Sesuatu yang dibuat dengan fokus tentu saja akan menunjukkan hasil yang jauh lebih tinggi. Begitu juga halnya ketika berbicara di dalam ranah graphics card. Memang benar, setiap kartu grafis high-end memiliki kemampuan untuk bermain game dan menghasilkan tampilan grafik yang indah. Namun, tidak semua ketika dirancang memiliki keinginan untuk ditingkatkan kekuatannya, demi menghasilkan kualitas grafis game yang lebih tinggi dibandingkan kartu grafis sekelasnya.
Inilah yang membuat kami sangat penasaran dengan kemampuan yang dimiliki ASUS Turbo GTX 970 OC. Seperti yang tertera pada namanya, graphics card ini telah diberikan proses pre-OC sebelum ia dipasarkan. Artinya, ia telah di-overclock langsung dari pabrik supaya kemampuannya lebih tinggi dibandingkan graphics card dengan kelas sama. Tujuannya tentu saja supaya ia dapat digunakan untuk memainkan game dengan setting tinggi.
Bisa atau tidaknya graphics card ini memperlihatkan kemampuan seperti yang diharapkan dapat Anda lihat sendiri nanti pada Playtest kali ini. Sedangkan untuk harganya, ASUS mematok harga sekitar 5,2 jutaan. Bila dibandingkan dengan kartu grafis sekelasnya, ia memiliki harga yang sedikit lebih tinggi. Dapatkah perbedaan itu tertutupi oleh kemampuannya? Sebelum sampai ke sana, berikut spesifikasi Rig gaming yang kami gunakan untuk bermain bersama ASUS Turbo GTX 970 OC:
- Motherboard: Gigabyte X99 SOC Force
- Prosesor: Intel Core i7 5960X @3.00 GHz
- RAM: Kingston HyperX 16 GB DDR4
- Graphics Card: ASUS Turbo GTX 970 OC GDDR5 4096MB
- SSD: Kingston HyperX Fury 240 GB
Ketika kemampuan graphics card ini dipasangkan dengan kebutuhan hardware game terbaru, tampak jelas bahwa seharusnya semua game tersebut dapat dimainkan dengan baik. Berkat dukungan VRAM yang besar, sama besarnya dengan GTX 980, meskipun berbeda di arsitektur dan jumlah core, ASUS Turbo GTX 970 OC kasarnya memiliki kemungkinan peningkatan kemampuan 3% lebih baik dari GTX 970 biasa. Kami rasa inilah yang dapat menjadi pembeda dari kartu grafis sekelasnya dan kami harap akan terlihat di dalam game.
Sedangkan untuk game yang kami gunakan kali ini, hampir semua sama dengan playtest sebelumnya, dengan tambahan game baru, Ashes of The Singularity. Jadi, pada sesi ini kami akan memainkan Tom Clancy’s The Division, HITMAN, Rise of The Tomb Raider, Ashes of The Singularity, dan tidak lupa game favorit semua gamer, Grand Theft Auto V. Dibandingkan semua game yang kami mainkan, Ashes of The Singularity adalah game yang kami khawatirkan akan membuat kartu grafis ini bertekuk lutut. Benar atau tidak, jawabannya dapat Anda temukan nanti.
The Division
Ketika Anda menyisihkan faktor koneksi Internet untuk memainkan The Division, yang merupakan keharusan, maka Anda dapat melihat betapa tingginya kebutuhan hardware untuk memainkannya dengan baik. Meskipun ada beberapa kalangan yang melihat kualitas grafisnya tidak terlalu mewah seperti halnya game kaliber AAA lain, tetapi kenyataannya tetap berkata bahwa game ini cukup berat untuk dimainkan. Mampukah kartu grafis ini menjalankan tugasnya dengan baik, atau kalau boleh berharap, dapat menjalankan game ini di setting tinggi? Sebelum sampai ke pembahasan tersebut, berikut spesifikasi minimum yang dibutuhkan untuk memainkannya:
- Prosesor: Intel Core i5-2400 / AMD FX-6100
- Memory: 6 GB
- Graphics Card: NVIDIA GTX 560 2GB / AMD HD 7770 2GB
- Storage: 40 GB
Supaya dapat memainkan game ini dengan baik, kami memperkirakan setting yang dapat digunakan adalah High. Itu sebabnya kami memilih resolusi 1920×1080 dengan setting High. Untuk lebih memantapkan kinerjanya ketika bermain, kami mematikan Antialiasing. Namun untuk Particle Detail, kami menggunakan opsi Ultra. Dengan demikian, efek kabut dan hujan saljunya menjadi lebih nyata. Seharusnya efek ini dapat membuat game berjalan lebih berat, terutama ketika hujan salju. Berikut detail setting yang kami gunakan:
Ketika kami bermain, ternyata game ini dapat berjalan dengan cukup baik di setting tersebut. Frame rate yang sering kami temui ketika bermain berada pada kisaran 70 fps. Sedangkan untuk nilai frame rate terkecil yang kami temui ada pada kisaran 55 fps. Nilai tersebut cukup tinggi dan kami merasa seharusnya tidak ada masalah untuk menghidupkan Antialiasing ke FXAA. Paling tidak opsi itu hanya akan mengurangi nilainya sekitar 3 sampai 5 fps saja.
Sedangkan ketika kami menemui cuaca yang berat, yaitu malam hari dan hujan salju disertai kabut, nilai frame rate yang sering kami temui menurun ke kisaran 60 fps. Angka ini menurut kami masih sangat bagus dan sangat menunjang kenyamanan permainan. Itu sebabnya kami masih dengan mudah membidik musuh yang sedang berlari dari jauh atau bermanuver dari satu cover ke cover lain. Pada daerah di dalam ruangan angkanya juga tidak terlalu jauh berbeda.