Tahun 2016 adalah tahunnya VR, teknologi visual yang memberikan pengalaman paling dekat dengan “Total Immersion.” Tidak ingin kalah dengan Oculus Rift, Valve bersama HTC merilis HTC Vive yang kontroversial. Kemampuannya untuk mendeteksi ruangan yang ada di sekitar penggunanya dan ditranslasikan ke dalam dunia VR masih menjadi kelebihannya. Ternyata untuk urusan VR, Valve tidak tanggung-tanggung seriusnya. Hal ini terbukti dengan dikerahkannya 1/3 dari sumber daya perusahaan raksasa tersebut untuk mengembangkan VR!
Begitu besarnya sumber daya yang diberikan oleh Valve untuk bidang VR tentu saja mengejutkan. Terlebih lagi Valve bukan perusahaan dengan cakupan pasar yang sempit. Lihat saja Steam, toko online untuk game PC milik Valve yang begitu raksasa skalanya. Belum lagi bila membicarakan mengenai perangkat controller barunya. Steam Controller. Apa hasil akhir yang ingin dicapai Valve dengan pengerahan daya yang begitu besar tersebut?
Ternyata Valve masih belum puas dengan Vive, dan menurut Alan Yates yang berjasa mengembangkan sistem tracking Lighthouse di Valve, banyak orang yang berjasa dalam pembuatan HTC Vive sedang mengerjakan perangkat VR generasi baru. Ternyata masih banyak masalah yang ingin diatasi oleh Valve menyangkut perangkat VR, seperti meningkatkan resolusi layar, membuat refresh rate melebihi 90 fps, serta sistem tracking yang lebih akurat demi meningkatkan rasa seperti benar-benar ada di sana ketika menggunakan perangkat VR tersebut. Melihat keseriusan Valve dalam menghadapi masalah tersebut, tampaknya masa depan VR memang benar-benar akan cerah.
Source: Upload VR