemuria memang tengah menghadapi malapetaka dan Aurora harus menjalani sebuah takdir agung untuk merebut kembali bintang, matahari, dan bulan yang kini berada di tangan Queen Umbra. Perjalanan ini sendiri tentu tidak mudah, sebuah nasib kejam yang akhirnya memaksa Aurora untuk mengangkat senjata dan terlibat dalam sebuah pertualangan suci. Selama perjalanan bersama dengan Igniculus, Aurora juga bertemu dengan karakter lain yang berada dalam satu misi yang sama, menundukkan begitu banyak raksasa, monster, dan naga yang menjadi pasukan utama Queen Umbra sendiri.
Lantas, mampukah Aurora menyelamatkan Lemuria? Siapa sebenarnya Queen Umbrea? Tantangan seperti apa yang harus ia hadapi? Semua pertanyaan ini akan bisa Anda jawab dengan memainkan game yang satu ini. Namun selayaknya sebuah cerita dongeng yang pernah Anda nikmati di masa lalu, Child of Light bergerak dengan alur yang boleh terbilang, mudah diprediksi.