Para gamer PC di seluruh dunia, bersoraklah! Mengapa? Karena tahun 2014 ini boleh terbilang sebagai tahun termanis untuk para gamer dengan platform paling fleksibel di pasaran ini. Kehadiran dua konsol generasi terbaru – Playstation 4 dan Xbox One yang mengusung arsitektur serupa ternyata berakhir menjadi berita baik. Walaupun beberapa game masih dirilis secara “eksklusif” untuk platform ini, PC perlahan namun pasti, mulai mendapatkan perhatian para publisher raksasa, apalagi setelah popularitas Steam yang kian meroket. Setelah konfirmasi Dead Rising 3, Ryse, dan GTA V yang sudah dipastikan akan meluncur di tahun 2014 ini, kini sebuah game baru yang tidak boleh terlewatkan juga menempuh proses yang sama. Benar sekali, Metal Gear Solid V akhirnya dipastikan menuju PC!
Konfirmasi ini meluncur dari mulut Hideo Kojima sendiri lewat panggung presentasi utamanya di Gamescom 2014 beberapa jam yang lalu. Memberikan sedikit intipan demo gameplay baru MGS V: Phantom Pain yang berfokus pada variasi implementasi strategi yang bisa Anda lakukan dengan kotak ikoniknya, Kojima juga hadir dengan satu ekstra kejutan – kepastian PC sebagai platform rilis. Diperkenalkan dengan gaya humor, Snake terlihat berlindung di belakang sebuah kotak besar yang menuliskan kata “Steam” di depannya, yang menegaskan hal ini. Tidak main-main, PC akan kedatangan dua seri MGS V, tidak hanya Phantom Pain, tetapi juga Ground Zeroes.
Sayangnya, Kojima sendiri belum bisa memberikan kepastian kapan Metal Gear Solid V: Phantom Pain ini akan dirilis. Satu yang pasti, ini akan cukup untuk membuat banyak gamer PC di seluruh dunia, termasuk Anda dan kami, tersenyum lega dan bahagia.
“ALL HAIL KOJIMA!”
↧
Metal Gear Solid V Menuju PC!
↧
NostalGame: Crash Bandicoot
Hampir sebagian besar gamer yang sempat mencicipi masa kejayaan Playstation di masa lalu tentu saja tidak asing lagi dengan nama Crash Bandicoot. Di tengah hantaman ratusan judul game berkualitas yang masuk ke Indonesia dalam format bajakan dan bisa didapatkan dengan harga yang cukup murah, memang cukup menakjubkan game platformer ini berhasil mendapatkan perhatian khusus di hati gamer Indonesia. Akses informasi yang terbatas tidak menjadi penghalang, mengingat Crash Bandicoot yang senantiasa muncul sebagai artikel pembahasan utama, membawa perhatian yang lebih besar untuk karakter yang satu ini. Dan hasilnya? Menakjubkan.
Sebagai salah satu gamer yang tumbuh dengan mencicipi genre JRPG sebagai genre paling favorit, popularitas yang diusung Crash Bandicoot bahkan bisa dikatakan, menembus dinding genre ini. Ia seolah menjadi sebuah game yang wajib untuk dijajal, bahkan berhasil menjelma sebagai karakter maskot untuk Sony dan Playstation sendiri di kala itu, sepertinya halnya Sonic untuk Sega dan Mario untuk Nintendo. Terus bertambah sempurna dari satu seri ke seri lainnya, sang developer yang kini tetap bertahan di industri game modern dan bahkan jauh lebih populer – Naughty Dog berhasil membangun sebuah seri game platformer yang tidak hanya sekedar menantang dan menyenangkan untuk dimainkan. Satu yang pasti, ia menjadi sebuah legenda yang sulit untuk dilupakan begitu saja.
15 tahun sejak perilisannya, tidak ada lagi momen yang lebih tepat untuk mengunjungi kembali Crash Bandicoot ini lewat artikel NostalGame teranyar ini, apalagi mengingat jumlah game baru yang cukup terbatas di bulan Agustus 2014 ini. Bersiaplah untuk naik ke mesin waktu, dan bergabunglah dengan kami untuk menikmati kembali Crash Bandicoot!
Plot
Harus diakui, sebagian besar dari kita mungkin baru mencicipi seri Crash Bandicoot sejak seri kedua, ketika ia mulai tumbuh menjadi seri yang cukup diantisipasi di industri game dan terus merebut perhatian di majalah-majalah game Tanah Air. Di seri sekuel tersebut, Crash memang terlihat memesona, tidak hanya dari kualitas visual, tetapi juga serangkaian animasi gerakan dan sense of progress yang tampil jauh lebih menggugah. Kembali ke seri pertama tampaknya menjadi langkah yang tidak dibutuhkan, mengingat cerita yang tidak pernah menjadi kekuatan utama. Siapa sebenarnya Crash Bandicoot? Pertanyaan inilah yang mungkin terjawab ketika memainkan kembali si seri original ini, mengangkat kembali memori yang sempat terkubur. Berapa banyak dari Anda yang masih ingat apa yang sebenarnya mendasari konflik antara si Crash Bandicoot dan sang musuh utama – Dr. Neo Cortex? 18 tahun adalah waktu yang cukup lama bagi otak untuk mengubur informasi yang mungkin tidak lagi terasa signifikan selama progress hidup Anda. Percaya atau tidak, Crash Bandicoot ternyata adalah kreasi Dr. Neo Cortex – sang musuh utama, yang akhirnya memutuskan untuk memberontak dan melawan perintah sang tuan. Melakukan eksperimen untuk senjata terbarunya – Evolvo-Ray, yang mengubah binatang-binatang menjadi monster dengan kekuatan super, Crash yang pada awalnya direncanakan sebagai pemimpin utama prajurit Cortex ternyata menunjukkan kecatatan yang tidak bisa ditoleransi. Ia diasingkan. Jatuh hati dengan Bandicoot lain – Tawna selama dikurung Cortex, Crash memutuskan untuk bergerak menyelamatkannya. Sebagai sebuah game platformer, Crash Bandicoot memang menawarkan hampir semua elemen yang cukup untuk membuat banyak gamer jatuh hati pada pandangan pertama. Kualitas visual yang terhitung manis untuk era tersebut, ia juga mengusung mekanik gameplay yang mudah untuk dikuasai, menantang, dan menyenangkan di saat yang sama. Desain level, serangkaian rahasia yang bisa ditempuh, hingga beragam animasi yang keren membuat Crash Bandicoot tampil memukau. Sebuah game yang masih mampu mempertahankan predikatnya, bahkan hingga di era gaming modern saat ini. Ada begitu banyak alasan yang membuat kami jatuh cinta, dan mungkin, Anda juga.↧
↧
Visual NBA 2K15 PC Lebih Baik Daripada PS 4/Xbox One!
Game basket garapan 2K Sports belakangan semakin populer di kalangan gamer PC dan konsol. Bagaimana tidak, selain menampilkan kualitas visual yang sangat menawan, gameplay-nya pun tergolong nyaris sempurna.
Meski begitu, pada peluncuran NBA 2K14 lalu tak sedikit gamer PC yang kecewa karena hanya mendapat kualitas visual setara PlayStation 3 dan Xbox 360. Sementara NBA 2K14 versi PlayStation 4 dan Xbox One tampil lebih baik.
Kabar baiknya bagi Anda para gamer PC, 2K Sports punya strategi berbeda tahun ini. Lewat pengumuman resminya beberapa waktu lalu, 2K Sports menjelaskan bahwa NBA 2K15 PC dipastikan akan memiliki grafis yang lebih superior dibandingkan versi PS4 dan Xbox One! Setelah sempat “dianaktirikan” tahun lalu, NBA 2K15 versi PC untuk pertama kalinya akan mengadaptasikan engine terbaru – Eco-Motion.
“Gamer (PC) akan mendapatkan pengalaman secara penuh dari mode dan fitur baru yang (juga) ditemukan di PS4 dan Xbox One, dengan grafis yang lebih baik,” ujar pihak perusahaan.
Selain memberi pengumuman terkait kualitas visual, 2K Sports juga mengklaim soundtrack di NBA 2K15 adalah kompilasi yang paling unik dari sejarah franchise NBA 2K. Nama-nama besar seperti Pharell Williams, OneRepublic, Snoop Dogg, Missy Elliott, Lorde, serta Red Hot Chili Peppers ikut meramaikan kompilasi tersebut.
NBA 2K15 sendiri dijadwalkan rilis pada 7 Oktober 2014 mendatang untuk PC, PS4, Xbox One, PS3, dan Xbox 360. Bagaimana dengan Anda yang berniat membeli game ini? Pilih versi PC atau konsol?
↧
Microsoft Akui Rise of the Tomb Raider Hanya Eksklusif Sementara
Industri game pun memanas, mengarahkan emosi negatif pada dua nama besar di industri game – Microsoft dan Square Enix. Bagaimana tidak? Secara mengejutkan, sebuah seri sekuel Tomb Raider reboot yang notabene dirilis dalam format multiplatform, ternyata diumumkan sebagai game eksklusif Xbox di ajang Gamescom 2014 kemarin. Tanda tanya besar tentu saja sempat mengemuka, dan sang developer – Crystal Dynamics tidak menanganinya dengan baik. Alih-alih menenangkan, mereka justru meminta gamer PC dan Playstation untuk menunggu kehadiran Lara Croft: Temple of Osiris yang merupakan sebuah seri spin-off. Gelombang kekecewaan yang akhirnya memancing Microsoft untuk angkat bicara.
Dalam wawancaranya dengan situs gaming Eropa – Eurogamer, Boss Xbox – Phil Spencer secara terbuka mengakui bahwa status eksklusivitas Rise of the Tomb Raider untuk Xbox tidak akan berlaku selamanya, dan hanya akan berjalan dalam periode tertentu.
Spencer menegaskan bahwa presentasi mereka bukanlah ditujukan sebagai bentuk penipuan, hanya saja ada beragam informasi dan deal antara Microsoft dan partner yang memang tidak perlu diketahui oleh publik. Ia mengungkapkan bahwa Microsoft tidak membeli IP Tomb Raider dan Crystal Dynamics, sehingga hak guna yang ada masih sepenuhnya milik Square Enix. Ini juga sekaligus menjelaskan kalimat ambigu yang sempat mengemuka di pengumuman ini.
Sayangnya, Spencer sendiri menolak memberi tahu berapa lama eksklusivitas untuk Rise of the Tomb Raider untuk Xbox 360 dan Xbox One ini akan berlangsung. Satu yang pasti, setelah periode tertentu, besar kemungkinan petualangan baru Lara Croft ini akan berakhir di Playstation 3, Playstation 4, dan PC. Good news for all of us..
↧
Review P.T. : Siap Pipis di Celana!
Ajang Gamescom 2014 memang harus diakui cukup hambar, setidaknya untuk mereka yang menantikan kejutan besar dari Sony. Sebagai produsen dengan tingkat penjualan konsol generasi terbaru tertinggi di pasaran saat ini, dan mengingat seberapa kuatnya presentasi mereka di ajang E3 2013 dan 2014 yang lalu, menjadi sesuatu yang masuk akal untuk mengharapkan sesuatu yang “Wah” dari Sony. Sayangnya, Sony terlihat menahan diri di Gamescom 2014 ini, terutama terkait franchise raksasa yang tengah mereka kembangkan. Selain memberikan ekstra detail untuk game yang memang sudah sempat diperkenalkan sebelumnya, hampir tidak ada yang baru, selain beberapa game independen yang kian memantapkan posisinya di Playstation 4. Namun ada satu game yang berhasil menarik semua perhatian di industri game selama 48 jam terakhir ini. Benar sekali, kita tengah membicarakan P.T.
Ketika Sony memperkenalkan P.T. untuk pertama kalinya di stage utama kemarin, hampir tidak ada gamer yang menaruh perhatian serius. Semuanya menantikan pengumuman yang jauh lebih gila, mengharapkan nama The Last Guardian atau seri terbaru God of War muncul di event yang berlangsung di Jerman ini. Lewat sebuah teaser kecil yang memperlihatkan sekelibat aspek gameplay dan reaksi beberapa tester yang berteriak ketakutan, P.T. ternyata juga dikembangkan oleh sebuah studio baru yang belum pernah diketahu sepak terjangnya – 7780s. Satu yang menarik, bersamaan dengan pengumuman ini, P.T juga mengumumkan bahwa demo awal mereka sudah tersedia untuk para pemilik Playstation 4 secara cuma-cuma. Sebuah kebijakan, yang menurut kami, pantas diapresiasi, untuk sebuah developer yang belum punya nama. Demo ini sendiri disebut-sebut sebagai sebuah teaser interaktif yang belum pernah di industri game sebelumnya.
Dengan berakhirnya presentasi demo, sebagian besar gamer Playstation 4 tentu saja berbondong-bondong memuaskan rasa penasaran mereka dengan P.T. ini. Menariknya lagi? Sony menjadikannya sebagai salah satu game featured di PS Store, menempatkannya di halaman utama untuk memberikan kemudahan proses pencarian. Sebuah langkah yang tentu saja terhitung istimewa untuk sebuah game independen dari developer penuh nama. Gameplay sederhana dengan unsur horror yang begitu kuat, P.T. ternyata bukanlah game yang selama ini kita. Kembali “ditipu” dengan manis oleh si jenius – Hideo Kojima, P.T. ternyata menjadi teaser untuk seri terbaru Silent Hill yan akan ia kembangkan bersama sutradara film raksasa – Del Toro. Begitu informasi ini menyebar di dunia maya, P.T. juga langsung ikut meledak.
Rasa penasaran jugalah yang akhirnya mendorong kami menjajal game ini, setidaknya untuk mendapatkann sedikit gambaran apa jadinya Kojima, yang selama ini menyebut dirinya seorang penakut, diberi kesempatan untuk menangani sebuah game horror. Lagipula, dengan game-game seperti Slenderman, Amnesia, dan Oulast yang pantas masuk ke dalam jajaran game paling menyeramkan di industri saat ini, P.T. secara rasional, seharusnya tidak akan banyak berbeda. Iya, kami salah besar!
Sederhana
Diperkenalkan sebuah teaser dan hanya memuat data sebesar 1.3 GB via PS Store, P.T. hampir mustahil hadir sebagai sebuah game horror kompleks, dengan cut-scene, segudang karakter, atau mekanik gameplay yang membuat sang karakter utama mampu melakukan gerakan yang bervariasi. Benar saja, seperti yang bisa diprediksi, ia menawarkan sensasi gameplay horror yang lebih melekat kuat kepada Slenderman. Walaupun sama seperti Oulast dan Amnesia yang juga menghadirkan karakter utama yang tidak bisa melawan dan hanya bisa berlari, P.T. dan Slenderman mengusung satu identitas yang sama – ruang gerak yang sangat terbatas. Perjalanan Anda menyelesaikan game ini tidak akan ditentukan dari perjalanan dari satu area baru ke area baru lainnya, tetapi hanya berkisar di satu tempat yang sama secara berulang. P.T. akan memerangkap Anda hanya di dalam sebuah rumah. Bangun dan berhadapan dengan satu-satunya pintu di depan mata, P.T. memang sudah membangun atmosfer penuh misteri sejak awal permainan. Tidak diperkuat dengan narasi apapun, Anda didorong untuk mencari tahu apa yang sebenarnya tengah terjadi dengan hidup karakter utama yang Anda gunakan lewat progress permainan itu sendiri. Ruangan yang bisa Anda jelajahi juga sangat terbatas: hanya dua koridor panjang yang terbatas dan sebuah kamar mandi. Di sepanjang dua koridor panjang ini, Anda akan melihat tiga buah meja dengan tiga aksesoris berbeda. Satu meja kecil untuk alarm digital, satu meja untuk memuat semua foto pribadi, dan sebuah meja berisikan radio tua yang seringkali tidak mau berhenti meracau. Puzzle horror, kombinasi dua genre inilah yang tampaknya pantas untuk menjelaskan apa itu P.T. Misi Anda sebenarnya sederhana, hanya berusaha melewati pintu dari satu ujung koridor ke koridor lainnya, dan kemudian masuk dalam proses looping, dan kembali di ruangan yang sama. Namun untuk mencapai progress permainan, Anda harus memicu satu atau dua event tertentu, sebelum Anda menemukan ada sedikit perubahan dan mengetahui bahwa cerita berjalan maju. Tidak ada banyak hint yang diberikan, dan aksi yang bisa Anda lakukan hanyalah melakukan zoom pandangan untuk mencari dan mengaktifkan setiap clue ini. Jika Anda bergerak melewati pintu ujung tanpa menyelesaikan clue yang dibutuhkan sebelumnya? Maka Anda akan masuk ke dalam loop yang sama, tanpa progress. Tidak ada hint pasti yang diberikan memang menjadi sumber frustrasi tersendiri. Mendekati akhir permainan, puzzle yang dibutuhkan untuk melewati loop tidak lagi sekedar membaca, menemukan, atau memicu event tertentu, tetapi mulai mengarah pada objek majemuk yang harus ditemukan atau dikombinasikan. Sebagai contoh? Ketika Anda harus “mencuri” huruf dari begitu banyak kata yang berceceran di dinding untuk membentuk kata Hell dan menuju pintu ke ujung koridor untuk memicu event yang berbeda. Atau ketika Anda harus mengumpulkan bagian foto yang tersebar di beragam tempat. Tanpa hint sama sekali, game ini memang menuntut Anda untuk melakukan ekstra observasi dengan ketelitian tinggi. Pada dasarnya, game ini sebenarnya tidak memuat elemen resiko apapun ala game seperti Slender, Outlast, atau Amnesia misalnya. Tidak ada faktor lain yang bisa mengakhiri jalannya permainan atau memaksa Anda untuk mengulang segala sesuatunya lagi dari awal. Satu-satunya yang akan menghentikan langkah Anda menyelesaikan game ini adalah Anda sendiri. Dan percaya atau tidak, menyerah 20 menit sejak memainkan game ini adalah sesuatu yang sangat normal.↧
↧
PES 2015 Tetapkan Tanggal Rilis Pasti!
Berawal dari meledaknya Winning Eleven 4 di masa lalu, sebagian besar gamer memang punya keterikatan emosional yang cukup kuat dengan brand game sepakbola dari Konami – Winning Eleven / Pro Evolution Soccer. Game yang sempat membuat menjamurnya usaha rental di beberapa kota besar ini tentu saja tumbuh dan berkembang mengikuti industri game yang dinamis. Hadir dengan kualitas visual yang lebih mumpuni, beberapa perubahan mekanik gameplay, dan atmosfer permainan yang diklaim terasa lebih kentara, Konami memang menciptakan gelombang antisipasi yang cukup tinggi untuk sang seri terbaru – PES 2015. Lewat ajang Gamescom 2014, Konami berbagi beberapa detail penting.
Sempat menjadi misteri, PES 2015 akhirnya secara resmi memilih Mario Gotze – bintang sepakbola Bayern Munich sebagai cover utama. Dirilis di Playstation 4 dan Xbox One untuk pertama kalinya, Konami juga sempat menjanjikan adaptasi Fox Engine yang lebih matang untuk seri teranyar ini. Model pemain yang lebih baik dan unik, waktu respon yang lebih cepat dan kontrol bola yang lebih mudah dikuasai menjadi nilai jual utama, bersama dengan peningkatan sisi kosmetik lain – seperti reaksi dan gerak penonton yang kini adaptif terhadap situasi pertandingan.
Pertanyaan terbesar yang meliputi para penggemarnya tentu tinggal satu: kapan? Misteri yang akhirnya terjawab dari rilis pers terbaru Konami di Gamescom 2014. PES 2015 akan merilis sebuah DEMO cuma-cuma pada tanggal 17 September 2014 mendatang, via Playstation Network dan Xbox Live. Belum ada kejelasan apakah demo ini juga tersedia untuk PC atau tidak.
Sementara, versi final rilisnya akan meluncur pada 13 November 2014 mendatang, untuk Playstation 4, Xbox One, Playstation 3, Xbox 360, dan PC. Tertarik?
↧
Karena Call of Duty, Ayah Bawa Anaknya ke Medan Perang
Siapa tidak kenal Call of Duty. Salah satu serial game shooter terbaik dan terpopuler ini memang punya fans yang luar biasa. Setiap game terbarunya selalu disambut antusias oleh para gamer terutama pecinta genre First Person Shooter.
Saking populernya, Call of Duty diminati tidak hanya oleh gamer yang telah dewasa, tetapi juga yang masih anak-anak. Yang patut menjadi perhatian, sesungguhnya konten-konten yang terkandung di dalamnya membuat game ini tidak disarankan untuk dimainkan oleh anak di bawah umur.
Uniknya, ada seorang jurnalis asal Swedia bernama Carl-Magnus Helgregen yang punya cara tersendiri ketika kedua anaknya berniat membeli Call of Duty. Helgregen yang menganggap game tersebut tidak cocok dimainkan oleh kedua anaknya yang masih kecil justru membawa mereka ke medan perang sungguhan!
Niatnya hanya satu, yaitu memastikan kedua anaknya mengerti realita dari perang. Helgregen pun membawa anaknya ke Israel, tepatnya di Shuafat, Jerusalem. Mereka berdiri di Majdal Shams, sekitar 40 mil dari lokasi serangan senjata kimia di Damascus.
Menurut Helgregen, apa yang mereka lihat sangat berdampak pada kedua anaknya, terutama saat seorang staf medis menceritakan tentang serangan yang biasa menimpa anak-anak di lokasi tersebut setiap harinya. “Mereka sangat sedih. Anakku yang paling kecil ingin membawa senjata mainan miliknya dan membantu anak-anak di Shuafat bertahan,” ujat Helgregen.
Setelah kembali pulang dan tiba di Swedia, akhirnya kedua anak Helgregen tak lagi berminat memainkan Call of Duty maupun game perang lainnya.
“Aku mendengar banyak orang tua berkata: ‘Anakku memainkan game ini dan aku tidak tahu bagaimana membuat mereka mau keluar dari kamar’. Di saat selanjutnya ketika aku mendengar seseorang mengatakan hal yang sama, aku akan menjawab: ‘Cobalah bertanggung jawab tentang apa yang anakmu mainkan, dan cobalah hentikan atau beli tiket untuk mengajak mereka melihat peperangan, atau beli buku dan didik mereka,” tambahnya.
Memang, tak sedikit masyarakat di dunia yang selalu mengeluhkan tentang banyaknya adegan kekerasan di video game, buku, film, atau komik. Apapun itu, sudah menjadi tugas orang tua untuk mengawasi dan melarang semua hal yang belum pantas disaksikan anaknya. Dan sebagai seorang gamer, kita pun harus bijak dalam menyikapi semua yang kita lihat dan mainkan di video game. Bagaimana menurut Anda?
↧
Developer Payday 2 Kembangkan Game Walking Dead Baru
Hampir sebagian besar penggemar film seri Barat tentu tahu pesona seperti apa yang ditawarkan oleh salah satu series paling populer saat ini – The Walking Dead. Walaupun mengambil tema dunia post-apocalyptic yang dipenuhi dengan zombie, The Walking Dead selalu berfokus pada interaksi antara para manusia yang bertahan hidup dan drama yang terjadi di antara mereka. Atmosfer dan pesona yang berhasil ditangkap dengan sangat baik oleh proses adaptasi yang dilakukan oleh Telltale Games beberapa tahun yang lalu. Namun untuk mereka yang lebih mencari sisi aksi dan adrenalin dari series ini, belum ada produk yang mampu mewakilinya. Satu-satunya harapan kini mungkin terletak di pundak Overkill Software.
Overkill Software? Benar sekali, mereka lah developer jenius di balik Payday 2 yang fenomenal, game yang mampu menawarkan sensasi kooperatif yang menegangkan dan berimbang di saat yang sama. Bekerja sama dengan pencipta The Walking Dead sendiri – Robert Kirkman, Overkill ditunjuk untuk mengembangkan seri game terbaru The Walking Dead untuk tahun 2016 mendatang.
Namun berbeda dengan Telltale yang berfokus ke cerita, game yang akan disebut “Overkill’s The Walking Dead” ini akan menawarkan sensasi shooter kooperatif dan berfokus pada gameplay. Overkill sendiri menyebutnya sebagai proyek terbesar merka hingga saat ini. Game ini akan dijalankan dengan menggunakan engine andalan mereka – Diesel, yang kini diklaim sudah diperbaharui untuk platform generasi terbaru.
Overkill’s The Walking Dead ini memang belum mendapatkan kepastian tanggal rilis, selain jendela tahun 2016 yang menjadi target utama. Platform utama juga tidak disebutkan sama sekali, namun besar kemungkinan untuk Playstation 4, Xbox One, dan PC. Payday dengan cita rasa The Walking Dead? Hope it turns out good, Overkill!
↧
Spesifikasi PC untuk Lords of the Fallen
Dengan begitu banyak game keren yang siap meluncur, bulan Oktober 2014 akan menjadi salah satu bulan termanis untuk gamer. Sebagian besar developer dan publisher siap bergerak dengan kecepatan penuh untuk memastikan game-game mereka mampu bersaing di pasar yang panas, termasuk di antaranya – Lords of the Fallen. Muncul sebagai sebuah IP baru, perhatian yang tertuju kepada game yang satu ini memang terhitung besar. Tidak hanya karena kualitas visualnya yang memesona, tetapi juga mekanisme gameplaynya yang cukup memperlihatkan sensasi seri Souls yang kuat. Jika Anda termasuk gamer yang mengandalkan PC sebagai platform utama, Anda mulai harus mempersiapkan diri.
Dikembangkan oleh developer asal Polandia – CI Games dan akan dirilis oleh Bandai Namco, Lords of the Fallen memang secara konsisten melemparkan segudang screenshot dan demo gameplay yang sulit untuk ditolak. Sebagian besar impresi yang meluncur di dunia maya mengkonfirmasikan gaya permainan yang menyerupai seri Souls, dimana timing dan kesabaran akan memainkan peranan sangat penting untuk mengatasi setiap ancaman yang ada. Sebagai game yang dirilis secara multiplatform, Lords of the Fallen tentu akan tampil lebih maksimal di PC. Pertanyaannya kini, sudah siapkah PC Anda? Pastikan rig Anda memenuhi spesifkasi berikut ini:
Minimum Requirements:
- OS: Windows Vista (SP2), Windows 7 (SP1) or Windows 8 (only 64 bit OSs
- Processor: Intel Core 2 Quad Q8400 @ 2.66Ghz or AMD Phenom II X4 940 @ 3.0Ghz
- Memory: 6 GB RAM
- Graphics: GeForce GTX 460 or better
- DirectX: Version 11
- Hard Drive: 25 GB available space
- Sound Card: DirectX 9.0c Compatible Sound Card with Latest Drivers
Recommended Requirements:
- OS: Windows Vista (SP2), Windows 7 (SP1) or Windows 8 (only 64 bit OSs
- Processor: Intel Core i7-3770 @3.5 GHz or AMD FX-8350 X8 @ 4 GHz
- Memory: 8 GB RAM
- Graphics: GeForce GTX 560 ti or better
- DirectX: Version 11
- Hard Drive: 25 GB available space
- Sound Card: DirectX 9.0c Compatible Sound Card with Latest Drivers
↧
↧
PES 2015 Versi PC Gunakan Engine Lawas dari PS 3!
Sebagian besar penggemar franchise sepakbola milik Konami – Pro Evolution Soccer 2015 mungkin tengah berbahagia setelah pengumuman tanggal demo dan rilis penuh yang baru diluncurkan di ajang Gamescom 2014 kemarin. Diklaim hadir dengan inovasi gameplay dan atmosfer permainan yang akan membuatnya terasa lebih realistis, Konami juga menjadikan PES 2015 sebagai seri perdana untuk platform generasi terbaru – Playstation 4 dan Xbox One. Implementansi Fox Engine yang lebih baik tentu saja menumbuhkan sedikit harapan untuk mendapatkan ekstra visual yang lebih optimal. Namun berita buruk untuk para gamer PC, PES 2015 tidak akan seperti yang Anda bayangkan.
Ketika EA Sports memastikan bahwa FIFA 15 versi PC akan hadir dengan engine Ignite untuk tampil bersiang dengan versi PS 4/Xbox One, Konami justru menerapkan kebijakan yang bertolak belakang di PES 2015. Alih-alih mengikuti kualitas visual dari versi PS 4/ Xbox One-nya, Konami mengkonfirmasikan bahwa PES 2015 versi PC justru akan dibangun dengan engine dari versi PS 3 yang dipermak ulang. Informasi yang diluncurkan PES Brand Manager – Adam Bhatti ini tentu saja memicu gelombang kekecewaan. Bhatti menegaskan ulang bahwa versi PC akan menjadi semacam hybrid, jembatan untuk kedua generasi berbeda. Ia meminta penggemar PES 2015 PC untuk tidak pesimis terlebih dahulu, hingga mencicipi demonya sendiri nanti.
PES 2015 sendiri rencananya akan dirilis pada 13 November 2014 mendatang untuk Playstation 4, Playstation 3, Xbox One, Xbox 360, dan tentu saja – PC. Sementara demonya akan meluncur pada 17 September 2014.
Bagaimana dengan Anda, gamer PC yang mungkin tertarik untuk membeli PES 2015 tahun ini? Apakah informasi ini cukup mengecewakan untuk Anda?
↧
Assassin’s Creed: Unity Rilis Demo Gameplay 11 Menit
Dua game terbaru untuk dua generasi gaming terpisah, kebijakan Ubisoft yang satu ini memang pantas untuk diacungi jempol. Dengan proses pengembangan yang terpisah, developer punya kesempatan lebih besar untuk memaksimalkan setiap platform, berujung pada seri Assassin’s Creed yang lebih memukau. Terlepas dari kritik eksploitasi berlebihan yang selalu muncul di setiap pengumumannya, eksistensi Assassin’s Creed: Unity memang cukup mengundang antisipasi. Setting Revolusi Perancis yang ikonik, kota Paris yang dibangun dengan lebih detail, serta sosok Arno yang masih misterius mejnadi daya tarik tersendiri. Anda termasuk gamer yang mulai jenuh? Demo gameplay berdurasi 11 menit yang dilakukan Ubisoft di Gamescom 2014 kemarin mungkin akan membantu mengubah sudut pandang Anda.
Setelah sempat memperlihatkan demo gameplay multiplayer kooperatif di ajang E3 2014 yang lalu, Ubisoft menjadikan ajang Gamescom 2014 untuk menggali dalam pesona mode single player yang ada. Menempuh salah satu misi awal, fokus demo ini untuk memperlihatkan tidak hanya kualitas visual atau betapa indahnya kota Paris di platform generasi baru, tetapi juga perubahan signifikan di sisi gameplay.
Kemampuan melakukan parkour dengan cepat untuk turun dan kebebasan yang lebih luas untuk menentukan sendiri metode seperti apa yang Anda gunakan untuk menghabisi setiap target cukup memancing rasa penasaran. Menariknya lagi? Demo ini juga mengkonfirmasikan sistem skill untuk Arno, yang bisa digunakan untuk mengakses lebih banyak varian jalan ketika harus menyelesaikan satu misi tertentu.
Assassin’s Creed Unity sendiri rencananya akan dirilis pada 28 Oktober 2014 mendatang, untuk Playstation 4, Xbox One, dan tentu saja – PC. That Paris looks really beautiful..
↧
Tiga Game Free to Play Siap Hadir untuk PS4
PlayStation 4 mulai tumbuh menjadi salah satu konsol terpopuler baik di Indonesia maupun seluruh dunia. Penjualannya terus meningkat seiring dengan hadirnya judul-judul papan atas.
Meski begitu, PS4 tidak hanya menawarkan game AAA yang dibanderol cukup mahal. Masih banyak game menarik di PSN yang bisa dibeli dengan harga lebih murah. Bahkan, beberapa diantaranya mengusung konsep free-to-play.
Dalam pengumumannya di PlayStation Blog, Sony memastikan bahwa daftar game free-to-play di PS4 akan bertambah banyak dengan kehadiran Snow, Guns Up!, dan Hustle Kings. Ya, karena berstatus free-to-play, tentunya gamer bisa mengunduhnya secara gratis!
Snow disebut sebagai game ski dan snowboard bergaya open-world garapan Poppermost Productions, sebuah studio kecil di Swedia yang hanya beranggotakan 10 orang. Game ini menawarkan beberapa mode, termasuk free roam dimana gamer bisa pergi kemanapun dan melakukan apapun. Sementara dalam mode competitive, gamer akan bersaing secara head-to-head dengan pemain lainnya untuk melakukan trik terbaik.
Beralih ke Guns Up! yang mengusung genre action strategy. Game tersebut siap hadir di PS4 tahun ini bersamaan dengan versi PS3 dan PS Vita. Di Guns Up!, gamer berperan sebagai seorang pemimpin yang harus berpikir secara strategis dalam memanfaatkan sumber daya dan pasukan yang ada sembari menghabisi musuh dan markasnya.
Soal Hustle Kings, mungkin sebagian gamer sudah familiar dengan judul ini. Ya, game billiard tersebut sebelumnya telah rilis di PS3 dan PS Vita. Khusus untuk versi PS4, pihak developer berencana menghadirkan beberapa fitur eksklusif dan pengalaman online gaming yang lebih baik.
Kehadiran ketiga judul tersebut menambah panjang daftar game free-to-play yang bisa dinikmati oleh gamer di konsol PS4 yang sebelumnya sudah diisi oleh Warframe, DC Universe Online, War Thunder, dan Blacklight: Retribution. Bagaimana dengan Anda para gamer PS4? Sudah mencicipi game-game gratis ini?
↧
Review Thermaltake Saphira Team DK Edition: Untuk Para Penggila DOTA 2!
DOTA 2 harus diakui, merupakan salah satu game kompetitif paling populer di dunia saat ini. Predikat yang memang pantas disematkan mengingat ia baru saja menyelenggarakan scene eSports terbesar di dunia, dengan jumlah hadiah yang fantastis. Tidak mengherankan jika banyak gamer di seluruh dunia yang jatuh hati dan teradiksi dengannya, bahkan di Indonesia sekalipun. Untuk mereka yang cukup gemar mengikuti perkembangan ranah DOTA 2 kompetitif yang lebih serius, maka nama Team DK bukanlah lagi sesuatu yang asing. Benar sekali, ia merupakan salah satu tim DOTA 2 terbaik dari China dengan anggota yang cukup populer, sebutlah Mushi dan Iceiceice. Jika Anda termasuk salah satu penggemarnya, maka Anda akan tergila-gila dengan mouse gaming keluaran Thermaltake yang tiba di meja redaksi kami ini. Sambutlah Saphira Team DK Edition!
Desain dan Fitur
Berani membawa nama sebuah tim professional yang cukup besar di industri game, Thermaltake tentu harus memastikan Saphira Team DK Edition hadir dengan desain yang tidak hanya tampil secara optimal di sisi kosmetik, tetapi juga menjamin kenyamanan yang maksimal. Anda tidak akan menemukan bentuk “gila” yang seringkali dijadikan produk kompetitor untuk menarik calon konsumen. Saphira Team DK Edition hadir dalam bentuk oval yang ergonomis. Menjadikan warna putih sebagai warna utama harus diakui menjadi salah satu keputusan terbaik. Warna putih glossy membuat mouse ini terasa dan terlihat elegan. Selain nama Team DK yang tertulis jelas di bagian klik kanan mouse, Saphira Team DK Edition hanya mengusung satu logo khas Thermaltake di bagian belakang, sehingga tidak meninggalkan kesan kosmetik yang terlalu berlebihan. Menggunakan bahan plastik sebagai bahan utama yang menyelimuti keseluruhan build mouse yang satu ini, Saphira Team DK Edition juga menyematkan dua ekstra bahan karet di kedua sisi untuk menjamin grip yang lebih solid. Uniknya, berbeda dengan sebagian besar mouse gaming saat ini yang hadir dengan desain standar 7 tombol yang bisa diakses secara instan, Saphira Team DK Edition hanya menyediakan 5 saja. Selain klik kiri, klik kanan, dan scroll wheel, mereka menyematkan dua ekstra tombol memanjang di sisi kanan. Lantas bagaimana dengan kemampuan mengatur tingkat sensitivitas? Fungsi ini tetap dihadirkan namun dengan penempatan tombol unik yang akan kita bicarakan nanti. Lampu LED yang disuntikkan juga tidak terlihat berlebihan. Menyala merah terang seakan api yang menyala terang dari logo naga di bagian belakang, LED ini hanya akan menerangi bagi scroll wheel, indikator sensitivitas, dan tentu saja – si logo sendiri. Lantas spesifikasi seperti apa yang diusung oleh Saphira Team DK Edition ini?- Color: Team DK Edition (White)
- DPI: 3500
- Sensor Type: Optical
- No. Of Buttons: 5
- Game Genre: RTS / FPS/ MOBA
- Memory Size: 32KB
- No. Macro Keys: 5
- No. of Game Profiles: 5
- Lighting Effect: yes
- Pause-Break Effect: Yes
- Color Options: Red
- USB Cable Length: 1.8M Braided
- Weight-in Design: Yes
- Graphical UI: Yes
- Coating/Finish: Glossy
- Gold-Plated USB: Yes
- Dimension: 125x67x41MM
Thermaltake Saphira Team DK Edition, Seberapa Nyaman?
Secara kasat mata, Saphira Team DK Edition memang hadir dengan bentuk desain yang cukup kentara memperlihatkan identitasnya sebagai sebuah mouse gaming. Keren dan elegan di saat yang sama, warna putih glossy, logo Team DK yang terpampang jelas, dan logo sang naga epik Thermaltake di bagian belakang akan cukup untuk membuat gamer manapun mengunci gerak mata mereka dan memerhatikan mouse yang satu ini. Namun tidak hanya dari sisi kosmetik, keputusan untuk menghadirkan desain dasar konvensional yang sekedar oval dengan sedikit lekukan di bagian klik kiri dan kanan, menawarkan kenyamanan yang optimal. Apalagi mereka juga menyematkan karet di kedua sisi untuk menjamin grip yang lebih baik, terlepas dari fakta bahwa ia didominasi oleh bahan plastik. Salah satu yang cukup unik dari Saphira Team DK Edition mungkin ada penempatan beberapa tombol akses fungsi, yang jika di produk kompetitor diletakkan dekat dengan scroll wheel, ternyata tampil berbeda di mouse dengan embel-embel tim gaming professional ini. Benar sekali, akses instan untuk mengatur tingkat sensitivitas dan polling rate yang memang sudah seharusnya ditawarkan oleh sebuah mouse gaming, ternyata terletak di bagian dasar mouse. Dalam bentuk tombol kecil, Anda harus membalikkan mouse untuk mencapainya. Sebuah desain yang tentu saja cukup dipertanyakan, mengingat ini berarti menihilkan potensi Anda untuk mengganti sensitivitas secepat mungkin. Fakta bahwa Anda harus membalikkan mouse terlebih dahulu, apalagi ketika tengah terlibat dalam pertempuran besar yang tengah genting, tentu menjadi masalah tersendiri. Sementara di sisi penggunaan, Saphira Team DK Edition tampil menyakinkan. Setiap klik yang Anda lemparkan, setiap perintah yang ingin Anda eksekusi, akan bisa ditranslasikan dengan sangat baik oleh mouse ini. Feeback setiap klik terasa cukup mumpuni, setidaknya memberikan kepastian bahwa Anda memang sudah melemparkan aksi yang Anda butuhkan. Akurasi gerak yang ingin Anda capai juga ditranslasikan dengan sangat baik, bahkan di ruang yang terbatas. Anda yang menggilai tingkat sensitivitas tinggi ataupun rendah selalu punya ruang dengan Saphira Team DK Edition ini. Berita baik juga untuk Anda yang cukup sensitif dengan masalah, mouse ini juga hadir dengan kesempatan untuk memodifikasinya lewat pemberat yang disertakan. Namun pada akhirnya, sebagai sebuah mouse yang mengklaim dirinya sebagai game untuk FPS dan MOBA, Saphira Team DK Edition juga hadir dengan kesempatan untuk memodifikasi fungsi yang Anda butuhkan lewat implementasi driver yang sederhana. Menyematkan kombinasi makro bukanlah pekerjaan yang sulit berkat user-interface yang terhitung sederhana, namun sayangnya cukup terbatas. Dengan posisi tombol untuk mengatur tingkat sensitivitas di bagian bawah mouse dan bukannya dalam bentuk dua anak panah seperti mouse pada umumnya, ini berarti Anda “kehilangan” dua ekstra tombol yang mungkin bisa digunakan untuk mengakses fungsi yang lain. Di driver yang sama, Anda juga bisa mengatur mati – hidupnya lampu LED (yang hanya berisi warna merah dan tidak bisa diubah), serta level sensivitas yang Anda inginkan di setiap tingkat. Namun pada akhrinya, seberapa baiknya Saphira Team DK Edition tentu akan sangat ditentukan dari kemampuannya untuk menangani sang tugas utama – bermain game. Kami menjajalnya di dua game yang berbeda – Plants vs Zombies: Garden Warfare (Third Person Shooter) dan tentu saja si primadona – DOTA 2. Klik yang nyaman digunakan dan akurasi gerak mouse yang siap untuk memastikan setiap tembakan yang Anda lontarkan di PvZ: Garden Warfare tepat sasaran. Masalah menang atau kalah kini hanya bergantung pada seberapa baik skill Anda memainkannya, tidak ada alasan lagi untuk menyalahkan peripheral yang dianggap tidak responsif. Sensasi yang sama juga terjadi di DOTA 2. Dengan aksi kecil, namun repetitif dan konsisten, Saphira Team DK Edition juga mampu menanganinya dengan. Ekstra tombol makro untuk terbuka untuk Anda manfaatkan secara optimal. Satu yang pasti, mouse ini sama sekali tidak kesulitan untuk menangani varian game dan genre yang Anda lemparkan padanya.↧
↧
The Last of Us Juga Kuasai Pasar Amerika Serikat
Eksklusivitas mungkin menjadi konsep yang tidak lagi relevan di industri game saat ini. Dengan biaya pengembangan game yang terus meninggi, banyak publisher yang akhirnya membuka franchise mereka untuk “umum”, hanya sekedar untuk memastikan rilis yang berujung pada keuntungan. Semakin banyak platform yang diusung, semakin besar pula pasar yang dituju, dan potensi penjualan yang semakin besar. Namun nyatanya, terlepas dari tren ini, beberapa game first party yang tetap diposisikan sebagai game eksklusif justru terbukti meledak di pasaran. Bahkan ketika ia “hanya” dirilis sebagai sebuah proyek Remastered. Seperti yang terjadi dengan The Last of Us.
Keputusan Sony untuk merilis ulang The Last of Us dalam versi Remastered terbukti menjadi langkah yang berbuah manis. Diklaim sebagai usaha untuk memperkenalkan franchise ini kepada gamer yang beralih ke Playstation 4 dari konsol kompetitor di generasi sebelumnya, aksi Sony ini cukup untuk memastikan posisi tertinggi di pasar Amerika Serikat di bulan Juli 2014 yang lalu.
Lewat data yang dirilis via NPD, Playstation 4 kembali menjadi konsol terlaris di Amerika Serikat selama tujuh bulan terakhir ini. Menariknya lagi? The Last of Us Remastered juga berhasil tampi memesona di persaingan perangkat lunak. Game yang memenangkan banyak penghargaan ini secara resmi menjadi game terlaris Amerika Serikat di bulan Juli 2014 yang lalu. Berikut adalah list 9 game terlaris lainnya:
- The Last of Us (PS4, PS3)
- Minecraft (360, PS3)
- FIFA 14 (360,PS4, Xbox One, PS3, Vita)
- Watch Dogs (PS4, 360, PS3, Xbox One, PC)
- Mario Kart 8 (Wii U)
- Call of Duty: Ghosts (Xbox One, 360, PS4, PS3, Wii U, PC)
- Grand Theft Auto V (360, PS3)
- Sniper Elite 3 (PS4, Xbox One, 360, PS3)
- NBA 2K14 (360, PS3, PS4, Xbox One, PC)
- Lego Marvel Super Heroes (360, PS3, 3DS, DS, PS4, Wii U, Xbox One, Vita, PC)
↧
Kojima Ingin Buat Silent Hills Seseram Mungkin!
Sebuah kejutan yang luar biasa, tidak pernah ada yang mengira bahwa Gamescom 2014 ternyata justru memuat satu judul yang sudah begitu lama dirindukan oleh publik di industri game. Kehadiran Hideo Kojima di presentasi Sony yang sekedar datang dan memperkenalkan MGS V: Phantom Pain menjadi akting pantas untuk diacungi jempol. Siapa yang menyangka, jenius yang satu ini ternyata memuat kejutan besar di P.T. – sebuah game horror yang sempat diperkenalkan sebagai proyek indie dari studio baru. Gamer yang berhasil menyelesaikan game ini bertemu dengan pengumuman besar – sebuah seri terbaru Silent Hills yang akan memuat Norman Reedus sebagai karakter utama.
Berbicara soal P.T. setelah memperkenalkan Phantom Pain di stage utama miliknya sendiri, Kojima mengaku kaget bahwa informasi soal Silent Hills ini sudah menyebar di hari pertama. Ia mengaku merancang puzzle di teaser ini dengan harapan baru bisa diselesaikan setidaknya 1 minggu setelah ajang Gamescom 2014.
Walaupun mengaku dirinya sebagai seorang penakut, Kojima menegaskan bahwa ia sangat berambisi untuk menciptakan sensasi Silent Hills yang sangat menakutkan. Ia mengerti bahwa banyak gamer yang mungkin akan tidak berani memainkannya, namun ia sendiri tidak peduli. Ia kini berfokus menjadikan Silent Hills tampil seseram mungkin. Sayangnya, ia sendiri belum bisa berbagi detail soal rencana rilis dan sebagainya. Namun ia mengaku proyek ini akan dikerjakan berbarengan dengan MGS V: Phantom Pain.
Jika P.T. tidak pernah dirilis sebelumnya, ucapan Kojima ini mungkin terdengar seperti omong kosong belaka dan sedikit disangsikan, apalagi mengingat ia selama ini hanya mengerjakan game-game seperti Metal Gear Solid dan ZOE yang sama sekali tidak mengusung sensasi horror. Namun dengan bukti awal – P.T. yang berhasil membuat banyak gamer di seluruh dunia berteriak seperti anak perempuan, termasuk kami, pernyataan Kojima ini menjadi sesuatu yang pantas untuk diantisipasi.
Prepare your extra pants!
↧
Indonesia Game Show 2014 Resmi Digelar
Ajang yang ditunggu oleh para gamer Tanah Air, Indonesia Game Show 2014, resmi digelar mulai hari ini (15/8) di Cendrawasih Hall, Jakarta Convention Center.
Di IGS 2014, majalah GameStation selaku pihak penyelenggara ingin memperkenalkan dan meningkatkan industri game di Indonesia saat ini. Selain itu, ajang ini juga menjadi tempat untuk industri teknologi yang mendukung industri game sekaligus sebagai wadah untuk mempersatukan komunitas dan pecinta e-sport di Indonesia.
“Game bukan hanya alat untuk hiburan semata. Industri gaming di sebuah negara bisa menjadi kekuatan penting yang mendukung kemajuan ekonomi negara tersebut,” ujar Wendy Chandra, CEO PT. Megindo Tunggal Sejahtera.
Yang menarik, acara tahunan ini turut menghadirkan berbagai kompetisi game PC, konsol, serta mobile. Gamer bisa mengikuti kompetisi DOTA 2, CSGO, PES 2014, dan Tekken Tag Tournament 2 dengan total hadiah mencapai puluhan juta rupiah.
Selain itu, ada juga kompetisi game yang dilaksanakan publisher lokal seperti Lyto, Clash of God dari Qeon, dan CSO dari Megaxus. Seperti tahun sebelumnya, gamer pun bisa mengikuti Mobile Games Championship yang disponsori oleh Evercoss.
Cukup banyak pula booth menarik yang bisa dikunjungi, seperti booth Sony PlayStation dimana gamer bisa mencicipi langsung The Last of Us Remastered di PS4. Khusus bagi developer game lokal, mereka berkesempatan untuk menyalurkan karya terbaik mereka dengan berpartisipasi dalam GameStation Game Developer Award.
Tertarik menghadiri salah satu pameran game terbesar di Indonesia ini? Langsung saja kunjungi dan ikuti berbagai acara menarik di IGS 2014 yang masih akan digelar hingga Minggu, 17 Agustus 2014 mendatang.
↧
Evolve Juga Jadi Game Terbaik di Gamescom 2014!
Tiga region, tiga event raksasa, tiga kiblat yang tentu tidak boleh dilewatkan oleh gamer manapun di seluruh dunia. Benua Amerika dengan E3, Asia dengan TGS, dan Eropa dengan Gamescom yang baru diselenggarakan beberapa hari yang lalu. Event-event seperti ini tidak pernah tampil mengecewakan lewat serangkaian pengumuman game baru dan lebih banyak detail dari game yang sempat diperkenalkan sebelumnya. Dengan begitu banyak judul baru yang berusaha membuktikan diri, tentu saja menjadi sesuatu yang sulit untuk menentukan siapa yang paling mampu menarik perhatian. Namun secara resmi, game-game terbaik di Gamescom 2014 sudah terpilih!
Dipilih oleh juri-juri terbaik dari diklaim berasal dari kalangan independen, Gamescom 2014 mendapatkan list dari 140 game terdaftar dan memilih yang terbaik dari 54 nominasi utama. Siapa yang menyangka dari semua game tersebut, game multiplayer kompetitif – 4 vs 1 dari Turtle Rock Studios lagi-lagi mendominasi. Seolah mengulang kesuksesan yang berhasil mereka raih di ajang E3 2014 yang lalu, Evolve kembali menjadi jawara di Eropa. Ia berhasil memenangkan predikat sebagai game action terbaik, game PC terbaik, game Online Multiplayer terbaik, dan game konsol Microsoft terbaik. Bagaimana dengan kategori lain? Inilah list lengkap game-game terbaik di Gamescom 2014:
- Best of Gamescom Award: Evolve
- Most Wanted Consumer Award: Super Smash Bros. For Wii U
- Best Console Game Sony Playstation: The Evil Within
- Best Console Game Microsoft Xbox: Evolve
- Best Console Game Nintendo Wii: Splatoon
- Best Role Playing Game: Risen 3
- Best Action Game: Evolve
- Best Simulation Game: Thearhythm Final Fantasy Curtain Call
- Best Sports Game: PES 2015
- Best Family Game: LittleBigPlanet 3
- Best PC Game: Evolve
- Best Mobile Game: Super Smash Bros. For 3DS
- Best Social / Casual / Online Game: LittleBigPlanet 3
- Best Online Multiplayer Game: Evolve
- Best Hardware: Oculus Rift DK 2
↧
↧
Fans Minta Game Zelda Terbaru Hadirkan Sosok Robin Williams
Dunia pun berkabung menyambut berita berpulangnya salah satu aktor komedi terbaik dunia – Robin Williams. Sosok yang sudah membintangi begitu banyak film ini memang selalu dikenal sebagai aktor yang selalu mampu menghadirkan tidak hanya tawa, tetapi juga tangis lewat begitu banyak judul film yang berkesan. Hampir sebagian besar mereka yang tumbuh besar di era tahun 1990-an sudah pasti pernah menikmati film keren yang ia bintangi. Namun ada satu fakta yang mungkin tidak banyak orang tahu – bahwa Robin Williams juga seorang gamer kawakan. Status yang akhirnya membuat banyak fans meminta Nintendo untuk mengabadikan sosoknya di game Zelda terbaru.
Mengapa Legend of Zelda? Kecintaan Robin Williams terhadap franchise ikonik milik Nintendo tersebut memang tidak perlu diragukan lagi. Tidak main-main, ia bahkan menamakan sang anak perempuan – Zelda Williams dan beberapa kali tampil sebagai bintang iklan untuk seri terbaru game tersebut. Berangkat dari fakta inilah, sekelompok fans meluncurkan petisi dan meminta Nintendo untuk mengabadikan aktor ini di game Zelda teranyar yang tengah dikembangkan.
Para fans ini mengerti bahwa nama “Robin Williams” tentu tidak akan terasa cocok dengan dunia Zelda sendiri, oleh karena itu mereka hanya meminta satu karakter yang membawa nama “Robin” saja. Petisi yang sudah mengumpulkan lebih dari 100.000 tanda tangan ini memberikan kebebasan bagi Nintendo untuk memberikan peran yang pantas untuknya.
Suara yang cukup “keras” ini akhirnya berhasil sampai di telinga Nintendo. Dalam wawancaranya dengan situs gaming – Polygon, Nintendo mengemukakan rasa belasungkawa dan mengungkapkan rasa cinta mereka terhadap keluarga Williams, terutama sang anak – Zelda Williams. Walaupun demikian, mereka juga menegaskan bahwa momen berkabung ini bukanlah saat yang tepat untuk membicarakan kemungkinan seri Zelda di masa depan atau apakah mereka bisa memberikan kepastian untuk mengabulkanya atau tidak.
We’ll always miss your smile, Robin..
↧
Konami Trauma Rilis Demo PES 2015 untuk PC
Ada rasa antisipasi yang besar untuk menyambut kehadiran seri game sepakbola terbaru dari Konami – Pro Evolution Soccer untuk tahun 2014 ini. Sebagai seri perdana yang akan meluncur untuk platform generasi terbaru, PES 2015 memang diklaim akan hadir dengan segudang perbaikan. Implementasi Fox Engine yang lebih sempurna tidak hanya menunjang visualisasi, tetapi juga atmosfer pertandingan yang lebih realitis. Namun bertolak belakang dengan gamer Playstation 4 dan Xbox One yang mungkin bergembira dengan kedatangan seri ini, gamer PC justru harus berhadapan dengan sikap Konami yang memancing lebih banyak tanda tanya. Ekstra informasi terbaru juga tidak membuat segala sesuatunya terlihat lebih baik untuk penggemar PES yang berkecimpung di platform ini.
Setelah informasi bahwa PES 2015 versi PC dibangun dengan engine lawas Playstation 3 yang tentu saja mengecewakan, sikap Konami di informasi terbaru ini juga tidak kalah membingungkan. Sempat mengumumkan versi demo yang akan meluncur pada 17 September 2014 mendatang, Konami hanya mengkonfirmasikan rilis untuk Playstation 4, Playstation 3, Xbox One, dan Xbox 360. Lantas bagaimana dengan PC?
Adam Bhatti – sang Brand Manager, lewat akun Twitter resminya, menegaskan bahwa PC tidak akan mendapatkan demo PES 2015. Alasannya? Bhatti menyebut bahwa kejadian hacking di demo PES 2013 versi PC masih mencederai kepercayaan Konami. Walaupun hal ini juga terjadi di versi PS 3, Bhatti mengungkapkan bahwa hacking seperti ini jauh lebih mudah dilakukan di PC.
PES 2015 sendiri rencanaya akan dirilis pada 13 November 2014 mendatang, untuk Playstation 4, Playstation 3, Xbox One, Xbox 360, dan PC. Dengan kepastian ini, maka satu-satunya cara gamer PC untuk melihat kualitas visualisasi PES 2015 versi PC hanyalah saat rilis final nanti. Bad decision, Konami.
↧
The Evil Within Tawarkan Waktu Gameplay Hingga 20 Jam!
Durasi permainan di mode single-player menjadi salah satu faktor utama yang paling dipertimbangkan oleh developer dalam membuat game. Tak sedikit game dengan visual mumpuni dan gameplay menawan justru bisa ditamatkan dalam waktu yang singkat.
Sebaliknya, ada pula game dengan durasi panjang tetapi developer tak mampu membuat gameplay tetap menarik sepanjang permainan. Hasilnya semakin lama justru semakin terasa membosankan.
Lalu, bagaimana dengan game horror? Salah satu judul yang siap hadir dalam waktu dekat adalah The Evil Within. Baru-baru ini, Bethesda mengumumkan bahwa game terbarunya itu membutuhkan waktu sekitar 15 hingga 20 jam untuk bisa diselesaikan. Tentunya semua itu tergantung pada tingkat kesulitan dan gaya bermain dari gamer sendiri.
Pekan lalu, Bethesda juga mengumumkan bahwa The Evil Within juga akan menawarkan DLC pass seharga USD 20. Pass ini akan memungkinkan gamer untuk mendapatkan tiga expansion pack sekaligus. Salah satunya memberikan akses untuk memainkan The Keeper, tokoh musuh dalam game.
Tak dijelaskan berapa harga masing-masing expansion jika dibeli secara terpisah. The Evil Within sendiri baru akan meluncur ke pasaran pada 14 Oktober 2014 untuk PC, PlayStation 4, PlayStation 3, Xbox One, dan Xbox 360. Bagaimana menurut Anda?
Apakah durasi 20 jam dan DLC pass seharga USD 20 membuat The Evil Within menarik untuk dimiliki?
↧