Anda sering mendengar ungkapan soal “cinta pada pandangan pertama”? Kalimat ini mungkin sering didengungkan sebagai justifikasi bahwa terkadang cinta datang karena takdir, bahwa rasa tertarik Anda pada seseorang bisa berakhir menjadi cinta terakhir Anda pula. Namun interpretasi yang lain? Bahwa terkadang, Anda harus memberikan impresi yang begitu kuat di pandangan pertama, perkenalan pertama, percakapan pertama, dan sentuhan pertama untuk memastikan hal tersebut terjadi. Lantas, apa hubungannya dengan artikel review yang satu ini? Jika Anda termasuk gamer yang skeptis soal apa yang bisa ditawarkan oleh sebuah game VR atau perangkat yang mendukungnya, maka Anda hanya butuh “berkenalan” dengan sebuah game yang mampu meninggalkan impresi pertama kuat yang melekat dan membuat Anda jatuh hati secara instan. Bagi kami, jawaban tersebut terletak pada satu nama – Batman: Arkham VR.
Jika pertemuan pertama kami dengan Playstation VR di acara yang diselenggarakan oleh Sony Interactive Entertainment bulan lalu tak diikuti dengan Batman: Arkham VR, maka kami mungkin akan masuk ke dalam kelompok yang super skeptis bahwa VR bisa menawarkan sebuah pengalaman baru, berbeda, dan unik dibandingkan dengan sensasi gaming konvensional. Ia mungkin terdengar seperti sebuah benda gimmick berharga mahal yang bisa Anda gunakan untuk menikmati satu atau dua buah game yang berakhir tak nyaman di otak, dan kemudian berhenti. Namun ada sesuatu yang begitu luar bisa dengan Batman: Arkham VR dari Rocksteady ini. Sesuatu yang membuat kami menyadari potensi dari VR yang sesungguhnya.
Lantas, apa yang sebenarnya ia tawarkan? Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang membuat kami kembali jadi anak-anak? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot
Rocksteady tak pernah menjelaskan apakah cerita di dalam Batman: Arkham VR terhitung sebagai “canon” atau tidak, yang notabene memasukkannya sebagai jalinan cerita utama dari rangkaian seri Batman: Arkham yang dirilis sejauh ini. Namun yang pasti, jika ia memang merupakan bagian dari cerita tersebut, maka ia terjadi antara Batman: Arkham City dan Batman: Arkham Knight.
Bangun dari mimpi buruk soal orang tuanya, Bruce Wayne menemukan dirinya di tengah Wayne Manor dengan Alfred yang datang dengan berita buruk. Untuk sebuah alasan yang tak jelas, dua teman dan sekaligus muridnya – Nightwing dan Robin tak kembali dan sepertinya tengah terancam. Mengenakan jubah Batman-nya dan melacak keduanya, Batman justru berhadapan dengan sebuah situasi yang jauh lebih buruk. Ia menemukan Nightwing telah kehilangan nyawa di sebuah gang sempit, setelah melewat pertarungan yang pelik.
Proses investigasi singkat yang dilakukan memperlihatkan bahwa Nightwing telah dibunuh oleh seorang pria misterius yang sepertinya memiliki dua karateristik unik: ia punya kemampuan bela diri yang sama hebatnya dan Nightwing sepertinya menahan diri untuk melawannya dengan kemampuan penuh. Investigasi yang kemudian membuka fakta bahwa ekstra saksi mata dan terus berlanjut ini mendorong Batman pada batasnya. Ia harus menemukan siapa yang bertanggung jawab atas kematian Nightwing sekaligus menyelamatkan Robin yang sepertinya saat ini, berada di tangan Joker.
Lantas, apa yang sebenarnya dihadapi oleh Batman? Siapa yang sebenarnya membunuh Nightwing? Proses investigasi seperti apa yang harus dilakukan oleh Batman? Semua jawaban dari pertanyaan tersebut bisa Anda jawab dengan memainkan Batman: Arkham VR ini.