Quantcast
Channel: Games – Jagat Review
Viewing all articles
Browse latest Browse all 14784

Ubisoft: Kami Tak Akan Lagi Menjual DLC “Wajib”!

$
0
0

Assassin's Creed Syndicate jagatplay (176)

Jika kita membicarakan developer di luar sana yang punya strategi efektif untuk mendulang uang lebih banyak lewat skema DLC yang ada, maka setidaknya tiga nama developer akan menghiasinya. Pertama tentu saja EA, dengan skema Season Pass untuk game-game populer mereka yang kadang berakhir lebih mahal daripada game dasarnya itu sendiri. Kedua adalah Koei Tecmo untuk beberapa game niche, seperti Dead or Alive misalnya yang dihiasi beragam item kosmetik nan seksi yang terus dilemparkan secara berkala dengan harga yang tak terhitung murah. Dan yang ketiga? Tentu saja, Ubisoft. Untuk developer dan publisher asal Perancis tersebut, kebijakan tersebut sepertinya ini tak lagi mereka pegang kuat. Setidaknya dari wawancara terbaru dengan VP of Live Operations-nya – Anne Blondel-Jouin.

Ubisoft secara tegas menyebut bahwa kebijakan mereka kini jelas – bahwa mereka tak akan lagi menjual sebuah DLC yang harus dibeli gamer untuk mendapatkan pengalaman yang penuh dari sebuah game. Ia mengerti bahwa monetisasi adalah sesuatu yang esensial untuk bisnis ini, seperti yang terjadi dengan Rainbow Six Siege misalnya, namun mereka punya tugas berat untuk menentukan sebuah titik seimbang. Yang mereka inginkan saat ini adalah memastikan sebuah game tetap bisa “hidup” dalam jangka waktu 5 – 10 tahun setelah dirilis.

Ubisoft menegaskan bahwa mereka tak akan lagi menjual DLC yang terasa wajib untuk dibeli game demi pengalaman yang seharusnya.
Ubisoft menegaskan bahwa mereka tak akan lagi menjual DLC yang terasa wajib untuk dibeli game demi pengalaman yang seharusnya.

Mereka menyebut bahwa konsep DLC saat ini memang sedikit kompleks. Jika tak terasa menambahkan pengalaman apapun ke dalam game dasar, ia tak akan terasa berharga dan dilirik. Namun jika di sisi lain ia terasa seperti sebuah keharusan, maka ia juga bisa jadi bumerang. Ubisoft kini mengumpamakan DLC seperti layaknya sebuah taman hiburan. Pengunjung di taman hiburan yang sudah membayar tiket seharusnya punya pilihan untuk menaiki semua atraksi yang ada. Namun di dalamnya, tersedia beragam toko suvenir dan tempat makan yang jadi opsi. Terlepas apakah mereka membeli hal tersebut atau tidak, mereka sudah mendapatan pengalaman yang seharusnya dengan harga tiket yang dibayar di awal.

Dengan pendekatan seperti ini, tak ada lagi DLC yang terasa wajib untuk game-game Ubisoft. Bahwa DLC yang mereka rilis di masa depan akan terasa seperti perluasan dari pengalaman yang sudah ada sebelumnya, dan gamer sendiri punya kebebasan mutlak untuk membelinya atau tidak. Mereka menyebut strategi ini akan terasa adil untuk Ubisoft dan gamer, sebagai konsumen itu sendiri. Well done, Ubisoft..

Source: GamesIndustry


Viewing all articles
Browse latest Browse all 14784

Trending Articles