Tak ada game memorable yang sukses di pasaran dari sisi kualitas ataupun penjualan, dengan adopsi engine andalan yang juga sepertinya tak sebaik yang diharapkan, Crytek dikabarkan tengah berada di ujung tanduk. Sepak terjang developer yang satu ini memang luar biasa di masa lalu, dimana lewat Crysis pertama, ia sempat menciptakan sebuah standar visual game PC yang bahkan sulit ditangani oleh konfigurasi terkuat sekalipun di kala itu. Crytek selalu diingat sebagai developer dengan game berkualitas visual fantastis, yang sayangnya, sepertinya tak lagi efektif. Setelah sempat berkutat dengan masalah keuangan di masa lalu yang sempat membuat mereka kehilangan hak atas Homefront: The Revolution, Crytek kini disebut-sebut kembali berada di ujung tanduk.
Mengamini beberapa rumor yang sempat beredar sebelumnya, salah satu sumber inforamsi yang diklaim didapatkan dari salah satu pegawai di kantor pusat Crytek di Frankfurt mengkonfirmasikan hal tersebut. Crytek disebut sudah tak lagi memiliki uang sama sekali, dan gagal untuk membayar gaji pegawai mereka selama setidaknya dua bulan terakhir, dengan gaji lima bulan dicicil selama empat minggu terakhir ini. Sumber informasi ini menyebut bahwa tenaga kerja internal sendiri sudah mulai berpergian, apalagi mengingat trio boss Crytek – Yerli bersaudara tak banyak berkomunikasi terkait masalah ini.
Crytek juga kabarnya tengah berusaha mendapatkan dana segar dalam waktu dekat ini, namun tak ada kepastian apakah para pegawai bisa bertahan atau tidak. Beberapa talenta di sana kabarnya bahkan sudah berpindah ke beberapa developer lain, seperti Cloud Imperium Games dengan Star Citizen yang sudah menampung beberapa di antaranya. This is the end of Crytek?
Source: Eurogamer