Perubahan bukanlah sebuah proses yang bisa kita terima dengan mudah, apalagi jika kita sempat merasa terikat secara emosional dengannya. Percaya atau tidak, bagi gamer yang sempat tumbuh besar dan mengisi masa kecil mereka dengan satu franchise yang begitu membekas di hati, perasaan inilah yang sering ditemui ketika berhadapan dengan developer yang memutuskan untuk mengubah arah tumbuh franchise secara signifikan. Menjadi sesuatu yang bisa dipahami ketika melihat reaksi yang keluar ketika Capcom memperkenalkan Resident Evil 7 untuk pertama kalinya kepada dunia. Akar survival horror yang hendak ia bawa kembali didefinisikan lewat perubahan sudut pandang gameplay menjadi orang pertama. Pertanyaan dan rasa ragu pun mengemuka, “Apakah ia akan tetap terasa seperti sebuah seri Resident Evil?”.
Untungnya, perubahan ini bisa disambut sebagai sesuatu yang positif ketika versi finalnya akhirnya dilepas ke pasaran. Anda yang sempat membaca artikel preview kami sepertinya sudah punya sedikit gambaran soal apa itu Resident Evil 7 dan mengapa kami jatuh hati padanya. Perubahan sudut pandang menjadi orang pertama berhasil melakukan satu hal yang sudah lama kita dambakan – mengembalikan Resident Evil 7 ke akar yang membuatnya sempat dicintai di masa lalu. Sensasi Resident Evil juga hadir lewat kembalinya beberapa elemen survival horror yang seharusnya, seperti resource yang terbatas, atmosfer yang selalu menegangkan, hingga desain musuh yang menyeramkan dan mengancam di saat yang sama. Sebuah perubahan yang kembali membawa gelombang optimisme itu kembali.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Resident Evil 7 ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah awal baru yang menjanjikan? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot
Seperti yang sempat diumumkan oleh Capcom sebelumnya, terlepas dari betapa absurd-nya Anda melihat plot yang ditawarkan oleh Resident Evil 7 ini, ia dipastikan merupakan sekuel langsung dari Resident Evil 6, dan bukan sebuah seri reboot dan sejenisnya. Ini berarti, ia didesain dengan konten cerita yang bisa berakhir melanjutkan atau sekedar memperluas semesta dari apa yang ditawarkan Capcom dengan franchise survival horror yang sudah eksis selama puluhan tahun ini. Yang pasti, gamer yang sudah mengikuti ceritanya cukup lama akan menemukan beberapa elemen yang berusaha untuk terkait satu sama lain.
Selamat tinggal untuk semua karakter protagonis ikonik Resident Evil, dan ucapkan selamat datang pada Ethan Winters, seorang pria biasa yang tiba-tiba mendapatkan pesan misterius dari istrinya yang sudah tiga tahun menghilang – Mia. Tanpa rasa ragu, Ethan langsung menyusul Mia di sebuah rumah misterius yang terletak di daerah Lousiana, menemukan istrinya terkunci di sebuah ruang bawah tanah yang menyeramkan. Namun Mia bukan lagi istri yang selama ia kenal. Ethan diserang membabi-buta, hampir tewas, dan berakhir kehilangan tangan kirinya. Berada dalam kondisi tak sadarkan diri setelah diserang oleh sosok pria yang tak ia kenal dari belakang, Ethan baru saja terjun ke dalam mimpi terburuk yang tak pernah ia bayangkan.
Secara tiba-tiba, Ethan kini duduk bersama dengan satu keluarga besar berisikan ayah, ibu, anak laki-laki, anak perempuan, dan seorang nenek yang terduduk diam di kursi roda. Mereka menamakan diri mereka sebagai The Baker Family, keluarga disfungsional yang dengan cepat dimengerti oleh Ethan, tak terdiri dari manusia-manusia biasa. Tak segan melukai diri sendiri atau orang lain, Ethan masuk ke dalam pusaran misteri yang lebih besar daripada sekedar “mencari Mia”. Lewat instruksi yang ia dapatkan via telepon, ia kini harus mencari tahu apa yang terjadi dengan keluarga Baker, sekaligus mencari penyembuh untuk bagian dari sosok Mia yang tak lagi ia kenal.
Lantas, apa yang sebenarnya terjadi dengan The Baker Family? Mampukah Ethan menyembuhkan Mia dan mengembalikannya menjadi istri yang selama ia kenal? Apa pula hubungan Resident Evil 7 ini dengan seri-seri Resident Evil yang lain? Jawaban dari pertanyaan tersebut bisa Anda temukan dengan memainkan game yang satu ini.