Jika kita membicarakan salah satu perusahaan publisher terbesar dan paling menguntungkan di industri game saat ini, maka nama Activision Blizzard tentu pantas untuk disandingkan di jajaran paling atas. Membawahi begitu banyak developer andalan dan hak dagang atas beberapa franchise game andalan tersukses, salah satunya adalah Call of Duty, terhitung absurd memang jika mengingat langkah perusahaan induk – Vivendi yang sempat berniat untuk menjual perusahaan ini ke pihak ketiga. Memastikan eksistensi mereka sendiri, Activision melakukan langkah unik yang berhasil membuatnya melepaskan diri dari cengkeraman perusahaan media raksasa – Vivendi.
Sempat ditawarkan kepada pihak ketiga, Activision Blizzard akhirnya memutuskan untuk “membeli” diri mereka sendiri dari Vivendi. Dengan mengakuisisi kembali sebagian besar saham yang dimiliki Vivendi, Activision Blizzard kini kembali berdiri sebagai perusahaan developer dan publisher independen. Activision akan membeli kurang lebih 429 juta lembar saham dengan nilai sekitar USD 13,60/ saham, dengan total nilai transaksi sekitar USD 5,83 miliar. Sang CEO – Bobby Kotick dan wakilnya – Brian Kelly akan memimpin perusahaan ini secara independen. Vivendi sendiri masih akan memiliki kurang lebih 12 persen saham, namun tidak akan lagi memiliki wewenang atas beragam keputusan yang diambil oleh Activision Blizzard sendiri.
Menjadi perusahaan independen yang tidak lagi bernaung di bawah bendera perusahaan yang lebih besar? Apakah proses ini akan membuat Activision Blizzard menempuh jalur dan strategi gaming yang berbeda? Ataukah ia tetap akan terus mengeksploitasi nama Call of Duty dari waktu ke waktu? Kita tunggu saja.