Bosan atau masih terus menunggu setiap seri baru yang keluar, hanya dua respon yang tampaknya mengikuti setiap rilis Assassin’s Creed ke pasaran. Sesuatu yang sangat bisa dimengerti, apalagi mengingat rilis sang seri terakhir – Assassin’s Creed Unity yang berantakan dari sisi teknis di semua platform rilis yang ada. Berjuang untuk tak membuat franchise yang begitu luar biasa beberapa tahun yang lalu semakin terpuruk, Ubisoft kini menerapkan siklus dua developer ala Call of Duty untuk menangani setiap seri yang meluncur secara bergantian. Tahun ini menjadi ajang pembuktian untuk Ubisoft Quebec lewat proyek mereka yang mengambil setting di masa Revolusi Industri Inggris – Assassin’s Creed Syndicate.
Kesan Pertama
Secara garis besar, Syndicate masihlah game Assassin’s Creed yang selama ini Anda kenal secara struktural – sebuah game open world yang akan membagi “dunianya” ke dalam dua kategori besar – misi utama untuk melanjutkan cerita dan beragam misi sampingan yang akan memberikan reward lebih banyak resource untuk kian memperkuat karakter yang tengah Anda gunakan. Kerennya, Syndicate berhasil membangun identitasnya sendiri, tidak hanya lewat setting kota London yang dibangun penuh detail. Ia menawarkan banyak hal baru – dari sistem dua karakter dengan fokus skill yang berbeda, kemampuan untuk bergerak cepat dengan item baru bernama Rope Launcher, kesempatan untuk membajak dan mengendarai kereta kuda ala GTA<, hingga pertarungan melee yang jauh lebih sulit dan kompleks dibandingkan seri-seri sebelumnya.
Namun jika ada satu hal yang bisa kami tangkap sebagai impresi pertama, adalah kesiapan Ubisoft Quebec untuk menawarkan pengalaman bermain yang jauh lebih baik daripada Assassin’s Creed Unity, setidaknya dari beberapa jam awal permainan kami. Walaupun secara visual ia tidak sebaik Unity terutama dari tata cahaya yang ada, namun ia terasa lebih superior dari beragam aspek. Salah satu yang utama tentu minimnya masalah teknis yang muncul terlepas dari fakta bahwa London yang diusung Syndicate lebih luas dibandingkan Paris yang ditawarkan Unity. Anda memang masih menemukan beberapa texture pop-up di sana-sini dengan frekuensi minim, namun Anda tak akan lagi bertemu dengan gerak aneh NPC atau framerate berantakan yang menjengkelkan.
Implementasi sistem side mission yang ia tawarkan juga membuat impresi ini semakin kuat. Berbeda dengan Unity yang tampaknya mati-matian memuat ratusan ikon di peta utama Anda yang semuanya berakhir sebagai side-mission remeh temeh yang repetitif dan tidak menarik, Syndicate belajar menahan diri dan menawarkan pendekatan yang berbeda. Alih-alih berjuang dari segi kuantitas, mereka lebih menawarkan kualitas. Jumlah misi sampingan untuk “membersihkan” London memang lebih minim, tetapi semuanya memperkuat identitas bahwa Anda memang tengah bermain sebagai seorang Assassin. Cerita lebih padat lewat serangkaian misi cerita dengan tokoh-tokoh sejarah ikonik juga sama menariknya. Minim kesan repetitif, Syndicate pantas mendapatkan acungan dua jempol besar di area ini.
Sembari menunggu waktu lebih proporsional untuk melakukan review, izinkan kami melemparkan segudang screenshot di bawah ini untuk membantu Anda mendapatkan sedikit gambaran soal apa yang ditawarkan oleh AC Syndicate, fresh from the oven. Welcome to London!